Pertamina Hadirkan Green Energy Bertenaga Surya dan Angin

Sabtu, 09 Juli 2022 18:20 WIB

Penulis:Herlina

Editor:Herlina

IzaMNCQFyvWr5mlalyW7U9bAYFtlJX01a7xLr7Wj.jpeg
Desa Energi Berdikari Cilacap merupakan bagian dari Program Pengembangan EBT (Energi Baru Terbarukan) dalam kerangka ESG (Environmental, Social & Governance). Program berbasis CID (Community Involvement Development) yang dijalankan Pertamina RU IV Cilacap ini merupakan komitmen Pertamina mengakselerasi transisi energi hijau (green energy) di Indonesia. (foto : ist/lyfebengkulu.com)

CILACAP,LyfeBengkulu.com-  Pertamina menunjukan komitmennya dalam mencegah perubahan iklim dan pemanasan global. Salah satunya dengan melakukan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dalam program Desa Berdikari di Cilacap. Yakni  merupakan upaya Pertamina mengurangi jejak emisi dalam kerangka ESG (Environmental, Social & Governance).

Pengembangan Desa Energi Berdikari Cilacap memanfaatkan sumber energi surya dan angin yang tersedia sepanjang tahun di desa Ujung Alang, Cilacap. Dengan teknologi hybrid energy pole (HEOP), kedua sumber energi ini diolah menjadi listrik yang bisa menerangi rumah penduduk, sekolah dan berbagai aktivitas ekonomi warga.  

“Tujuannya meningkatkan akses masyarakat di desa terpencil dan terisolasi terhadap energi yang ramah lingkungan, terjangkau dan berkelanjutan. Program ini juga sekaligus untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sehingga lebih sejahtera,” kata Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina Heppy Wulansari. 

Untuk diketahui, Desa Ujung Alang, Cilacap merupakan desa terisolasi, di mana 80 persen penduduknya  bekerja sebagai nelayan musiman dan buruh tambak. Terbatasnya akses listrik, transportasi dan komunikasi membuat desa ini tertinggal dibanding desa lainnya. Desa ini  gelap gulita kala malam hari, karena tidak tersedia listrik.

Teknologi Hybrid Energy Pole (HEOP) yang dikembangkan Pertamina RU IV Cilacap telah mengubah desa yang gelap gulita menjadi terang benderang. Warga desa bisa menikmati listrik bersih tanpa emisi.

Energi listrik bersumber dari 15 kincir angin dan 24 solar panel, penghasil energi yang ditampung di dalam storage penyimpanan daya. Dari keseluruhan kincir dan solar panel dapat menghasilkan daya sebesar 16.200 WP (Watt Peak) yang disimpan di storage masing-masing dan dialirkan menggunakan kabel kepada 78 Rumah tangga, 1 sekolah, 1 masjid dan 2 rumah produksi.  Tak hanya menghasilkan energi, teknologi ini mengurangi hingga 126,4 ton CO eq/tahun. 

“Pemanfaatan EBT merupakan komitmen Pertamina pada dunia untuk mengurangi emisi GRK sebesar 30% pada tahun 2030. Pertamina menargetkan menargetkan peningkatan total kapasitas EBT menjadi 10,2 Gigawatt pada tahun 2026,” ujar Heppy.

Saat ini kata Heppy, Pertamina memiliki Program Desa Energi Berdikari tahun 2021 sebanyak 19 program meliputi energi surya 10 program, energi microhydro 2 program, energi biodiesel 2 program dan energi biogas sebanyak 5 program. 

Pada tahun 2022, Pertamina melanjutkan program Desa Energi Berdikari sebanyak 40 program, terdiri energi surya 28 program, energi microhydro 2 program, energi biogas 6 program dan energi dari pengolahan sampah 4 program.

“Pertamina akan terus meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan sebagai bagian dari transisi energi menuju energi bersih sejalan dengan tren global,” tandas Heppy. (**)