Ramai Ajakan #KaburAjaDulu, Ini Daftar 10 Negara Teraman untuk Pekerja Indonesia
JAKARTA – Belakangan ini, media sosial seperti X dan TikTok diramaikan dengan tren #KaburAjaDulu, yang mendorong orang untuk mencari pekerjaan di luar negeri.
Tagar ini digaungkan oleh sejumlah warganet Indonesia sebagai ajakan untuk merantau demi peluang yang lebih baik, menyusul ketidakpastian dunia kerja di dalam negeri.
Fenomena ini mencerminkan kekecewaan anak muda terhadap mahalnya biaya pendidikan di Indonesia, terbatasnya lapangan kerja, serta ketidakstabilan ekonomi.
- Peserta BRI UMKM EXPO(RT) Olah Limbah Jati Jadi Produk Ramah Lingkungan
- Forum Humas BUMN Kolaborasi dengan Forum Pemred, Gaungkan Gerakan Lawan Misinformasi dan Disinformasi
- Beragam Kisah Epik dari Gobar Yeti Tribe Indonesia di Galunggung
Bagi mereka yang mempertimbangkan untuk tinggal dan bekerja di luar negeri, keamanan kemungkinan akan menjadi faktor utama dalam memilih tujuan.
William Russell, penyedia asuransi ekspatriat, telah merangking tempat-tempat teraman untuk tinggal sebagai ekspatriat pada 2025.
Peringkat ini menggunakan data dari Indeks Perdamaian Global 2024 dan Laporan Risiko Dunia, yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti ketidakstabilan politik, tingkat kejahatan kekerasan, dampak terorisme, dan kerentanannya terhadap bencana alam.
William Russell juga mengatakan bahwa mereka mempertimbangkan akses ke layanan kesehatan dan keamanan digital.
Peringkat ini menunjukkan bahwa negara-negara teraman memiliki beberapa kesamaan, termasuk tingkat kekayaan, kesejahteraan sosial, dan pendidikan yang tinggi.
Negara Paling Aman untuk Hidup dan Kerja di Luar Negeri
Dilansir dari Business Insider (BI), berikut 10 negara teraman untuk bekerja dan hidup di dunia untuk ekspatriat:
1. Islandia
Islandia berada di puncak peringkat.
Negara Eropa ini memiliki populasi ekspatriat yang paling banyak. Menurut Statistik Islandia, lebih dari 20% penduduknya lahir di luar negeri. Keamanan, tentunya, memainkan peran besar.
Islandia telah menduduki peringkat teratas dalam Indeks Perdamaian Global sejak 2008, berkat tingkat kejahatannya yang rendah dan penghindaran dari konflik internasional.
Meskipun lima ekspatriat mengatakan kepada BI pada 2024 bahwa biaya bahan pangan yang mahal dan terbatasnya sinar matahari di musim dingin bisa menjadi tantangan, pemandangan alam yang memukau, layanan publik berkualitas tinggi, dan keamanan terus menarik pekerja internasional.
William Russell juga menyebutkan negara ini menduduki peringkat teratas berkat faktor-faktor seperti keamanan lingkungan—jumlah satwa liar berbahaya yang sedikit dan kualitas udara yang sangat baik.
2. Irlandia
Menempati posisi kedua, William Russell mengaitkan keamanan Irlandia bagi ekspatriat dengan faktor-faktor seperti tren penurunan tingkat kejahatan, toleransi terhadap migran, dan perekonomian yang kuat serta stabil.
Alexis McSparren, seorang warga Amerika yang pindah ke Irlandia, mengatakan kepada BI bahwa ia belum pernah merasa seaman tinggal di Dublin, dengan menyoroti khususnya undang-undang senjata yang ketat.
3. Austria
Austria menduduki posisi ketiga dalam peringkat. William Russell menyebutkan bahwa faktor-faktor yang menjadikan Austria aman bagi ekspatriat antara lain sistem kesehatan publik yang kuat, sistem kereta api yang luas, dan tingkat kejahatan serius yang rendah.
Pada 2024, Wina, ibu kota Austria, menempati peringkat kedua dalam daftar kota paling layak huni untuk ekspatriat menurut Mercer. Sementara itu, The Economist Intelligence Unit menyebutnya sebagai kota paling layak huni di dunia pada 2024, untuk tahun ketiga berturut-turut.
4. Selandia Baru
Selandia Baru semakin mempermudah ekspatriat, investor, dan pekerja digital untuk pindah di sana. Dalam beberapa minggu terakhir, negara ini telah melonggarkan aturan visa “golden visa” dan visa pengunjungnya.
Meskipun negara ini baru-baru ini menghadapi tantangan ekonomi, Selandia Baru tetap menjadi tempat yang damai dengan tingkat kejahatan yang rendah serta banyak peluang bagi ekspatriat di bidang teknik, kedokteran, dan industri lainnya.
