Minggu, 11 Desember 2022 14:10 WIB
Penulis:Herlina
Editor:Herlina
JAKARTA,LyfeBengkulu.com- Bekerja merupakan kegiatan yang tak dapat ditinggalkan oleh sebagian orang. Entah tujuannya untuk memenuhi kebutuhan hidup atau sekadar aktualisasi diri.
Terlepas dari apapun tujuan dalam bekerja, sebagai manusia tentunya mengharuskan adanya hidup yang sehat dan seimbang antara bekerja dan istirahat. Tujuannya, agar tubuh dan mental tetap sehat dan stabil.
Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Jahja Setiaatmadja memberi wejangan pada pembaca TrenAsia.com untuk menjalankan kehidupan yang seimbang antara bekerja dan menjalani hidup sebagai individu.
Berikut adalah prinsip hidup seimbang ala Jahja Setiaadmadja sebagaimana disampaikan lewat wawancara eksklusif dengan TrenAsia.com akhir November 2022 lalu.
Bagi Jahja, Tuhan menjadi satu entitas yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Ia mengatakan, prinsip ketuhanan yang dipercaya sebagai dasar negara adalah salah satu kunci hidup seimbang.
Keseimbangan yang dimaksud lebih kepada pegangan yang masih bisa dimiliki saat semua upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil.
"Keseimbangan pada saat kita sudah tidak tahu mesti ngapain, ada Tuhan yang memberikan pencerahan. Saya pikir, semua agama punya nilai positif. Jadi harus tetap kita tekuni," katanya.
Selain hubungan dengan Tuhan, Jahja berpikir menjaga hubungan antar manusia menjadi kunci penting kedua dalam menjalankan hidup seimbang.
Dengan menjalin hubungan baik antar manusia, Jahja berpendapat bahwa dengan menjaga hubungan antar manusia, maka kita bisa lebih menghargai orang lain.
"Misal dengan keluarga teman sekantor atas dan bawah. Jangan hanya yang setingkat kita appreciated, yang di bawah siapa lu? Gitu kan, gak bisa. Kita harus terus selalu berusaha menghargai orang," tambahnya.
Kesejatan menjadi kunci ketiga dari menjalankan hidup seimbang. Sebab, apapun bisa dilakukan jika Anda dalam keadaan sehat.
Menurutnya, Jika Anda punya segalanya, namun kondisi tubuh tak sehat, maka perasaan nikmat tentunya bakal lebih berkurang.
"Kamu bisa kaya luar biasa. Tapi kalau sudah sekali kena penyakit, mau bayar berapapun kadang-kadang gak bisa tebus tuh. Jadi memang harus dijaga dan jangan kita melalaikan kesehatan itu," katanya.
Hubungan pertemanan menurutnya harus dilebarkan untuk lebih menambah wawasan. Selain itu, banyaknya teman tentunya bisa berpengaruh untuk kehidupan masa depan kita.
"Pertemanan, di luar resmi kantor, acara resmi. Ada juga pertemanan yang kita terus bentuk untuk masa depan kita," katanya.
Melihat kultur masa tua yang sering membicarakan masa lalu, melebarkan circle pertemanan bisa menjadi investasi topik pembicaraan yang menarik nantinya.
"Biasanya orang tua itu selalu membicarakan masa lalu. Jadi sudah kebiasaan di mana-mana tuh. Jadi kalau ada historis yang sama, alumnus yang sama, justru itu yang biasanya membuat orang suka, masa tua pun oke," tambahnya.
Terakhir, Jahja menyebut bahwa sebagai individu, Anda harus mengelola keuangan. Ia menambahkan, jangan apa yang didapat harus langsung dihabiskan. Lebih baik, perhitungkan pengeluaran untuk bekal masa depan.
"Lima ini harus dijaga lah keseimbangannya supaya kita bisa balance," katanya. (ta)
Bagikan