belanda
Rabu, 11 September 2024 13:24 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA – Tampaknya, mayoritas orang menyukai hidangan gorengan, apalagi bagi kalangan masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat Indonesia pasti menyukainya. Gorengan merupakan makanan yang sangat populer di Indonesia.
Pada umumnya, gorengan dikonsumsi sebagai camilan atau dijadikan lauk saat makan. Sebagai kuliner yang merakyat, gorengan mudah ditemukan di pedagang kaki lima yang di pinggir jalan.
Jika dihitung, jumlah gorengan di Indonesia sebenarnya sangat banyak, dari terong goreng hingga tempe goreng.
Sebagian besar kuliner di Indonesia memang dimasak dengan cara digoreng, sehingga hampir setiap hari kalian pasti akan menemukan gorengan. Inilah salah satu alasan mengapa banyak mitos mengenai gorengan beredar.
Berikut ini mitos dan fakta makan gorengan, antara lain:
Selain penyakit jantung dan kolesterol, gorengan juga sering dikaitkan dengan risiko kanker. Meskipun ini bisa jadi mitos, ada juga kebenarannya. Gorengan berpotensi menyebabkan kanker jika disajikan dengan cara yang tidak tepat.
Misalnya, jika gorengan yang masih panas dibungkus dengan plastik atau kertas koran, bahan-bahan tersebut mengandung zat berbahaya seperti karsinogen yang dapat terurai akibat panas dan berisiko memicu kanker. Sebaiknya, gorengan yang masih panas disimpan dalam wadah makanan atau piring untuk menghindari risiko tersebut.
Selain dianggap sebagai penyebab jerawat, gorengan juga sering diidentikkan dengan peningkatan berat badan, sehingga sangat dihindari saat menjalani diet atau mencoba menurunkan berat badan. Mitos ini ada benarnya karena kandungan minyak dalam gorengan, terutama jika minyak tersebut telah digunakan berulang kali.
Seringkali, orang makan gorengan saat ngobrol bersama teman atau saat lapar, tanpa sadar mengonsumsi lebih banyak dari batas yang disarankan. Namun, jika dimakan dalam jumlah yang wajar, gorengan tidak akan langsung menyebabkan peningkatan berat badan.
Ada pula mitos yang mengaitkan gorengan dengan penyakit jantung dan kolesterol. Hal ini biasanya terjadi karena banyak pedagang gorengan yang tidak mengganti minyak setelah digunakan. Padahal, minyak goreng sebenarnya masih aman digunakan untuk dua hingga tiga kali pemakaian.
Namun, jika minyak digunakan lebih dari itu, kandungan lemak jahat dalam minyak tersebut bisa meningkat dan berpotensi menyebabkan berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung dan kolesterol.
Dari berbagai mitos yang beredar tentang gorengan, salah satu yang paling sering dibicarakan adalah kaitannya dengan batuk. Ketika seseorang mengalami batuk, sering kali orang di sekitarnya akan mengatakan, “Mungkin karena kebanyakan makan gorengan.”
Sebenarnya, pengaruh gorengan terhadap batuk tergantung pada jenis minyak yang digunakan. Minyak yang telah digunakan berulang kali dapat menyebabkan batuk karena perubahan struktur dan kandungan lemaknya.
Menurut ahli, lemak trans dapat terbentuk karena perubahan struktur minyak, yang kemudian dapat menyebabkan peningkatan kolesterol. Jadi, jika kalian membeli gorengan dari pedagang kaki lima, pastikan minyak yang digunakan terlihat bersih dan tidak keruh. Atau, untuk pilihan yang lebih sehat, Anda bisa membuat gorengan sendiri di rumah yang tetap lezat.
Mitos mengenai gorengan ini sering dibahas oleh para wanita. Mereka meyakini bahwa konsumsi gorengan dapat menyebabkan timbulnya jerawat karena kandungan minyak di dalamnya.
Padahal, jerawat umumnya disebabkan oleh fluktuasi hormon, kebiasaan kurang rajin mencuci muka, dan efek samping penggunaan make up. Jadi, jika kalian mengalami jerawat, jangan langsung menyalahkan gorengan yang telah kamu makan.
Itu dia mitos dan fakta tentang gorengan. Boleh saja kalian mengkonsumsinya, namun dalam jumlah yang wajar dan tidak setiap hari mengkonsumsi.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 08 Sep 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 11 Sep 2024
Bagikan