Setelah Invansi, Ukraina dan Rusia Sepakat Untuk Bertemu

Senin, 28 Februari 2022 19:05 WIB

Penulis:Herlina

Editor:Herlina

1646049288734.jpeg
Gedung yang porak poranda di salah satu kota di Ukraina akibat serangan pasukan Rusia. (sumber: South China Morning Post)

KYIV,LyfeBengkulu.com-  Ketika pertempuran sengit berlanjut di seluruh Ukraina semalam hingga Senin (28/2) pagi, Presiden Ukraina Volodymyr Oleksandrovych Zelensky dan para pejabat tingginya di Kyiv mengatakan akan mendorong gencatan senjata dalam pembicaraan dengan para pejabat dari Moskow, Senin (28/2).

Pertemuan di perbatasan Belarusia itu terjadi setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukan pencegah nuklirnya untuk waspada. Peningkatan besar dalam konfrontasi Rusia dengan kekuatan Barat yang telah meningkatkan pasokan bantuan mematikan mereka ke Ukraina dan memberlakukan sanksi keuangan yang melumpuhkan ‘memaksa’ Rusia untuk menerima tawaran berunding.

Pada hari Minggu, Uni Eropa membuat langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk membiayai pembelian dan pengiriman senjata mematikan untuk membantu perlawanan Ukraina.

Sementara itu, efek sanksi terasa di seluruh Rusia pada hari Senin, karena nilai Rubel terjun bebas dan bank sentral Moskow menaikkan suku bunga dari 9,5 menjadi 20 persen untuk melindungi tabungan masyarakat.

Sekitar 30 menit lalu, NBC News melaporkan meski perundingan dikabarkan terlah terjadi Senin (28/2) pagi, tetapi hingga berita ini diturunkan, media belum berhasil mendapatkan keterangan seputra hasil perundingan tersebut.

Sementara itu Badan pengungsi PBB UNHCR telah melaporkan bahwa lebih dari 360.000 pengungsi sejauh ini telah melarikan diri ke negara-negara tetangga sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Hingga empat juta warga Ukraina diperkirakan akan mengungsi jika pertempuran memburuk. Satu keluarga yang melarikan diri ke negara tetangga Polandia telah berbicara tentang cobaan berat mereka dan orang-orang yang mereka tinggalkan. (Silvia).***