BI Ajak Masyarakat Bengkulu Cinta, Bangga dan Paham Rupiah
BENGKULU,LyfeBengkulu.com- Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu Darjana kembali mengingatkan seluruh masyarakat Provinsi Bengkulu untuk cinta, bangga, dan paham terhadap rupiah.
"Memang kita sebagai warga negara Indonesia ya harus mencintai mata uang sendiri, rupiah," katanya usai membuka Festival "Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah)" yang digelar di Rumah Makan Pesisir, Selasa (25/10).
Kegiatan tersebut juga diisi dengan sosialisasi "Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah" yang dilakukan oleh tim dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu.
Dalam hal ini, kata dia, Cinta Rupiah merupakan perwujudan dari kemampuan masyarakat untuk mengenal karakteristik dan desain rupiah, memperlakukan rupiah secara tepat, dan menjaga dirinya dari kejahatan uang palsu.
Sementara Bangga Rupiah merupakan perwujudan dari kemampuan masyarakat memahami rupiah sebagai alat pembayaran yang sah, simbol kedaulatan NKRI, dan alat pemersatu bangsa.
Sedangkan Paham Rupiah merupakan perwujudan kemampuan masyarakat memahami peran rupiah dalam peredaran uang, stabilitas ekonomi, dan fungsinya sebagai alat penyimpan nilai kemampuan.
- Syarat Mahram Dihapus, Visa Umrah Berlaku 90 Hari
- ESG Award: Sabet TrenAsia ESG Excellence 2022, BTN Komitmen Terapkan Bisnis Sehat dan Ramah Lingkungan
- ESG Award: Fokus Pada 3 Pilar Keuangan Berkelanjutan, Bank Mandiri Dapat Dua Penghargaan TrenAsia ESG Excellence
Darjana juga menyampaikan bahwa uang merupakan bagian dari simbol kedaulatan negara dan untuk di daerah perbatasan itu masyarakat harus mengenal mata uang Rupiah.
"Masyarakat Bengkulu harus benar-benar disosialisasikan manfaat penggunaan rupiah, dengan bagaimana memperlakukan uang supaya tidak kusut dengan cara tidak menyimpan uang sembarangan," tegasnya.
Seperti kita ketahui bersama, bahwa Bank Indonesia tidak sembarangan untuk mencetak uang. Hal ini karena ketika uang yang dicetak biasanya untuk mengganti uang yang lusuh ditarik dari peredaran dan apabila terlalu banyak mencetak uang dapat menyebabkan inflasi sehingga harus benar-benar diperhitungkan.
"Kemudian untuk mencetak uang, membutuhkan biaya yang tidak murah termasuk biaya untuk memusnahkannya, sehingga kedepan kita harus memperlakukan uang dengan benar," demikian Darjana. (mb)