Pengembangan Desa Wisata di Bengkulu Perlu Intervensi Kementerian

Kamis, 13 Januari 2022 17:46 WIB

Penulis:Herri

Editor:Herri

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia Hj. Riri Damayanti John Latief menilai Bengkulu memiliki potensi pengembangan desa wisata.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia Hj. Riri Damayanti John Latief menilai Bengkulu memiliki potensi pengembangan desa wisata. (Foto: Dokumentasi/lyfebengkulu.com)

BENGKULU, lyfebengkulu.com - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia Hj. Riri Damayanti John Latief menilai Bengkulu memiliki potensi pengembangan desa wisata. Namun menurutnya, pengembangan desa wisata di Bengkulu memerlukan intervensi dari kementerian terkait, dengan pertimbangan banyaknya manfaat positif dari pengembangan desa wisata selain dari sisi ekonomi. 

“Desa wisata dapat mengangkat kesejahteraan masyarakat di desa. Perpindahan orang desa ke kota juga bisa ditekan dengan desa wisata. Dukungan yang terpenting adalah menyangkut pembangunan infrastruktur desa wisata," ujar Riri.

Alumni Psikologi Universitas Indonesia ini menuturkan, berbagai aspirasi masyarakat Bengkulu telah dia sampaikan dalam Sidang Paripurna ke-7 di Gedung Nusantara V, Senayan, Jakarta, Selasa (11/2) lalu. Diantaranya terkait penanganan banjir yang belum tuntas dan harapan masyarakat akan adanya solusi permanen seperti pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan pembangunan waduk yang secara ilmiah dinilai dapat memberikan banyak manfaat.

“Waduk bisa dijadikan pembangkit listrik, memenuhi kebutuhan air, tempat budidaya ikan, mengairi sawah, tempat hiburan, pendidikan, bahkan sebagai tempat rekreasi. Sekalipun memang tetap harus dengan pengawasan juga karena tidak sedikit berita tentang adanya yang tenggelam di waduk karena kurangnya pengawasan," kata Riri.

Lebih lanjut Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Komite Pemuda Nasional Indonesia (DPP KNPI) ini juga menyampaikan rasa keberatan sejumlah masyarakat akan kenaikan tarif listrik, wacana pemerintah untuk menghapus pertalite, pola distribusi bahan bakar minyak (BBM) dan gas yang bermasalah.

“Persoalan distribusi energi ini dan tarifnya yang mahal di tengah-tengah masyarakat cukup meresahkan mengingat perannya yang sangat vital dalam kehidupan. Kalau semua produk energi ini naik, perlahan-lahan bisa memperpanjang barisan penduduk miskin dan pengangguran,” jelas Riri.

Dewan Penasihat DPD Generasi Anti Narkotika Nasional (GANN) Provinsi Bengkulu ini juga menyampaikan aspirasi terkait profesionalisme birokrat, pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur melalui Proyek Strategis Nasional (PSN), penambahan tenaga guru, revolusi mental, penanggulangan narkoba, hingga pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Bengkulu.

“Pemerintah diminta dapat mendorong agar penanganan narkoba dilakukan secara masif di daerah-daerah dengan mendorong diterbitkannya Peraturan Daerah untuk mencegah dan memberantas penyalahgunaan, serta peredaran gelap narkotika di daerah masing-masing,” demikian Riri. (*/pzs)