Penuh Nostalgia dan Fantasi, Simak Rekomendasi 6 Film Studio Ghibli untuk Menemani Harimu

Redaksi Daerah - Kamis, 10 April 2025 16:24 WIB
6 Rekomendasi Film dari Studio Ghibli untuk Temani Aktivitas Anda

JAKARTA – Saat membahas legenda dalam industri animasi, estetika khas dan inovatif milik Studio Ghibli selalu menjadi salah satu yang paling menonjol. Studio animasi asal Jepang ini terkenal dengan gaya gambar tangan yang sangat detail dan artistik, serta kisah-kisah yang mengeksplorasi relasi antar manusia dan keterkaitan dengan alam.

Di bawah kepemimpinan Hayao Miyazaki, karya-karya Studio Ghibli terus menetapkan standar baru dalam menciptakan dunia animasi yang kaya, emosional, dan memikat. Baik Anda menginginkan cerita penuh magis, petualangan supernatural yang berbeda, maupun kisah coming-of-age yang menyentuh hati, Studio Ghibli menawarkan deretan anime klasik yang tak lekang oleh waktu.

Beriku ini beberapa rekomendasi film Ghibli yang bisa kalian tonton untuk temani hari Anda.

Rekomendasi Film Ghibli Terbaik yang Harus Anda Saksikan

Dilansir dari sea.ign.com dan Vulture, berikut rekomendasi film Ghibli untuk Anda.

1. Spirited Away (2001)

Spirited Away membawa Studio Ghibli ke panggung internasional. Film ini adalah kisah yang memukau, dipenuhi dengan cahaya, keajaiban, misteri, dan makhluk-makhluk gaib. Lebih dari sekadar petualangan, Spirited Away mengeksplorasi hubungan antara dunia alam, dunia roh, dan kehidupan sehari-hari.

Ceritanya berfokus pada Chihiro, seorang gadis berusia 10 tahun yang tanpa sengaja terperangkap di dunia magis yang dihuni oleh dewa dan makhluk mistis saat dalam perjalanan pindah rumah bersama orang tuanya.

Untuk bisa kembali, Chihiro harus belajar bertahan di dunia roh sebelum ia lupa akan identitasnya dan terjebak selamanya. Dengan sentuhan khas Hayao Miyazaki dalam seni visual dan narasi yang penuh emosi, Spirited Away menghadirkan dongeng yang indah dan mendalam, yang tetap tak tertandingi.

2. My Neighbor Totoro (1988)

My Neighbor Totoro berkisah tentang dua gadis kecil yang berteman dengan roh-roh makhluk di sekitar rumah baru mereka. Karya klasik Hayao Miyazaki ini menghadirkan perjalanan manis ke dalam dunia masa kanak-kanak.

Dengan latar pedesaan yang tenang, sore musim panas yang damai, serta karakter-karakter yang penuh keceriaan, film ini memancarkan pesona dan kehangatan yang memikat. Miyazaki menciptakan kisah yang hampir sempurna tentang kepolosan, harapan, kebahagiaan, dan kegembiraan menjadi anak-anak—atau tetap berjiwa muda.

Jika Studio Ghibli memiliki maskot, tidak diragukan lagi Totoro, karakter ikonik dalam film ini, adalah jawabannya.

3. Ponyo (2008)

Ponyo mengisahkan tentang seorang putri ikan mas yang sangat ingin hidup di dunia daratan serta persahabatannya dengan seorang bocah berusia lima tahun. Terinspirasi dari The Little Mermaid dan sarat dengan metafora tentang polusi serta pelestarian laut, Ponyo bukan sekadar kisah ulang yang klise.

Dengan gaya animasi khas Hayao Miyazaki yang digambar tangan serta tampilan yang cerah dan mengalir, film ini menghadirkan petualangan magis yang manis dan memikat.

4. Kiki’s Delivery Service (1989)

Petualangan penuh keajaiban ini mungkin tidak terlalu menitikberatkan pada alur cerita, tetapi tetap dipenuhi dengan energi yang memikat.

Dihidupkan dengan palet warna yang sama cerahnya dengan tokoh utamanya, Kiki’s Delivery Service mengikuti perjalanan seorang penyihir muda bernama Kiki dan kucingnya yang sarkastik, Jiji, dalam kisah pendewasaan yang terinspirasi dari buku anak-anak dengan judul yang sama.

Tema-tema mendalam tentang pemberdayaan memberikan keseimbangan pada sentuhan sentimental dalam animasinya, menjaga kisah yang menawan ini tetap fokus.

Melalui Kiki’s Delivery Service, Hayao Miyazaki kembali membuktikan bahwa ia mampu memadukan unsur magis dengan keseharian secara luar biasa, terus menyegarkan estetika khas Studio Ghibli. Kiki adalah karakter yang menggemaskan, sempurna untuk menghidupkan kisah tentang kepercayaan diri, kesepian, dan keberanian mengambil risiko.

5. The Secret World of Arrietty (2010)

Dikenal di Jepang sebagai The Borrower Arrietty, film debut Hiromasa Yonebayashi ini menghadirkan banyak elemen fantasi khas Studio Ghibli, meskipun tidak sepenuhnya memiliki sentuhan magis seperti karya para maestro studionya.

Film ini mengangkat kisah yang sudah dikenal di berbagai budaya—tentang makhluk kecil yang hidup berdampingan dengan manusia biasa, “meminjam” apa yang mereka butuhkan sambil berusaha tetap tersembunyi.

Seorang borrower bernama Arrietty berteman dengan seorang manusia bernama Shō, yang menghabiskan musim panas di rumah masa kecil ibunya. Adaptasi dari novel The Borrowers karya penulis Inggris Mary Norton ini mungkin terasa ringan dari segi cerita, tetapi kualitas produksinya mampu mengangkat materi yang ada.

Yonebayashi dan timnya memanfaatkan perspektif untuk mengubah hal-hal biasa menjadi luar biasa, memberikan kesan dongeng klasik pada keseluruhan pengalaman. Film ini dipenuhi dengan visual yang kaya imajinasi, meskipun terkadang tampak lebih mendominasi dibandingkan pengembangan cerita dan karakter.

6. The Boy and the Heron (2023)

Film terbaru Hayao Miyazaki berjudul How Do You Live, yang diadaptasi dari novel karya Yoshino Genzaburo terbitan 1934. Dalam perilisan internasional, film ini diberi judul The Boy and the Heron dengan deretan pengisi suara terkenal seperti Robert Pattinson dan Florence Pugh.

Seperti banyak film Miyazaki lainnya, The Boy and the Heron berlatar Jepang saat Perang Dunia II dan memiliki unsur cerita yang mencerminkan pengalaman pribadi sang sutradara. Kisahnya berpusat pada Mahito, seorang bocah yang masih berduka atas kematian ibunya ketika ayahnya membawanya bersama ibu tiri yang sedang hamil ke pedesaan.

Di sana, seekor bangau abu-abu menggiringnya ke dunia magis, tempat ia harus menghadapi kesedihan dan kematian itu sendiri. Awalnya, The Boy and the Heron dikabarkan sebagai film terakhir Miyazaki di Studio Ghibli, namun kabar terbaru menyebutkan bahwa sang legenda masih memiliki banyak ide yang ingin ia wujudkan.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 03 Apr 2025

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 10 Apr 2025

Editor: Redaksi Daerah

RELATED NEWS