Kumpulkan Dana Operasional Militer, Ukraina Jual NFT Bertema Perang
JAKARTA,LyfeBengkulu.com – Invasi dari Rusia memicu pemerintah Ukraina untuk berkutat dengan secara cara untuk melakukan perlawanan dan memberi perlindungan kepada warga. Salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah Ukraina adalah dengan menjual non-fungible token (NFT) bertema perang untuk menghimpun dana dalam bentuk mata uang kripto.
Dengan menunjukkan momen perang ke dunia dalam bentuk NFT, pemerintah Ukraina berharap masyarakat dunia dapat memberikan simpati dalam bentuk pembelian melalui mata uang kripto yang akan digunakan untuk biaya perang.
Wakil Menteri Transformasi Digital Ukraina Alex Bornyakov mengatakan, koleksi NFT yang diluncurkan pemerintah Ukraina diperlakukan layaknya museum perang Rusia-Ukraina. Bornyakov pun menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menggunakan dana dari hasil penjualan NFT untuk senjata.
"Kami tidak menggunakan dana ini untuk membeli senjata. Kami membeli kacamata night vision, optik, helm, rompi anti-peluru,” ujar Bornyakov sebagaimana dikutip dari The Guardian, Jumat, 18 Maret 2022.
- Menguat Lagi, Harga Minyak Dunia Tembus di Atas US$100 per Barel
- Kredito Targetkan Penyaluran Pinjaman hingga Rp3,3 Triliun Sepanjang Tahun 2022
- Saat Bitcoin Memerah, Aset Kripto Meroket Lebih dari 1.000 Persen
Menurut Bornyakov, setiap NFT yang dijajakan akan menghadirkan seni yang mewakili sebuah cerita dari sumber berita terpercaya. Selain bisa menjadi alat untuk mengumpulkan dana, Bornyakov juga menyebutkan bahwa NFT perang Rusia-Ukraina dapat menjadi pengingat bagi masyarakat dunia akan peperangan yang terjadi.
“Dengan cara ini, kita tidak pernah melupakan apa yang terjadi,” kata Bornyakov.
Pemanfaatan ekosistem digital bukanlah langkah baru yang diambil oleh pemerintah Ukraina dalam ketegangan geopolitik dengan Rusia. Dalam kesempatan yang sama, Bornyakov mengatakan bahwa “diplomasi digital” Ukraina telah berhasil membuat beberapa platform media sosial memblokir media pemerintah Rusia.
Ukraina pun sempat meminta untuk penutupan akses transaksi kripto bagi pemilik aset digital di Rusia. Namun, permintaan itu ditolak. Demikian dikutip dari laman resmi TrenAsia.com jaringan media LyfeBengkulu.com
Sementara itu, pada pekan lalu, jumlah dana yang disumbangkan ke Ukraina dalam bentuk kripto telah mencapai US$83,5 juta atau setara dengan Rp1,19 triliun dalam asumsi kurs Rp14.290 perdollar AS. (**)