Meriahkan Hari Menanam Pohon Nasional, Demfarm.id Hadirkan Diskusi Langkah Kecil Berkebun dari Rumah

Redaksi Daerah - Rabu, 29 November 2023 12:22 WIB
Rayakan Hari Menanam Pohon Nasional, Demfarm.id Gagas Langkah Kecil Berkebun dari Rumah (Redaksi)

JAKARTA - Merayakan Hari Menanam Pohon Nasional, Demfarm.id, platform komunitas petani muda menggelar acara diskusi "Langkah Kecil Berkebun dari Rumah." Kegiatan ini menjadi ajang penting bagi petani milenial untuk mengeksplorasi solusi inovatif mengatasi krisis pangan, khususnya melalui teknik menanam hidroponik.

Salah satu highlight dari acara ini adalah kehadiran dua narasumber kunci: Susy Djalal, seorang praktisi berpengalaman dalam bidang hidroponik, serta Sahara, Direktur International Trade Analysis and Policy Studies IPB. Kehadiran mereka menjadi poin penting dalam pembahasan dan penjelajahan gagasan-gagasan terbaru terkait pertanian modern dan solusi-solusi inovatifnya.

Menurut Sahara, ketahanan pangan Indonesia kini tengah menghadapi tantangan serius dampak dari konflik Rusia dan Ukraina. Ia menyoroti peran krusial kedua negara tersebut sebagai penghasil utama gandum, jagung, dan minyak nabati non-sawit di dunia, yang juga turut berpengaruh pada Indonesia. Meskipun Indonesia bukan konsumen utama dari gandum dan jagung, namun negara ini masih mengimpor sejumlah besar dari Ukraina.

Sahara mengatakan, salah satu langkah tepat untuk saat ini adalah dengan menjaga ketahanan pangan dari rumah. Sehingga, kata Sahara, kegiatan diskusi bersama petani muda merupakan langkah tepat dan dapat menjadi wadah saling belajar, terutama dalam konteks pemberdayaan petani muda.

“Menjadi petani muda saat ini tidak lagi terbatas pada kerja di sawah berlumpur, karena mereka memiliki akses pasar yang lebih luas dan didukung oleh perkembangan teknologi pertanian,” katanya, Selasa 28 November 2023 di Pusat Pelatihan Petani Bogor.

Berbicara teknologi pertanian, Sahara juga menekankan bahwa pembangunan green house tidak lagi menjadi hal mahal, dan teknik hidroponik juga semakin tersedia.

“Program-program semacam ini harus terus didorong untuk menjangkau petani muda, karena tanpa mereka, sektor pertanian akan kehilangan regenerasi. Saya merasa penting untuk melibatkan generasi muda dalam sektor pertanian mengingat petani-petani yang ada sekarang cenderung menua, kami sebutnya aging farmer, dan jika tidak ada regenerasi, produksi pertanian akan terus menurun,” katanya.

Sementara itu, Susy Djalal, menggarisbawahi esensi adopsi teknologi hidroponik sebagai langkah revolusioner dalam pertanian modern.

"Teknik hidroponik memungkinkan pertumbuhan tanaman tanpa tanah. Ini tak hanya efisien dalam pemanfaatan ruang, tetapi juga mampu menaikkan hasil panen secara signifikan," katanya.

Diskusi tak sekadar membahas teknis pertanian hidroponik, tetapi juga mengupas manfaat dari penggunaan teknologi hidroponik. Menurut Susy, peran teknologi ramah lingkungan serta inklusi masyarakat memiliki peran penting dalam produksi pangan secara mandiri.

"Dengan adopsi hidroponik, kami berharap petani, terutama generasi milenial, turut serta memperkuat ketahanan pangan. Langkah sederhana berkebun di rumah memiliki potensi besar menghadapi tantangan pangan di masa depan. Bahan-bahan untuk hidroponik tidak harus yang mahal, bisa membeli paralon bekas misalnya," kata Susy.

Reza Giri, Inisiator Demfarm.id menyebutkan, selain sebagai platform berbagi pengalaman dan gagasan bagi petani milenial, diskusi ini menjadi momen berharga dalam membangun komunitas yang berfokus pada inovasi dan pembelajaran kolektif.

Aktivitas menanam, kata Reza, tak lagi terpaku pada lahan pertanian konvensional, melainkan bisa dilakukan dari rumah dengan memanfaatkan teknologi modern. Demfarm.id, sebagai inisiator acara, berkomitmen untuk terus mengedukasi dan memberdayakan masyarakat, khususnya generasi milenial, dalam produksi pangan melalui berkebun hidroponik di rumah.

Dengan semangat inovasi dan keberlanjutan, ia berharap kegiatan ini terus menginspirasi generasi muda untuk berperan aktif dalam menjaga ketahanan pangan serta meluaskan pemahaman akan pentingnya solusi pertanian berkelanjutan.

Acara diskusi ini menjadi tonggak penting dalam pergerakan menuju pertanian modern yang adaptif, berkelanjutan, dan inklusif.

“Saya berharap langkah kecil berkebun di rumah menjadi bagian integral dari solusi global mengatasi krisis pangan dari rumah sendiri,” katanya.

Bangga Menjadi Petani Muda

Ahmad Sobari, usianya baru 22 tahun, membangun tiga green house di rumahnya untuk bercocok tanam sayuran. Namun, di tengah prosesnya, ia menemui hambatan dalam pemasaran. Selain fokus pada greenhouse, Ahmad juga menjalankan usaha ternak lele. Namun, tantangan air akibat cuaca yang tidak menentu membuat produksi ikan lele terhenti.

Dengan dukungan dari desa dan warga sekitar, serta bantuan mahasiswa IPB melalui program KKN TP Airmawa, Ahmad berhasil menemukan dorongan baru. Harapannya, program bantuan ini terus berkembang untuk mendukung langkahnya sebagai petani muda yang sukses, karena infrastruktur, sarana, dan prasarana menjadi kebutuhan penting baginya.

Di sisi lain, Rangga 30 tahun, seorang petani muda mengaku senang menjadi petani. Masa produksi dan masa vegetatif tahunan mempengaruhi langkahnya. Namun, kebanggaannya terletak pada kontribusinya meningkatkan pasokan pangan lokal. Untuk tak lagi dipandang sebelah mata, ia berencana membentuk kelompok di sekitarnya, bahkan bercita-cita menjadi ketua perwakilan. Keinginannya mengukir nama sebagai petani muda tidak lekang, sembari terus memastikan kebutuhan konsumen terpenuhi.

Program Makmur untuk Petani Muda

Program Makmur yang dijalankan oleh PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) dan Pupuk Indonesia menjadi upaya intensif dalam mendampingi petani dan pertanian dengan teknologi mutakhir. Melalui program ini, mereka berupaya mengajak generasi muda untuk kembali tertarik pada sektor pertanian sebagai sektor potensial, sambil meningkatkan penggunaan produk non-subsidi.

PKT telah ditugaskan untuk menjalankan Program Makmur di sekitar 60.000 hektar di seluruh Indonesia. Kesejahteraan petani dianggap penting dalam upaya memberikan manfaat yang lebih luas.

Program ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak karena kontribusinya terhadap ketahanan pangan melalui sektor agroindustri yang menjadi fokus perhatian bersama.

Tulisan ini telah tayang di halojatim.com oleh Redaksi pada 29 Nov 2023

Editor: Redaksi Daerah

RELATED NEWS