Papua
Selasa, 23 Desember 2025 09:43 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah

JAKARTA –Di kawasan paling timur Indonesia terdapat sebuah wilayah yang oleh para ilmuwan kerap diakui sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati terpenting di dunia. Papua bukan hanya sekadar bentangan hutan tropis yang luas, melainkan habitat bagi ribuan spesies flora dan fauna endemik yang tidak dapat dijumpai di wilayah lain di bumi.
Kekayaan alam tersebut menjadikan Papua berperan sebagai ruang evolusi alami yang masih hidup, sekaligus menjadi garis pertahanan terakhir bagi keberlangsungan keanekaragaman hayati dunia.
BACA JUGA:
Berbagai penelitian ilmiah menunjukkan bahwa Papua menyimpan tingkat keanekaragaman dan endemisme yang luar biasa tinggi. Studi komprehensif yang diterbitkan jurnal ilmiah Nature pada 2020 mencatat sedikitnya 13.634 spesies tumbuhan telah teridentifikasi di Pulau Papua, berasal dari 1.742 genus dan 264 famili.
Yang mengejutkan, sekitar 68 persen atau 9.301 spesies di antaranya bersifat endemik, artinya hanya tumbuh dan hidup di wilayah ini.
Keunikan flora Papua tidak hanya terletak pada jumlahnya, tetapi juga pada tingkat keterikatan spesies dengan ekosistem lokal. Banyak tumbuhan Papua berevolusi secara terisolasi selama jutaan tahun, membentuk karakter yang tidak dijumpai di wilayah tropis lain.
Selain data Nature, sejumlah sumber lain bahkan memperkirakan jumlah tumbuhan di Papua mencapai lebih dari 20.000 spesies, dengan tingkat endemisme sekitar 55 persen. Perbedaan angka ini mencerminkan luasnya wilayah Papua yang masih belum sepenuhnya terpetakan secara biologis.
Kondisi serupa juga terlihat pada kelompok fauna. Papua dikenal luas sebagai surga burung dunia. Data menunjukkan jumlah spesies burung di Papua berada pada kisaran 600 hingga 843 spesies, tergantung cakupan wilayah dan sumber pendataan.
Burung Cenderawasih, dengan bulu indah dan ritual kawinnya yang khas, menjadi ikon endemisme Papua sekaligus simbol kekayaan hayati Nusantara.
Baca juga : Tips Membaca Grafik Saham Buat Investor Pemula
Keanekaragaman mamalia Papua juga tak kalah mencengangkan. Tercatat antara 125 hingga 249 spesies mamalia hidup di wilayah Papua, mulai dari kanguru pohon, kuskus, hingga berbagai jenis kelelawar endemik.
Pulau Papua secara keseluruhan, termasuk wilayah Papua Nugini, diperkirakan memiliki jumlah mamalia mencapai sekitar 225 spesies, dengan sebagian besar merupakan spesies asli kawasan tersebut.
Kelompok reptil dan amfibi turut memperkaya lanskap hayati Papua. Lebih dari 223 spesies telah diidentifikasi, termasuk spesies unik seperti labi-labi moncong babi dan berbagai katak endemik yang hanya ditemukan di habitat tertentu.
Di dunia serangga, Papua bahkan diperkirakan menjadi rumah bagi sekitar 150.000 spesies, termasuk hampir 1.000 spesies kupu-kupu dengan warna dan pola yang menakjubkan.
Tak hanya daratan, kekayaan hayati Papua juga terbentang di bawah permukaan laut. Perairan Raja Ampat dikenal sebagai pusat keanekaragaman ikan karang tertinggi di dunia, dengan sekitar 1.200 spesies ikan tercatat. Wilayah ini sering dijadikan tolok ukur kesehatan ekosistem laut global dan menjadi magnet bagi peneliti serta penyelam dari berbagai negara.
Baca juga : Harga Sembako di Jakarta Hari Ini: Ayam Broiler/Ras Naik, Gula Pasir Turun
Para ilmuwan meyakini angka-angka tersebut belum sepenuhnya mencerminkan kekayaan hayati Papua yang sesungguhnya. Banyak wilayah pedalaman Papua yang masih sulit dijangkau dan belum tersentuh penelitian intensif.
Setiap ekspedisi ilmiah ke kawasan terpencil Papua hampir selalu menghasilkan penemuan spesies baru, baik flora maupun fauna.
Tingginya tingkat endemisme menjadikan Papua sebagai wilayah yang sangat rentan. Hilangnya satu spesies endemik berarti kehilangan permanen bagi dunia, karena tidak ada populasi cadangan di tempat lain.
Di balik statusnya sebagai surga keanekaragaman hayati, Papua menghadapi tekanan yang semakin nyata. Deforestasi, alih fungsi lahan, perburuan ilegal, serta dampak perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi kelestarian ekosistem. Pembukaan hutan tidak hanya menghilangkan habitat, tetapi juga memutus rantai evolusi yang telah berlangsung selama jutaan tahun.
Papua bukan hanya milik Indonesia, melainkan bagian dari warisan alam dunia. Kekayaan hayatinya berperan penting dalam menjaga stabilitas ekosistem global, mulai dari penyerapan karbon hingga keseimbangan rantai kehidupan.
Di tengah krisis iklim dan kepunahan spesies yang kian mengkhawatirkan, masa depan Papua akan menjadi cermin komitmen manusia dalam menjaga alam. Pertanyaannya kini bukan lagi seberapa kaya Papua, melainkan seberapa serius upaya untuk memastikan kekayaan itu tetap hidup bagi generasi mendatang.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Muhammad Imam Hatami pada 21 Dec 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 23 Des 2025
Bagikan
Korea Selatan
15 hari yang lalu