Bahan Baku PDAM Kota Bengkulu Terkontaminasi Mikroplastik

Herlina - Minggu, 01 Mei 2022 04:35 WIB
ilustrasi sampah (freepik.com)

BENGKULU,LyfeBengkulu.com- Buruknya pengelolaan sampah oleh Pemerintah Kota Bengkulu mendorong masyarakat membuang sampahnya ke tepi Air Bengkulu dan perairan terbuka di Kota Bengkulu. Ini disampaikan Amiruddin Muttaqin, koordinator Ekspedisi Sungai Nusantara dalam rilisnya yang dikutip Sabtu (30/04).

“Sekurangnya ditemukan 20 titik timbulan sampah ilegal di jembatan-jembatan air Bengkulu, danau dan saluran air,” katanya.

Banyaknya timbulan sampah plastik menyebabkan kontaminasi mikroplastik dalam air Bengkulu dan Danau Dusun Besar.

"Sampah plastik yang tidak terkelola akan terfragmentasi menjadi mikroplastik atau serpihan kecil berukuran lebih kecil dari 5 mm, temuan kami di Air Bengkulu, Danau Dusun Besar dan Sungai Nelas menunjukkan bahwa terdapat 12 dalam 100 liter air" ungkap Andi Afriza pengurus Telapak BT Bengkulu.

Ia menyebutkan dari 12 partikel yang ada terbanyak adalah jenis filamen atau lembaran yang berasal dari plastik bening.

“Kita harus lebih berhati-hati dalam penggunaan air sebagai bahan baku air minum karena kini telah diketahui bahwa bahan baku PDAM penduduk Kota Bengkulu telah tercemar Mikroplastik,” imbuh Andi Afriza

Semua Sampah plastik yang mengapung di permukaan air sungai pada akhirnya akan berakhir ke Pantai panjang. Sepanjang pantai mudah dijumpai sampah packaging atau bungkus makanan, personal care (sabun, sampho, detergen pencuci pakaian dan odol).

Kegiatan lain yang dilakukan tim ekspedisi Sungai Nusantara bersama Ulayat Bengkulu dan Telapak BT Bengkulu adalah brand audit. Ada lima brand yang paling banyak ditemukan diantaranya Unilever, Wings, Indofood, Unicharm produsen popok mamy poko, Mayora dan Santos produsen Kopi Kapal api.

“Kami mengidentifikasi timbulan sampah ilegal di Kota Bengkulu dan menemukan lebih dari 20 lokasi timbulan sampah liar terutama di jembatan dan saluran air, sampah yang ada kita kumpulkan dan identifikasi merk atau brand produsennya,” lanjutnya.

Ancaman Kesehatan Manusia

Mikroplastik masuk kategori senyawa penganggu hormon karena dalam proses pembuatan plastik ada banyak bahan kimia sintetis tambahan dan sifat mikroplastik yang hidrofob atau mudah mengikat polutan dalam air.

" Mikroplastik yang masuk dalam air akan mengikat polutan di air seperti logam berat, pestisida, detergen dan bakteri patogen, jika mikroplastik tertelan manusia melalui ikan, kerang dan air maka bahan polutan beracun akan berpindah ke tubuh manusia dan menyebabkan gangguan hormon," ungkap Prigi Arisandi.

Pemkot Bengkulu harus mengendalikan timbulan sampah di Sungai Air Bengkulu dengan membuat Regulasi larangan penggunaan plastik sekali pakai seperti styrofoam, tas kresek, sedotan, botol plastik, sachet dan popok.

“Pemkot Bengkulu harus mengkaji Ulang Perda nomor 2 Tahun 2011 tentang pengelolaan sampah, karena sudah tidak relevan dan kurang disosialisasikan kepada masyarakat, apalagi saat ini sudah diketahui ada kontaminasi mikroplastik di perairan Bengkulu,” kata Andi Kurnia.

Ia meminta industri untuk meredesign bungkus yang digunakan agar bisa dipakai berulang kali atau menyediakan depo-depo refill sebagai bentuk ikut mengelola sampah bungkus yang kini membanjiri bumi. (bth/rls)

Editor: Herlina

RELATED NEWS