Hasil Riset Tunjukan Pasca-Pandemi, Permintaan Layanan Pesan Antar Makanan Tetap Tinggi

Rabu, 15 Juni 2022 15:45 WIB

Penulis:Herlina

Editor:Herlina

Screenshot 2022-06-15 154412.jpg
Survei Persepsi & Perilaku Konsumsi Online Food Delivery (OFD) di Indonesia. (foto : ist/lyfebengkulu.com)

JAKARTA,LyfeBengkulu.com- Tenggara Strategics, badan riset bagian dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Universitas Prasetiya Mulya, memproyeksikan layanan pesan antar makanan online atau online food delivery (OFD) tetap menjadi pilihan masyarakat Indonesia pasca pandemi COVID-19, sehingga industri OFD di tanah air akan terus bertumbuh.  

Ini diketahui berdasarkan riset “Survei Persepsi & Perilaku Konsumsi Online Food Delivery (OFD) di Indonesia” yang dilakukan oleh Tenggara Strategics guna mendalami perilaku konsumen Indonesia dalam menggunakan layanan OFD.

Berdasarkan riset tersebut, Tenggara Strategics juga melaporkan bahwa di tengah pandemi COVID-19 GoFood adalah pemimpin layanan pesan antar makanan di Indonesia dengan nilai transaksi terbesar. Pada 2021, Tenggara mengestimasi nilai transaksi pesan-antar makanan (GMV) yang terjadi di sektor OFD sebesar Rp 78.4 triliun dan nilai transaksi di platform GoFood - bagian dari ekosistem GoTo, menurut hitungan Tenggara mencapai Rp 30,65 triliun atau lebih tinggi dari penyedia layanan OFD lainnya seperti GrabFood dan Shopee Food.

Riyadi Suparno - Direktur Eksekutif Tenggara Strategics memaparkan layanan pesan-antar makanan secara online atau online food delivery merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi digital dan penggerak perekonomian di tengah masyarakat. Di tengah pandemi, layanan OFD terbukti menjadi penyelamat masyarakat yang harus beraktivitas dari rumah dan penyelamat UMKM untuk bisa tetap berbisnis.  

“Kami kemudian melakukan riset untuk mengetahui, apakah pasca pandemi layanan OFD akan tetap diminati mengingat ada perubahan perilaku di mana masyarakat sudah mulai kembali bekerja di kantor, beraktivitas di luar rumah serta adanya relaksasi regulasi dalam bepergian. Jawaban yang kami dapat dari riset ini adalah masyarakat tetap meminati layanan OFD karena kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan,” katanya. 

Melanjutkan uraian dari Riyadi, Stella Kusumawardhani, M.IDEc - Economic Research Lead, Tenggara Strategics memaparkan sejumlah temuan lainnya  dari riset terkait online food delivery  ini, di antaranya Layanan online food delivery (OFD) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keseharian masyarakat. Mayoritas konsumen menggunakan OFD untuk mendukung produktivitas, menjelajahi tren kuliner terbaru dan bersosialisasi. Lebih dari setengah konsumen menggunakan OFD minimal sekali setiap minggu.

“Selain itu, layanan online food delivery digunakan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat berpenghasilan tetap. Di mana, mayoritas pengguna adalah Generasi Z sebanyak 43% dan millenial 39%,” imbuhnya. 

GoFood Jadi Preferensi Utama Konsumen

Sementara terkait industri OFD, Tenggara Strategics juga menemukan beberapa temuan utama terkait para pemain industri ini, seperti  GoFood menjadi preferensi utama konsumen  dengan nilai transaksi tertinggi, mencapai Rp 30,65 triliun. Menurut riset, GoFood lebih banyak dimiliki dan digunakan oleh konsumen Indonesia meski para konsumen memiliki aplikasi OFD lainnya.  

Tidak hanya itu, GoFood merupakan platform yang menjadi top of mind (50%) dan paling banyak di download (76%) oleh konsumen, serta menawarkan kenyamanan dan menu paling beragam. 

Menyusul ShopeeFood berada di posisi kedua dengan nilai transaksi mencapai Rp 26,49 trilliun. Sebanyak 28% responden menjadikan ShopeeFood sebagai top of mind platform OFD dan dianggap konsumen sebagai platform yang paling banyak menawarkan promo. GrabFood berada di posisi ketiga mencapai Rp 20,93 triliun. Sebanyak 22% responden menjadikan GrabFood sebagai top of mind platform OFD.

“Kami memperkirakan industri OFD juga akan terus bertumbuh. Hasil survei kami menemukan mayoritas konsumen (99%) berniat terus menggunakan dan meningkatkan penggunaan (96%) layanan OFD di masa-masa mendatang," kata Stella. 

Menanggapi hasil penelitian ini, Dr. Handyanto Widjojo - Research Fellow, Tenggara Strategics mengatakan sekalipun penelitian dilakukan di masa pandemi. 

“Saya kira beberapa hal yang tadi disebutkan, seperti kenyamanan dan kemudahan, akan tetap menjadi pertimbangan konsumen di periode berikutnya karena kebiasaan tersebut sudah terbentuk, apalagi untuk hal yang ada hubungannya dengan makanan,” katanya.  

Riset mengenai layanan OFD ini menggunakan metode wawancara tatap muka oleh pewawancara terlatih, dengan jumlah responden mencapai 1200 yang tersebar di enam kota yang dilakukan pada 10 hingga 14 Januari 2022. Riset juga memiliki tingkat kepercayaan 95%, dengan batas kesalahan atau MoE +/- 2.8%. (bth/rls)