13th SATU Indonesia Awards 2022: Bangun Negeri dengan Teknologi
JAKARTA,LyfeBengkulu.com- Mungkin dahulu nelayan identik dengan peralatan tradisional yang jauh dari kata modern, tapi siapa sangka nelayan zaman sekarang ternyata dapat memiliki kebebasasan untuk memantau kegiatan budi daya mereka darimana saja melalui ponsel pintar berkat kecanggihan teknologi berbasis Internet of Things (IoT) temuan anak bangsa. Hal tersebut merupakan contoh nyata dari perkembangan teknologi yang terus berkembang ke arah yang lebih mutakhir dan dapat memberikan kemudahan dalam kehidupan sehari-hari.
Tentunya kompetensi, inovasi, dan kreativitas manusia menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam proses perkembangan teknologi dari masa ke masa. Apalagi dengan banyaknya perubahan yang terjadi sejak pandemi, tentu kemunculan talenta-talenta terbaik yang dapat memberikan solusi sesuai dengan kebutuhan terkini sangat dinantikan.
Beruntung Indonesia memiliki talenta mumpuni di bidang teknologi seperti penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2021 Hendra dan Founder sekaligus Presiden Direktur Binar Academy Alamanda Shantika yang berhasil memanfaatkan teknologi untuk mengatasi berbagai perubahan aspek kehidupan.
Hadir bersama Pakar Teknologi Informasi sekaligus juri 13th SATU Indonesia Awards 2022 Onno W. Purbo, Ph.D., Hendra dan Alamanda membagikan pengetahuan dan pengalaman mereka melakukan transformasi digital dalam acara webinar Inspiranation with 13th SATU Indonesia Awards 2022 bertema “Bangun Negeri dengan Teknologi” yang dibawakan oleh host Nirina Zubir secara virtual Sabtu (18/06) sore.
“Dulu aku sebagai pembuat teknologi memikirkan bagaimana cara mengubah behavior manusia untuk terus menggunakan aplikasiku, tapi sekarang aku sadar bahwa sebagai pembuat teknologi itu juga punya tanggung jawab dan akhirnya sekarang kita juga banyak mengimplementasi tentang ethical technology in building technology product. Jadi, kita harus mulai memikirkan bagaimana teman-teman inovator harus memikirkan juga masa depan generasi selanjutnya seperti apa,” ucap Alamanda Shantika yang sangat tertarik pada matematika dan coding sejak belia.
Selain Alamanda, Hendra juga berbagi tentang cara yang dia lakukan di awal agar teknologinya dapat diterima oleh para pembudidaya lobster tradisional.
“Jadi, pertama kita melakukan pendekatan dulu ke pembudidaya tradisional bahwasanya ada teknologi baru yang bisa dipakai dan kita jelaskan seperti apa teknologinya, setelah itu baru kita sampaikan apa masalah yang bisa kita bantu dengan teknologi tersebut. Nah, di sanalah terjadi simbiosis mutualisme antara kita dan teman-teman pembudidaya tradisional. Dari situlah hubungan baik terjalin, itu membuat mereka sangat open dengan teknologi apapun yang kita bawa ke lokasi mereka,” jelas Hendra yang merupakan anak dari nelayan.
- Usai Dilantik, Mendag Zulhas Eksekusi Perintah Jokowi Soal Migor
- Jokowi Bagikan Bansos dan Cek Harga Minyak Goreng di Pasar Baros
- Apresiasi Pencapaian Gerakan Ekonomi Sirkular Bersama Le Minerale
Lebih jauh lagi, Onno W. Purbo juga menekankan bahwa hal terpenting dari teknologi bukan hanya dari seberapa canggih teknologi tersebut, tetapi seberapa besar dampak dan manfaatnya untuk publik. Semakin besar dampaknya, maka semakin tinggi nilai guna dari sebuah teknologi untuk masyarakat dalam membangun negeri ini.
