Dua Kecamatan di Cirebon Tergenang Banjir, 662 Rumah Warga Terdampak
JAKARTA,LyfeBengkulu.com – Sebanyak 662 unit rumah warga terdampak akibat banjir yang melanda Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat, pada Senin (09/05). Adapun wilayah terdampak yakni Desa Karangasem, Desa Kebarepan, Desa Kedungsana yang terletak di Kecamatan Plumbon dan Desa Cirebon Girang di Kecamatan Talun.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB , Abdul Muhari, Ph.D mengatakan banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi serta meluapnya sungai hingga masuk ke pemukiman warga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon mencatat sedikitnya 775 KK terdampak dengan ketinggian banjir berkisar antara 30 - 150 sentimeter.
Selain rumah, terdapat sarana pendukung yang terdampak yakni satu unit sarana pendidikan dan tiga unit fasilitas ibadah ikut teregenang banjir. Sementara itu, jaringan komunikasi dilaporkan tidak ikut terganggu.
“Tim BPBD Kabupaten Cirebon bersama lintas instansi terkait melakukan koordinasi untuk melakukan upaya penanganan dan kaji cepat di lokasi terdampak. Hasil pengamatan sementara, terpantau banjir mulai berangsur surut. Para warga mulai membersihkan rumah dari material yang terbawa saat terjadi banjir," katanya.
Merujuk informasi BMKG mengenai prakiraan daerah potensi banjir wilayah Jawa Barat bulan Mei 2022. Kabupaten Cirebon meliputi Kecamatan Arjawinangun, Astanajapura, Babakan, Ciledug, Ciwaringin, Depok, Gebang, Gegesik, Gempol, Greged, Gunung Jati, Jamblang, Kaliwedi, Kapetakan, Karangsembung, Karangwareng, Kedawung, Klangenan, Lemahabang, Losari, Mundu, Pabedilan, Pabuaran, Palimanan, Pangenan, Panguragan, Pasaleman, Plered, Plumbon, Suranenggala, Susukan, Susukan Lebak, Tengah Tani, Waled, dan Weru tergolong memiliki tingkat potensi banjir rendah.
- Survei Konsumen April 2022 : Optimisme Konsumen Meningkat
- BI Terbitkan Kebijakan Penggunaan Rupiah di Acara Internasional
- 98 PPIH Kemenkes Ikuti Pembekalan Persiapan Layani Jamaah Haji
Meski demikian, masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bahaya bencana hidrometeorologi basah.
“BNPB mengimbau pemerintah daerah untuk melakukan pelibatan berbagai organisasi dengan peran yang dimiliki untuk menginformasikan peringatan dini kepada masyarakat sehingga dampak korban jiwa dapat dihindari pada saat terjadi bencana. Selain itu, masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dengan memantau informasi prakiraan cuaca melalui InfoBMKG dan memeriksa potensi bencana disekitar wilayah melalui InaRisk,” pungkasnya. (**)