Jumat, 29 April 2022 10:39 WIB
Penulis:Herlina
Editor:Herlina
LyfeBengkulu.com- Hari raya Idul Fitri atau Lebaran tidak hanya identik dengan bermaaf-maafan atau menyantap ketupat dan opor ayam. Tetapi juga dengan bagi-bagi salam tempel. Salam temple yang dimaksud ialah pemberian tunjangan hari raya berupa sejumlah uang bagi orang-orang terdekat.
Tapi taukah kamu makna dari salam tempel? Simak penjelasannya pada uraian berikut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, salam tempel merupakan ragam bahasa cakapan yang memiliki kata dasar salam. Dalam konteks ini salam tempel berarti salam yang disertai uang atau amplop berisi sejumlah uang yang diselipkan pada tangan saat saling berjabatan.
Misalnya seperti saat tradisi lebaran orang tua akan menyelipkan uang pada anak-anak yang sedang sungkem atau meminta maaf kepadanya.
Dikutip dari Cash Matters, Rabu (27/04), tradisi salam tempel atau bagi-bagi uang dipopulerkan oleh Khalifah Dinasti Fatimiyah di Afrika Utara pada abad pertengahan.
Saat itu, muncul tradisi membagikan uang, pakaian, atau permen kepada anak-anak muda dan masyarakat umum saat hari pertama perayaan Idul Fitri. Kemudian, baru pada akhir era Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman) atau sekitar lima abad kemudian, kegiatan bagi-bagi pada hari Lebaran itu mengalami perubahan hanya dalam bentuk uang tunai dan dibagikan untuk lingkup keluarga saja.
Lebih lanjut, Dosen Ilmu Sosiologi dan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang (Unnes) Didi Purnomo menambahkan bahwa tradisi salam tempel merupakan hasil akulturasi budaya yang disebabkan oleh pengaruh budaya Arab dan Tionghoa.
Selain sebagai tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat, nyatanya pemberian salam tempel memiliki beberapa makna penting yang dapat dipelajari oleh anak-anak. Makna yang pertama ialah, pemberian salam tempel untuk anak-anak dimaksudkan agar mereka belajar mengelola uang dan menabung untuk masa depan.
Makna kedua, yakni salam tempel sebagai bentuk penghargaan atau hadiah dari orang tua kepada anak-anak mereka yang telah mencoba menjalankan ibadah saat Ramadhan.
Pemberian salam tempel diharapkan dapat membuat anak semakin termotivasi untuk melaksanakan ibadah serupa pada Ramadhan yang akan datang. Ketiga, pemberian salam tempel diharapkan dapat menjadi contoh bagi anak-anak terkait perbuatan berbagi kepada sesama atau bersedekah. (**)
Bagikan