Dorong UMKM di Bengkulu Perluas Akses dengan Skema Pembiayaan

Selasa, 18 Oktober 2022 00:04 WIB

Penulis:Herlina

Editor:Herlina

WhatsApp Image 2022-10-17 at 3.21.13 PM (1).jpeg
Pemerintah mendorong pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Bengkulu berkembang dan naik kelas dengan mengakses Pembiayaan Ultra Mikro (UMi), dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). (foto : ist/lyfebengkulu)

BENGKULU, LyfeBengkulu.com- Pemerintah mendorong pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Bengkulu berkembang dan naik kelas dengan mengakses Pembiayaan Ultra Mikro (UMi), dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Kepala Dirjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu Syarwan menerangkan, pemanfaatan UMKM terhadap pembiayaan yang diberikan pemerintah di Bengkulu masih sangat rendah yakni sebesar Rp46,79 miliar atau 9.652 debitur pada pemanfaatan UMi dan Rp2,97 triliun atau 62.045 debitur pada perluasan KUR.

"Masih diperlukan perluasan dan percepatan penyaluran UMi dan KUR agar manfaat kredit dapat dirasakan bagi pelaku UMKM di Provinsi Bengkulu," kata dia, Senin (16/10).

Syarwan menyebut kebutuhan pelaku UMKM terhadap pengembangan usahannya masih jauh mengacu pada pembiayaan pihak ketiga atau renternir.

Hal itu justru membuat UMKM justru tertekan pada bunga yang harus dikembalikan. Padahal, kata dia, penggunaan bunga yang rendah pada Umi dan KUR dapat memperluas UMKM mengembangkan bisnisnya.

"Jadi harus ada perluasan literasi keuangan bagi pelaku UMKM supaya ketika melakukan peminjaman tidak mengakses ke renternir. Sayang lho, bunganya UMi dan KUR itu sangat rendah dan disubsidi pemerintah," kata dia.

Mengacu pada data dari Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), pada 2020 terdapat sekitar 46,6 juta dari total 64 juta UMKM di Indonesia belum memiliki akses permodalan dari perbankan maupun lembaga keuangan bukan bank.

Hambatan pembiayaan yang dialami UMKM menjadi landasan bagi Pemerintah untuk memberikan dukungan fasilitas pembiayaan lainnya, antara lain melalui program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL), Pembiayaan UMi, dan KUR.

Skema pembiayaan ini dapat diakses UMKM sesuai kelasnya seiring dengan berkembangnya tingkat bisnis UMKM. Sejak 19 Januari 2022, skema KUR terdiri dari KUR Super Mikro, KUR Mikro, KUR Kecil, KUR Khusus, dan KUR PMI.

"Khusus untuk KUR Super Mikro dan KUR Mikro tidak diperlukan agunan tambahan," ujar Syarwan.

Perkembangan Kredit UMKM sendiri terus meningkat dan NPL terus terjaga stabil. Kredit UMKM terus meningkat hingga mencapai Rp1.275,03 triliun atau tumbuh 16,75% (yoy). NPL tetap terjaga pada kisaran 4%, di mana posisi terakhir pada April 2022 NPL tercatat mencapai 4,38%, lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu yang berada di 4,41%. 

Namun, kenaikan tersebut dinilai masih jauh dibandingkan beberapa negara lain seperti Singapura (41%), Thailand (41%), dan Tiongkok (60%). Jadi, target kontribusi ekspor UMKM diharapkan meningkat menjadi 17% di 2024.

“Presiden meminta agar ada 100.000 UMKM di Bengkulu berkembang mandiri dan go digital di 2024 mendatang. Ini sedang kita dorong melalui sistem klaster atau sentra, diharapkan tak hanya masuk platform digital, namun juga akan berhasil menjadi pemain global dan berorientasi ekspor,” ungkap Syarwan. (mb)