tanaman
Selasa, 30 Juli 2024 19:43 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Baru-baru ini muncul kabar adanya penyakit yang diakibatkan oleh virus Oropouche yang menyebabkan kematian pertama yang diketahui di Brasil. Seperti yang dilansir dari Times of India, virus Oropouche menewaskan dua wanita muda dari Bahia.
Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk diketahui sedang meningkat di seluruh dunia, mulai dari demam berdarah hingga ke virus West Nile. Diketahui virus Oropouche disebarkan oleh gigitan lalat kecil tapi bisa juga melalui nyamuk.
Patogen ini juga menyebar melalui nyamuk seperti nyamuk Culex quinquefasciatus, Coquillettidia venezuelensis, dan nyamuk Aedes serratus. Namun, patogen ini diketahui tidak disebarkan dari orang ke orang.
Virus Oropouche diduga dibawa dari daerah berhutan ke lingkungan perkotaan oleh orang yang terinfeksi. Seperti yang dilansir dari Times of India, asal virus Oropouche yaitu Trinidad dan Tobago, lokasi patogen tersebut pertama kali terdeteksi pada tahun 1955, dengan epidemi awal terjadi di Belem, Brasil, pada tahun 1961. Sejak saat itu, virus ini dikaitkan dengan adanya wabah yang signifikan dan kasus sporadis di daerah tropis termasuk di Brasil, Peru, Panama, Haiti, Kolombia, dan Guyana Prancis.
Dalam beberapa tahun terakhir, dilaporkan bahwa kasus-kasus yang disebabkan oleh virus ini jadi meningkat. Tahun ini bahkan ada lebih dari 7.700 kasus virus Oropouche yang telah terdeteksi di lima negara yaitu Brasil, Bolivia, Peru, Kuba, dan Kolombia.
Bahkan, Brasil telah mengalami peningkatan kejadian kasus secara besar-besaran dengan adanya 7.236 kasus pada tahun 2024, menurut laporan Pan American Health Organization (PAHO). Virus ini juga diketahui telah menyebar ke beberapa bagian Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Karibia.
Penyakit ini biasanya mulai muncul empat hingga delapan hari setelah digigit oleh lalat kecil atau nyamuk. Gejala yang timbul seperti demam, kedinginan, sakit kepala, nyeri otot (mialgia), nyeri sendi (arthralgia), nyeri pada retro-orbital, sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia), dan muncul ruam.
Gejala tersebut umumnya berlangsung sekitar empat sampai lima hari, meski ada kasus gejala berulang hingga sepuluh hari setelah pemulihan awal.
Sedangkan menurut WHO, gejala dari penyakit ini mirip dengan demam berdarah dan mulai muncul antara empat hingga delapan hari (kisaran antara tiga sampai dua belas hari) setelah gigitan infektif. Onsetnya muncul tiba-tiba, biasanya dengan demam, sakit kepala, kekakuan sendi, nyeri, kedinginan, dan kadang-kadang mual dan muntah secara persisten hingga lima sampai tujuh hari.
Sebagian besar kasus pulih dalam tujuh hari, namun pada beberapa pasien pemulihan bisa memakan waktu berminggu-minggu. Tidak ada pengobatan antivirus atau vaksin khusus untuk penyakit virus Oropouche.
Menurut CDC, perawatan suportif direkomendasikan, dan pengobatan untuk gejala dapat mencakup istirahat, cairan, dan penggunaan analgesik dan antipiretik. Pasien yang mengalami gejala yang lebih parah harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan observasi ketat dan perawatan suportif.
Seperti yang dilansir dari Times of India, disarankan masyarakat menggunakan obat nyamuk atau mengenakan pakaian lengan penuh untuk menutupi kaki dan lengan yang dapat membantu mencegah atau meminimalisir gigitan yang dapat membantu mengurangi risiko infeksi.
Langkah-langkah pencegahan termasuk menggunakan obat penolak serangga, mengenakan pakaian pelindung, dan meminimalisir aktivitas ke daerah yang ada midge (lalat kecil) atau nyamuk untuk mengurangi risiko infeksi.
Itu tadi penjelasan mengenai penyakit akibat virus oropouche dan cara mencegahnya.
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh pada 30 Jul 2024
Bagikan
DBD
8 bulan yang lalu