wisata
Sabtu, 11 Juni 2022 07:29 WIB
Penulis:Herlina
Editor:Herlina
JOGJA,LyfeBengkulu.com- Kepala Konsevarsi Borobudur Wiwit Kasiyati mengusulkan kalangan pelajar tetap mendapatkan kesempatan untuk naik ke puncak candi. Pihaknya mengusulkan hari Senin menjadi waktu khusus bagi pelajar mempelajari Candi Borobudur. Hal ini disampaikan Wiwit saat menjadi pembicara dalam webinar 'Membicarakan (lagi) Borobudur; antara Konservasi dan Pariwisata' yang digelar Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM, Jumat siang (10/06).
"Upaya penutupan total Candi Borobudur terkait dengan ancaman kerusakan sangatlah tidak mungkin. Namun kebijakan pembatasan jumlah pengunjung menjadi solusi," jelasnya.
Dengan kenaikan tiket naik ke candi, Wiwit menyatakan nantinya kriteria pengunjung akan diterapkan sesuai kuota yang ditetapkan per hari. Selain pada pemimpin negara, keagamaan, pariwisata, pengunjung berkriteria pelajar juga diperkenankan naik.
"Meski masih usulan, kami menempatkan kuota pelajar dan ruang sekolah bisa berkunjung setiap hari Senin sebagai kegiatan edukasi. Selama pandemi, Senin kami tetapkan sebagai hari merawat candi," katanya.
Menurutnya, pembatasan jumlah pengunjung harus segera dilaksanakan, karena perilaku pengunjung menjadi faktor terbesar pada tingkat keausan batuan Candi Borobudur.
"Pasca dibuka bagi umum pada 1983, aspek keretakan batu, keausan pada relief maupun batuan tangga yang disebabkan penggaraman, cuaca dan perilaku manusia juga naik. Termasuk juga deformasi vertikalnya juga meningkat," kata Wiwit.
Wiwit menyebut kehadiran pengunjung selama bertahun-tahun, dan yang pernah mencapai puncaknya hingga 55 ribu orang per hari menyebabkan kerusakan pada lantai.
"Berdasarkan penelitian teman-teman, nilai keausan itu kalau totalnya 0,175 centi per tahun. Akumulasi dari 1984 sampai sekarang 3,95 cm atau hampir mencapai mencapai 4 cm," ucapnya.
Dirut Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan Edy Setijono menyebut usulan kenaikan tiket dan pembatasan pengunjung sudah dibicarakan intens sejak dua tahun terakhir.
"Usulan kenaikan tiket naik dan pembatasan pengunjung ini sudah lama dibicarakan dalam berbagai rapat koordinasi dua tahun terakhir. Usulannya, bertujuan konservasi, tiket naik Candi Borobudur Rp 750 ribu bagi wisatawan lokal, wisatawan mancanegara 100 Dollar dan pelajar Rp 5 ribu," paparnya.
Sedangkan untuk kuota pengunjung akan dibatasi sebanyak 1.200 orang per hari dengan pembagian empat kriteria. Pertama adalah tamu Negara. Kedua, pemimpin upacara keagamaan.
Ketiga, semua warga negara Indonesia yang mendapatkan izin dari otoritas dan sesuai kriteria yang ditetapkan. Para akademisi atau peneliti masih diperkenankan untuk mengakses asalkan dengan persyaratan.
"Ketiga kriteria ini kita terapkan untuk mencegah orang-orang yang tidak relevan dengan pelestarian dan konservasi candi hadir. Yang masuk tiga kategori ini harus di treatment khusus," lanjutnya.
Kriteria keempat atau terakhir adalah kelompok masyarakat umum yang harus dikenakan tarif, angkanya harus tinggi. Angka yang ditentukan adalah angka keberpihakan pada pelestarian dan kepentingan mendalam pada Candi Borobudur.
Edy juga memastikan, pengunjung masih tetap dibebaskan berkunjung ke taman Candi Borobudur untuk bisa menikmati keajaiban dunia tersebut. (ed/rp)
Bagikan
wisata
6 bulan yang lalu