Terobos Pemikiran Tradisional dengan Teknologi Berbasis Internet of Things (IoT)
Berawal dari banyaknya nelayan yang kehilangan pekerjaan dari budi daya ikan kerapu di Situbondo, Jawa Timur membuat Hendra yang saat itu masih menjadi mahasiswa di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya tergerak untuk membuat perubahan bagi para nelayan di sana. Di sisi lain, ia juga melihat potensi budi daya lobster di Indonesia yang belum tergarap dengan maksimal dan memiliki sejumlah kendala.
Hendra lalu berkeinginan untuk menyelesaikan kedua masalah tersebut. Sehingga pada 2015, ia mulai mengumpulkan data jumlah nelayan yang kehilangan pekerjaan dan potensi lobster yang ada di Situbondo serta mengukur keadaan air dan suhu di sana. Setelah dua tahun penelitian, akhirnya ia berhasil membuat sebuah kotak sensor berbasis Internet of Things (IoT) yang ditaruh di keramba untuk mengontrol kualitas air. Kotak itu kemudian disambungkan ke aplikasi Lobstech sehingga para nelayan bisa memantau kondisi air keramba dengan aplikasi di telepon genggamnya masing-masing.
Walaupun awalnya Hendra kesulitan memasarkan Lobstech kepada para nelayan yang masih berpikiran tradisional dan menganggap budi daya lobster tidak akan bisa berjalan, tapi akhirnya kegigihannya dalam mendekati nelayan-nelayan dengan skema bagi hasil membuahkan hasil.
Seiring berjalannya waktu, upaya Hendra menunjukkan hasil positif. Teknologi Lobstech kini sudah digunakan di sejumlah daerah seperti Situbondo, Pacitan, Jember, dan Lombok, Nusa Tenggara Barat. Hendra yang terpilih sebagai salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards tahun 2021 kini sudah memiliki 15 pegawai dan berkeinginan agar nantinya ada 3.000 keramba terinstal teknologi IOT di Situbondo.
- Tunjangan Insentif Guru Madrasah Non-PNS Dijadwalkan Cair Akhir Bulan Ini
- Ini Dia Faktor Penularan Wabah PMK pada Ternak
- Simak, Kisah di Balik Foto Ikonik Albert Einstein
Melanjutkan pencarian sosok inspiratif seperti Hendra, pada tahun ini Astra menggelar 13th SATU Indonesia Awards 2022 untuk menjaring anak muda di seluruh penjuru Indonesia yang tak kenal lelah memberikan manfaat bagi sekitarnya. Apresiasi diberikan kepada lima anak bangsa atas setiap perjuangan di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, Teknologi serta satu kategori kelompok yang mewakili kelima bidang tersebut.
Penerima apresiasi tingkat nasional akan mendapatkan dana bantuan kegiatan sebesar Rp65 juta serta pembinaan kegiatan. Selain itu, Astra juga memberikan apresiasi di tingkat provinsi.
Adapun jajaran dewan juri 13th SATU Indonesia Awards 2022 adalah sebagai berikut:
- Prof. Nila Moeloek (Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia)
- Prof. Emil Salim (Dosen Ilmu Lingkungan Pascasarjana Universitas Indonesia)
- Prof. Fasli Jalal (Rektor Universitas YARSI dan Guru Besar Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta)
- Ir. Tri Mumpuni (Pendiri Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan)
- Onno W. Purbo Ph.D. (Pakar Teknologi Informasi)
- Arif Zulkifli (Direktur Utama PT Tempo Inti Media Tbk)
- Dian Sastrowardoyo (Pegiat Seni)
- Billy Boen (Founder Young On Top)
- Boy Kelana Soebroto (Head of Corporate Communications Astra)
- Diah Suran Febrianti (Head of Environment & Social Responsibility Astra).
Informasi lengkap serta pendaftaran dapat dilihat di www.satu-indonesia.com. Pendaftaran peserta dibuka hingga 9 Agustus 2022. Semangat Hendra dalam memberdayakan nelayan melalui penerapan teknologi berbasis IOT sejalan dengan cita-cita Astra untuk sejahtera bersama bangsa dan mendukung Sustainable Development Goals Indonesia. (bth/rls)