Isu Eksploitasi Mencuat, Seperti Apa Awal Mula Taman Safari Berdiri?

Redaksi Daerah - Selasa, 22 April 2025 15:02 WIB
Kini Disorot Isu Eksploitasi, Ini Sejarah Taman Safari Indonesia

JAKARTA - Seperti yang telah Anda ketahui, nama Taman Safari Indonesia akhir-akhir ini ramai diperbincangkan masyarakat Tanah Air usai mencuat isu tuduhan eksploitasi tenaga kerja. Khususnya para pekerja di sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) yang memiliki hubungan dekat dengan Taman Safari.

Sejumlah mantan pekerja sirkus OCI mengadukan dugaan eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia kepada Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM) di Jakarta Selatan, Selasa, 15 April 2025. Dugaan tindak kekerasan, perbudakan, dan eksploitasi anak yang disampaikan para mantan pekerja diduga terjadi sejak 1970-an oleh para pemilik OCI dan Taman Safari Indonesia.

Mereka mengaku kerap dipukuli, disetrum, bahkan dipisahkan dari anak-anak mereka selama masa kerja. Meskipun pihak Taman Safari membantah semua tuduhan ini, mereka mengakui bahwa pemukulan pernah terjadi,. Hal itu disebut sebagai bentuk pendisiplinan, dan mereka mengklaim bahwa pekerja anak telah diberi uang saku serta kebutuhan pokok.

Awal Mula Taman Safari

Melansir laman resminya tamansafari.com, Taman Safari Indonesia adalah taman hiburan satwa yang terletak di Cisarua, Prigen, dan Bali. Awalnya taman satwa ini didirikan pada 1981 di Bogor di atas tanah seluas 55 hektare. Taman Safari Indonesia baru diresmikan sebagai objek wisata pada 1990.

Taman Safari Indonesia pertama kali membuka taman satwa di Cisarua, Bogor dan dibangun oleh tiga figur bersaudara yang awalnya tergabung dalam grup Oriental Sirkus Indonesia. Mereka adalah Jansen Manansang, Frans Manansang, dan Tony Sumampau.

Setelah Bogor, Taman Safari membuka beberapa taman satwa lain di Indonesia, di antaranya Taman Safari Prigen, Jawa Tengah; Taman Safari Bali; Solo Safari; Beach Safari Batang, Jawa Timur; Marine Safari Bali; dan Jakarta Aquarium. Selain itu, Taman Safari juga memiliki Enchanting Valley di Bogor. Taman Safari juga dikabarkan akan membangun taman satwa di Ibu Kota Nusantara.

Saat ini, Taman Safari Indonesia merupakan lembaga konservasi yang berdiri mandiri. Memiliki 22.000 lebih satwa dan 637 spesies serta memiliki 3000 karyawan.

Taman Safari Indonesia bukan hanya sekadar objek wisata. Taman ini memainkan peran penting dalam upaya konservasi satwa liar, pengembangbiakan spesies yang terancam punah, dan melakukan penelitian untuk lebih memahami dan melindungi kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia.

Melalui program pendidikan dan inisiatif penjangkauan, taman ini menginspirasi ribuan pengunjung untuk menjadi penjaga lingkungan, menanamkan rasa tanggung jawab terhadap ekosistem planet yang rapuh.

Untuk wisata di Taman Safari Indonesia, pengunjung harus membeli tiket dengan harga yang berbeda-beda, tergantung lokasi taman satwa dan waktu kunjungan.

Di Taman Safari Bogor, harga tiket masuk safari siang mulai dari Rp150 ribu, sementara tiket masuk safari malam Rp180 ribu untuk dewasa dan Rp160 ribu untuk anak di bawah lima tahun. Untuk Solo Safari, harga tiket dimulai dari Rp55 ribu. Adapun Taman Safari Prigen mulai dari Rp145 ribu.

Bantah Eksploitasi

Pemilik sekaligus Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Group, Jansen Manansang, membantah tudingan bahwa pihaknya menelantarkan mantan pemain sirkus bernama Ida yang disebut mengalami kecelakaan hingga mengalami kelumpuhan.

Jansen menjelaskan bahwa insiden kecelakaan tersebut memang terjadi namun pihaknya langsung memberikan penanganan medis secara serius.

“Memang Ida mengalami kecelakaan kerja. Yaitu saya tidak bisa menungkapkan bahwa itu benar kejadian namanya sirkus memang penuh risiko. Saya sendiri juga sakit juga pak, pinggang,” ujar Jansen Dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) bersama Komisi III DPR RI pada Senin, 21 April 2025.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 21 Apr 2025

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 22 Apr 2025

Editor: Redaksi Daerah

RELATED NEWS