Cegah dan Obati Tuberkulosis di Masa Pandemi Covid-19

Herlina - Rabu, 30 Maret 2022 13:45 WIB
ilustrasi freepik.com

SETIAP Tanggal 24 Maret selalu diperingati sebagai Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia.

Tema Tuberkulosis tahun 2022 adalah “Invest to End TB. Save Lives” untuk mencapai komitmen mengakhiri TB. Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia, Raisa Raido UGM menyelenggarakan Bincang-bincang Santai pada Kamis, (24/3) mengingat hal ini penting dalam konteks pandemi Covid-19.

dr. Sumardi, SpPD, KP, Dosen Departemen Ilmu Penyakit Dalam Divisi Pulmonologi, FKKMK, Universitas Gadjah Mada, memaparkan berdasarkan data WHO 2016, 1/3 penduduk dunia sudah pernah terpapar kuman tuberkulosis (TB). Selain itu, Indonesia merupakan negara terbanyak kedua di dunia yang mengidap TB.

“Jadi, sebenarnya kuman TB ini sudah sangat friendly dengan manusia. TB diketahui sudah ada sejak dahulu. Hal tersebut diketahui dari hasil scanning mumi di Mesir yang menunjukkan adanya TB di tulang belakang. TB bisa tersebar dimanapun di seluruh tubuh, bukan hanya di paru-paru. Namun, memang 80% di paru karena paru-paru merupakan sumber utama masuknya TB,” papar Sumardi.

Sumardi menyampaikan bahwa penting untuk mengetahui perbedaan Tuberkulosis (TB) dan virus Covid-19.

“Perbedaannya, kalau TB demamnya tidak hilang. Jadi, demam terus walaupun tidak terlalu tinggi (misalnya 38, 37,8, 38,2 derajat). Selain itu, demamnya tidak akan hilang kalau tidak diobati dengan obat TB. Gejala lain TB adalah nyeri dada dan berkeringat di malam hari. Sedangkan kalau omicron demamnya 2-3 hari sudah hilang, namun batuknya berkepanjangan karena ada inflamasi atau radang yang berkepanjangan di dalam saluran nafas,” tuturnya.

Pemeriksaan dini TB menurut Sumardi dapat dilakukan dengan pemeriksaan IGRA (Interferon-Gamma Release Assays).

“IGRA adalah pemeriksaan darah yang digunakan untuk membantu dalam diagnosis penyakit Tuberkulosis (TB). Kalau IGRA-nya positif artinya ada TB yang aktif di dalam tubuh. Jadi, ini baru direkomendasikan oleh WHO di akhir tahun 2021,” tutur Sumardi.

Selanjutnya Sumardi menjelaskan bahwa TB dapat dicegah dengan memberikan vaksin BCG (Bacillus Calmette–Guérin).

“Sebenarnya pemerintah Indonesia dan negara-negara lain yang melakukan pencegahan TB dengan vaksinasi BCG. Itu sejak bayi sudah dilakukan, walupun tidak mencegah 100%. " Vaksin BCG dapat mencegah TB yang berat (misalnya di otak dan jantung). Penularan TB juga melalui udara, jadi pencegahannya adalah bagaimana yang batuk itu memakai masker,” ujarnya. (**)

Editor: Herlina
Tags TB TuberkulosisBagikan

RELATED NEWS