Dibayangi Naiknya Suku Bunga AS, Rupiah Dibuka Melemah

Senin, 09 Mei 2022 10:00 WIB

Penulis:Herlina

Editor:Herlina

Rupiah-Perkasa-se-Asia-2.webp
Karyawan menghitung mata uang Rupiah di salah satu tempat penukaran uang atau Money Changer di kawasan Melawai, Jakarta, Senin, 9 November 2020. ( Foto: Ismail Pohan/TrenAsia)

JAKARTA,LyfeBengkulu.com- Kurs dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan via Bloomberg Senin, 9 Mei 2022 pukul 08:52 terhadap nilai tukar rupiah (kurs rupiah) di harga Rp14.480 per dolar AS, setara dengan naik 65 poin atau 0,45%.  Naiknya dolar AS tersebut, seiringan dengan analisa dari Analis Keuangan Ariston Tjendra yang mengungkapkan kurs rupiah berpotensi mengalami pelemahan yang disebabkan oleh pengetatan moneter AS.

"Seperti yang kita ketahui, Bank Sentral AS telah menaikan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin di pekan lalu dan mengambil ancang-ancang untuk menaikan suku bunga acuannya di rapat berikutnya di bulan Juni," ujar Ariston pada TrenAsia.com, Senin (09/05). 

Ia menambahkan, selain itu Bank Sentral AS juga diketahui akan meluncurkan program penjualan obligasi guna menyerap likuiditas dolar AS di pasar pada awal Juni mendatang. Adapun, kebijakan pengetatan moneter tersebut berpotensi memperkuat nilai tukar dolar AS dan menekan nilai tukar rupiah yang mana penguatan tersebut masih berpotensi berlanjut.

Selain itu, Indeks dollar AS sempat menyentuh kisaran tertinggi dalam 20 tahun di level 104.07 pada perdagangan Jumat pekan lalu, kemudian tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS juga terus naik mengindikasikan ekspektasi pasar masih tinggi terhadap kenaikan suku Bunga acuan AS. Yield tenor 10 tahun masih bertahan di atas kisaran 3,1%.

"Rupiah berpotensi melemah ke kisaran Rp14.550, dengan potensi support di kisaran Rp14.450 per dolar AS," tutup Ariston. (**)