Optimalkan Pesantren Sebagai Roadmap Ekonomi Syariah
BENGKULU,LyfeBengkulu.com- Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (Hebitren) mendorong pesantren di Provinsi Bengkulu menjadi penggerak ekonomi mandiri dan program berkelanjutan keuangan syariah.
Ketua Hebitren Provinsi Bengkulu, Herliardo mengatakan potensi ekonomi berbasis syariah sangat tinggi dikembangkan mengingat di Bengkulu terdapat seratusan lembaga pesantren yang ditopang oleh potensi keekonomian.
"Dari jumlah yang ada, baru belasan yang sudah berfokus pada pengembangan ekonomi bisnis. Padahal dalam Undang-Undang Pondok Pesantren sudah jelas, selain pendidikan dan syiar agama, pesantren juga dituntut melalui pola pengembangan ekonomi bisnis," terangnya.
Herliardo mengatakan pesantren harus memulai memetakan terkait hasil alam yang dapat dikembangkan menjadi produk usaha.
Ia meminta agar pesantren berpacu dalam merespon modernisasi yang digagas negara. Dalam kontestasi ekonomi, ia menyebut hadirnya komunitas ekonomi pesantren yang mandiri akan menjadi modal sosial dan inspirasi umat agar ekonomi masyarakat lokal tidak kalah dan tergeser oleh asing.
"Pesantren dengan masyarakatnya mempunyai peluang untuk mewujudkan hal tersebut. Dalam hal ini sudah ada bukti bahwa pesantren di Bengkulu mampu mengembangkan budidaya lebah madu, dan ikan air tawar," katanya.
Ketika investasi asing semakin membanjiri daerah, lanjutnya, kolektivitas masyarakat lebih banyak menjadi konsumen, maka itu akan menjadi gejala yang mengkhawatirkan.
"Hadirnya minimart seperti Alfamart dan Indomart yang notabene pemilik modal besar di sudut-sudut pedesaan menjadi bukti semakin tidak berdayanya kekuatan ekonomi kolektif lokal. Tentu ini harus menjadi perhatian," kata dia.
- Gubernur Bengkulu : Batik Besurek Sebagai Fesyen Industri Kreatif
- Garuda Tambah Frekuensi Penerbangan ke Bengkulu
- "Penembang Fest" , Festival Desa Wisata Percontohan di Provinsi Bengkulu Dibuka
Untuk itu, dia mengajak seluruh pesantren di Bengkulu untuk mulai membangun kekuatan ekonomi, sebagai penopang dan sekaligus menjadi motor pemberdayaan ekonomi.
"Pemerintah turut menyediakan dana bergulir yang dialokasikan kepada pesantren agar dapat mengembangkan ekonomi bisnis. Tentu hal ini harus melalui penyusunan peta jalan kemandirian jangka panjang sehingga pesantren menjadi penggerak ekonomi kemasyarakatan," sampainya. (mb)