Begini Langkah-langkah Mendidik Anak Agar Menjadi Mandiri
JAKARTA - Akhir-akhir ini tampaknya semakin banyak orang tua yang menghadapi tantangan terkait dengan kemandirian anak-anak mereka. Sebuah hasil studi terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of Pediatrics menyoroti adanya hubungan antara tingkat kemandirian yang rendah pada anak-anak masa kini dengan peningkatan masalah kesehatan mental.
Emily Edlynn, psikolog klinis asal Amerika Serikat menulis untuk Psychology Today cara membesarkan anak-anak yang lebih mandiri. Pola asuh ini mencakup harapan akan kemandirian dan kepercayaan pada kemampuan anak sehingga membantu orang tua membesarkan anak-anak yang tahu siapa mereka dan memiliki kendali atas hidup mereka.
Dalam memberikan pola parenting yang tepat, Emily menegaskan bahwa orang tua harus memahami teori determinasi diri yang menyatakan bahwa manusia memiliki tiga kebutuhan dasar untuk bisa sejahtera yaitu otonomi, kompetensi, dan hubungan.
- Ternyata Begini Pentingnya UMR Bagi Karyawan
- Cara Mengidentifikasi Iklan Palsu yang Sering Muncul di Media Sosial
- 5 Modus Penipuan Romantis Melibatkan Kecerdasan Buatan dalam Love Scamming, Hati-hati!
“Pola asuh yang mendukung ketiga hal tersebut dianggap memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini pada anak-anak, sementara tidak memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat menimbulkan masalah psikologis dan perilaku,” tulis Emily.
1. Otonomi
Otonomi adalah dorongan untuk memiliki kendali atas diri sendiri. Meskipun seringkali terjadi konflik antara orangtua dan anak terkait keinginan ini, penting untuk menjaga struktur kekuasaan di keluarga sambil mendukung anak.
Otonomi melibatkan motivasi internal yang kuat, kebebasan untuk menjadi diri sendiri, pengetahuan tentang diri yang otentik, dan rasa tanggung jawab terhadap orang lain.
2. Kompetensi
Sementara kompetensi melibatkan rasa percaya diri dalam membangun keterampilan. Motivasi internal dan pemahaman tentang apa yang harus dilakukan serta bagaimana melakukannya merupakan pendorong utama untuk membangun kompetensi.
Orangtua memiliki peran dalam memberikan kesempatan kepada anak untuk membangun keterampilan mereka, termasuk membiarkan mereka membuat kesalahan dan belajar dari kegagalan.
- Tips Membeli Rumah dari Ahli Keuangan
- Pajak Hiburan Meroket hingga 75 Persen, Industri Pariwisata Bali Ramai-ramai Menolak
- 5 Makanan Ini Ternyata Hasil Akulturasi Budaya
3. Hubungan
Hubungan bisa menciptakan rasa memiliki dan koneksi emosional. Dalam konteks orangtua-anak, hubungan yang kuat menciptakan dasar bagi hubungan anak di masa depan. Anak yang merasa diterima dan memiliki tempat dalam keluarga cenderung lebih tangguh menghadapi stres dan lebih baik dalam beradaptasi.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 21 Jan 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh pada 22 Jan 2024