5 Ide Kreatif Usaha Ramah Lingkungan Berbasis Desa

Redaksi Daerah - Kamis, 21 Agustus 2025 12:11 WIB
5 Rekomendasi Ide Bisnis Ramah Lingkungan dari Desa

JAKARTA – Tinggal di desa bukan berarti minim kesempatan. Sebaliknya, dengan dukungan lahan yang luas, kekayaan alam, serta ikatan komunitas yang solid, banyak peluang usaha bisa dikembangkan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Apalagi di tengah krisis iklim dan tren gaya hidup sehat, produk lokal yang alami serta eco-friendly semakin diminati pasar. Bukan hanya oleh masyarakat perkotaan, tapi juga oleh konsumen mancanegara lewat platform digital.

Berikut lima ide usaha hijau yang bisa dicoba pemula di desa, lengkap dengan langkah praktis untuk memulainya.

1. Budidaya Sayur Organik: Panen Sehat dari Tanah Sendiri

Konsumen kini makin sadar pentingnya makanan sehat dan bebas pestisida. Pasarnya terus tumbuh, mulai dari keluarga muda, restoran sehat, hingga hotel dan pasar ekspor.

Cara memulai:
1. Mulai dari pekarangan rumah, cukup sediakan lahan 1x2 meter atau gunakan pot daur ulang.

2. Gunakan pupuk kompos dari sisa dapur atau kotoran ternak yang difermentasi.

3. Tanam sayuran cepat panen seperti bayam, kangkung, selada, atau pakcoy.

4. Pasarkan lewat grup WhatsApp RT/RW, komunitas arisan, atau ke warung sayur.

5. Tingkatkan ke sistem hidroponik jika ingin hasil lebih banyak dan bersih.

6. Belajar dari kanal YouTube petani organik, dan manfaatkan program pelatihan dari dinas pertanian atau CSR perusahaan.

2. Peternakan Ayam Kampung Ramah Lingkungan

Ayam kampung yang diberi pakan alami punya cita rasa khas dan harga jual lebih tinggi. Model usaha ini bisa dijalankan dari skala rumahan dan tetap ramah lingkungan.

Cara memulai:
1. Bangun kandang sederhana dari bambu atau kayu bekas di belakang rumah.

2. Mulai dengan 10–20 ekor anakan ayam kampung atau hasil tetasan sendiri.

3. Gunakan pakan alami: bekatul, daun pepaya, sayur busuk, atau maggot.

4. Olah kotoran ayam menjadi pupuk padat atau cair untuk dijual kembali.

5. Jual daging, telur, atau DOC (anak ayam) ke pasar lokal atau lewat medsos.

6. Gabung ke komunitas peternak di desa atau Facebook Group agar bisa belajar dan berbagi pasar.

3. Produksi Sabun Herbal dari Bahan Dapur

Banyak orang mulai meninggalkan sabun berbahan kimia dan mencari produk ramah lingkungan, terutama yang aman untuk bayi atau kulit sensitif.

Cara memulai:
1. Siapkan bahan alami: minyak kelapa, daun sirih, serai, lidah buaya.

2. Gunakan alat sederhana seperti baskom, sendok kayu, dan cetakan.

3. Pelajari teknik pembuatan sabun dari tutorial daring atau pelatihan UMKM.

4. Kemas dalam bentuk yang menarik dan berikan label produk desa.

5. Pasarkan lewat marketplace, Instagram, atau langsung ke komunitas.

6. Gunakan aroma lokal khas (seperti jeruk, sereh, atau kopi) agar sabun punya daya tarik unik.

4. Budidaya Maggot: Uang dari Sampah Organik


Maggot atau larva lalat BSF bisa mengurai sampah organik dan berubah jadi pakan bernutrisi tinggi untuk ikan dan unggas. Permintaan pasar tinggi, terutama dari peternak dan pembudidaya ikan.

Cara memulai:
1. Siapkan ember atau wadah besar sebagai tempat pemeliharaan.

2. Kumpulkan sampah organik: nasi basi, sayur busuk, buah jatuh.

3. Tebar telur lalat BSF (bisa beli dari peternak BSF atau online).

4. Setelah 14–18 hari, panen maggot untuk dijual atau dijadikan pakan.

5. Sisa pakan bisa diolah menjadi pupuk organik.

6. Gabung komunitas BSF dan ikuti pelatihan daring. Banyak yang gratis dan terbuka untuk pemula.

5. Kerajinan dari Limbah Alam: Karya Unik Bernilai Jual Tinggi

Barang-barang dari limbah alami seperti batok kelapa, pelepah pisang, bambu, atau enceng gondok kini laris sebagai dekorasi, hadiah, atau suvenir wisata.

Cara memulai:
1. Mulai dari limbah yang mudah didapat di sekitar rumah.

2. Gunakan alat sederhana: pisau, gunting, lem, dan alat ukir.

3. Pelajari desain kekinian lewat Pinterest atau YouTube.

4. Buat produk kecil seperti tempat pensil, gantungan kunci, lampu hias.

5. Jual secara online atau ikut pameran produk lokal.

6. Kolaborasi dengan pemuda desa atau PKK untuk produksi massal dan distribusi lebih luas.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Debrinata Rizky pada 10 Aug 2025

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 21 Agt 2025

Editor: Redaksi Daerah

RELATED NEWS