97 Ribu Pelaku Usaha di Bengkulu Gunakan Layanan QRIS

Minggu, 21 Agustus 2022 21:43 WIB

Penulis:Herlina

WhatsApp Image 2022-08-21 at 7.53.59 PM.jpeg
Bank Indonesia dalam pekan QRIS memberikan sosialisasi kepada masyarakat bahwa QRIS merupakan kanal pembayaran non-tunai yang paling murah dan mudah digunakan. (foto : ist/lyfebengkulu.com)

BENGKULU, LyfeBengkulu.com- Layanan pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) milik Bank Indonesia telah digunakan 97.830 pelaku usaha di Provinsi Bengkulu. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 3 kali lipat daripada tahun sebelumnya.

Diakui salah satu pelaku UMKM, Setiawan mengatakan penggunaan QRIS cukup mempermudah pembayaran di era digital saat ini. Menurutnya selain biaya transaksi yang mudah, QRIS juga mempercepat pembayaranan.

"Saat ini kebanyakan orang sudah pakai dompet digital, jadi penggunaan QRIS tinggal discan dari dompet digital ataupun aplikasi mobile banking ke barcode yang kita berikan tanpa repot membawa uang asli," kata Setiawan, Minggu (21/08).  

Sementara itu Deputi Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu, Dhita Aditya Nugraha, menyebut jumlah pengguna QRIS di daerah rata-rata bertambah 6.000 pengguna setiap bulannya dan total pengguna QRIS sampai dengan bulan Juni 2022 tercatat sebanyak 64.144 pengguna.

Pihaknya terus mendorong perluasan QRIS untuk meningkatkan budaya digitalisasi masyarakat dalam aspek pembayaran. Salah satunya, dorongan peningkatan penggunaan QRIS dilakukan melalui pencanangan program 15 Juta Pengguna Baru QRIS di awal tahun 2022.

"Untuk mencapai target ini, salah satu strategi yang ditempuh adalah dengan menyelenggarakan Pekan QRIS Nasional 2022," kata Aditya.

Bank Indonesia dalam pekan QRIS memberikan sosialisasi kepada masyarakat bahwa QRIS merupakan kanal pembayaran non-tunai yang paling murah dan mudah digunakan. Penggunaan QRIS ini banyak didominasi usaha mikro sebesar 63 persen dari seluruh merchant QRIS di Bengkulu. 

Pihaknya berharap penggunaan program ini dapat mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui penciptaan ekosistem keuangan digital yang inklusif.

"Dengan implementasi kebijakan tarif, program peningkatan penggunaan QRIS, dan tersedianya berbagai pilihan alat pembayaran, diharapkan akan semakin mendorong masyarakat dalam bertransaksi secara non tunai," demikian Aditya. (mb)