BENGKULU,LyfeBengkulu.com- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu Usin Abdisyah Putra Sembiring meminta pemerintah pusat memperhatikan ketahanan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) akan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) per Sabtu (03/09).

"Seiring dengan kenaikan BBM, tidak dapat dimungkiri akan memengaruhi sektor ekonomi lainnya demikian dengan sektor UMKM," kata dia, Senin (05/09).

Anggota Komisi II ini menilai penghapusan subsidi BBM dalam kondisi saat ini sangat tidak menguntungkan sektor UMKM. Di tengah statusnya yang berusaha naik daun dan bangkit dari pandemi justru pemerintah menambah beban finansial kelompok pelaku UMKM.

"Ini tentu dapat mempengaruhi program pemulihan ekonomi nasional yang leanding sektornya ada pada UMKM," ujarnya.

Kendati subsidi BBM telah dialihkan ke sektor lain dan diganti kepada insentif bantuan langsung tunai, Usin menilai UMKM belum menjadi sasaran penerima bantuan. Ia pun meminta agar pemerintah menghitung realokasi subsidi BBM, dengan mempertimbangkan geliat UMKM yang saat ini sedang tumbuh. Terlebih dengan jumlah 46 ribuan UMKM di Bengkulu

"Geliat para pelaku UMKM sedang merangkak untuk bangkit, setelah selama sekitar dua tahun terakhir terdampak pandemi Covid-19. Terdapat kekhawatiran kembali terpuruk oleh kenaikan BBM bersubsidi," katanya.

"Pemerintah harus mengantisipasi dampak dari kenaikan BBM di kalangan UMKM di mana harus ada insentif untuk menekan biaya produksinya," imbuhnya.

• Berawal dari Cinta Fesyen Batik dan Kebaya, Wanita Ini Tuai Omzet Rp300 Juta per Tahun
• September, Harga TBS di Bengkulu Rp1.920/Kg
• Terkendali, Ternak Terpapar PMK di Bengkulu Tersisa 1.407 Ekor

Apabila ada bantuan stimulus bagi pelaku UMKM, dirinya optimis, pelaku UMKM di daerah dapat bertahan di tengah kenaikan BBM subsidi.

"Saya secara kelembagaan meminta agar pengalihan subsidi harus dibarengi dengan stimulus dan insentif yang tepat. Agar kelompok rawan termasuk di dalamnya pelaku UMKM dapat bertahan di situasi apapun," tukasnya. (mb)