Meski baru-baru ini menghadapi tantangan ekonomi, negara ini tetap menjadi tempat yang damai dengan tingkat kejahatan yang rendah serta banyak peluang bagi ekspatriat di sektor teknik, kedokteran, dan industri lainnya.
5. Singapura
Singapura menempati posisi kelima dalam peringkat tempat teraman untuk ekspatriat.
Meskipun merupakan salah satu kota termahal di dunia, HSBC Expat mengatakan bahwa para pekerja internasional tetap tertarik ke negara kota ini karena gaji yang tinggi, gaya hidup mewah, dan lokasinya yang strategis untuk bepergian di seluruh Asia Tenggara.
Sistem kesehatan di sana juga termasuk yang terbaik di dunia, meskipun biayanya bisa mahal. William Russell mencatat bahwa Singapura juga memiliki infrastruktur yang efisien dan merupakan salah satu negara dengan tingkat keamanan digital terbaik di dunia.
6. Swiss
Swiss terkenal dengan netralitas politiknya, yang berarti risiko keterlibatannya dalam konflik internasional sangat kecil. Indeks Perdamaian Global mencatat bahwa risiko kejahatan kekerasan, ketidakstabilan politik, atau teror politik di negara ini sangat rendah.
Ekspatriat umumnya memperoleh penghasilan yang baik di Swiss, namun sebuah studi 2024 oleh firma konsultan Mercer menemukan bahwa kota-kota Swiss, termasuk Zurich, Jenewa, Basel, dan Bern, termasuk di antara kota-kota termahal di dunia untuk tempat tinggal ekspatriat.
Mercer menempatkan Zurich sebagai kota paling layak huni pada 2024, sebagian berkat layanan publiknya dan tingkat kejahatan yang rendah.
7. Portugal
Portugal, yang sudah menjadi pusat bagi para pekerja nomaden digital menempati posisi ketujuh. Negara Eropa ini menarik minat warga Amerika Utara, yang memuji sistem perawatan kesehatan yang terjangkau, kualitas hidup, dan keseimbangan kerja-hidup yang ditawarkannya.
Indeks Perdamaian Global 2024 menempatkan Portugal di posisi ketujuh dunia untuk keamanan, dengan mencatat tingkat stabilitas politik yang tinggi dan tingkat kejahatan kekerasan yang sangat rendah.
8. Denmark
Ilana Buhl, seorang guru asal Amerika yang pindah ke Denmark pada 2018, mengatakan kepada BI bahwa ia merasa jauh lebih aman di sana, baik sebagai wanita maupun dalam hal kekerasan senjata.
Selain faktor keamanan, Buhl juga mengatakan bahwa ia menikmati keseimbangan kerja-hidup yang jauh lebih baik—sebuah aspek utama dari budaya kerja Denmark, di mana liburan musim panas panjang adalah hal yang biasa dan karyawan mendapatkan setidaknya lima minggu cuti tahunan yang dibayar.
9. Sloveniat
OECD Better Life Index mencatat bahwa Slovenia melampaui rata-rata global dalam hal keamanan. Ditemukan bahwa 91% penduduk di negara ini merasa aman berjalan sendirian di malam hari, dan tingkat pembunuhan jauh di bawah rata-rata OECD.
Bagi ekspatriat yang pindah dengan keluarga, Brittany McAnally, yang tinggal di Slovenia selama setahun bersama keluarganya, mengatakan kepada Business Insider bahwa Ljubljana, ibu kota yang indah, terasa sangat aman untuk membesarkan anak-anak.
10. Malaysia
Seiring dengan berakhirnya masa gejolak politik, pemerintah Malaysia berharap bahwa meningkatnya investasi dan startup yang masuk ke negara tersebut menandakan bahwa Malaysia sedang dalam perjalanan untuk menjadi Silicon Valley di Asia.
- Kebijakan Seimbang Industri Tembakau: Pilar Penting dalam Capat Target Ekonomi 8 Persen
- Pelemahan Harga Batu Bara, Bagaimana Arah Saham BUMI, ADRO, dan PTBA?
- Harga Sembako di Jakarta: Kacang Kedelai Naik, Beras IR. II (IR 64) Ramos Turun
Panduan HSBC Expat menyebutkan bahwa sektor TI Malaysia yang berkembang pesat sudah menawarkan banyak peluang bagi ekspatriat. Negara ini dipilih karena biaya hidup yang relatif rendah, perawatan kesehatan yang mudah diakses, dan iklim tropisnya.
Itu dia rekomendasi negara paling aman untuk bekerja di luar negeri. Kalian tertarik #KaburAjaDulu ke negara mana?
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 17 Feb 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 17 Feb 2025