Kamis, 28 Oktober 2021 18:38 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Herri
SOLO, lyfebengkulu.com - Pemerintah Kota Solo melalui Dinas Kebudayaan UPT Museum Radyapustaka, menyelenggarakan event Pentas Seni Wayang Kulit Gedhog dalam rangka Hari Jadi Museum Radyapustaka yang ke-131.
Pertunjukan wayang kulit Gedhog bersama dalang Ki Suluh Juni Arsah, S.Sn., M.A, dengan lakon 'Sayembara Pandansurat', digelar pada pukul 19.00 WIB, Kamis 28 Oktober 2021, di Halaman Museum Radya Pustaka, Jln Slamet Riyadi Solo.
"Acara ini merupakan event tahunan hari jadi Museum Radyapustaka, melalui UPT Museum Radyapustaka Dinas Kebudayaan bekerjasama dengan dalang Kota Surakarta. Tahun ini menyajikan Pementasan Seni Wayang Kulit Gedhog dengan Lakon Sayembara Pandansurat," kata Kepala UPT Museum Radyapustaka, Lutfhi Khamid SS.
Wayang kulit Gedhog merupakan pertunjukan wayang kulit yang sudah langka. Sebelumnya sudah menjadi hiburan masyarakat sejak dahulu dan sering dipentaskan di berbagai acara.
Wayang Gedhog atau Wayang Panji adalah wayang yang memakai cerita dari serat Panji. Wayang ini mungkin telah ada sejak zaman Majapahit. Bentuk wayangnya hampir sama dengan wayang purwa. Yang khas, tokoh-tokoh kesatria selalu memakai tekes dan rapekan. Untuk tokoh rajanya memakai garuda mungkur dan gelung keling.
Event ini akan dipentaskan secara live dan virtual sehingga dapat menjangkau para pecinta seni wayang baik lokal, nasional maupun internasional.
Keanekaragaman seni budaya yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surakarta merupakan kekayaan yang menjadi unsur pendukung Kota Surakarta sebagai Kota Budaya, bahkan telah menjadi komoditas yang memberikan manfaat ekonomi dan pengembangan kreatifitas bagi berbagai unsur masyarakat kota.
Ditambahkan Ketua Panitia, Bristian Agus Ariyanto SS, rangkaian peringatan HUT ke-131 Museum Radyapustaka, juga dilaksanakan ziarah ke Makam Pendiri Museum Radyapustaka yang ada di Imogiri Yogyakarta.
"Pertunjukan budaya pegelaran wayang kulit Gedhog yang sudah langka ini kita angkat kembali untuk lebih dikenalkannya pertunjukan traditional kepada generasi muda dan masyarakat umum," Imbuh Bristian.
Merujuk pada ragam potensi seni budaya di Kota Surakarta, UPT Museum Dinas Kebudayaan memandang perlu dan pentingnya penyelenggaraan kegiatan yang berpihak pada ragam kearifan lokal dan dapat menjadi wadah apresiasi bagi tidak hanya pelaku maupun penikmat seni budaya melainkan pada segenap lapisan warga masyarakat kota. (lyf/rls)
Bagikan