Pasar Jepang Terbuka Lebar Tampung Komoditas Cangkang Sawit Bengkulu
BENGKULU,LyfeBengkulu.com- Kepala Stasiun Karantina Pertanian Bengkulu menyebutkan cangkang sawit Bengkulu terbuka lebar untuk dapat masuk ke pasar Jepang. Bukhari mengatakan keberadaan produksi cangkang kelapa sawit di Bengkulu yang lebih dari 10 ribu ton setiap bulannya dinilai akan menjadi pesaing Provinsi Riau dan Jambi.
"Jepang merupakan pasar ekspor cangkang sawit terbesar Indonesia. Namun sejauh ini Bengkulu belum ikut mengirim cangkang ke negara tersebut. Mudah-mudahan putus sepakat untuk tahun depan kita bisa memasok kebutuhan energi negara tersebut," kata Bukhari, Kamis (20/10).
Menurut Bukhari, Bengkulu sebenarnya siap memenuhi permintaan cangkang dari Jepang meski prosedurnya sangat ketat.
"Kendalanya yakni cangkang sawit harus benar-benar bersih dan bebas dari campuran kerikil. Jepang berbeda dengan Thailand, mereka tak mau membeli cangkang kelapa sawit sembarangan," kata Bukhari.
Karantina Pertanian memprediksi Jepang akan terus membutuhkan cangkang sawit karena negara ini menargetkan peningkatan energi terbarukannya sekitar 22—24 persen pada tahun 2030.
Di saat yang sama, pemerintah Indonesia sejak awal tahun ini menetapkan pungutan ekspor cangkang kelapa sawit US$ 0/MT alias gratis.
"Hal itu tentu saja menggairahkan ekspor cangkang kelapa sawit, ini bagus untuk bisnis cangkang Bengkulu ke depannya," sebutnya.
Dia meminta eksportir cangkang sigap memanfaatkan momentum dan peluang, terus mencari pasar, dan menjalin kontrak dagang dengan pembeli di luar negeri.
Pihaknya optimis Bengkulu bisa menjadi salah satu daerah yang melakukan ekspor cangkang kelapa sawit ke Jepang. Terlebih sarana dan prasarana pelabuhan telah mencakup pada perluasan ekspor.
"Kami optimis ekspor cangkang sawit ke Jepang bisa terealisasi, tinggal bagaimana eksportirnya apakah siap atau belum," tuturnya.
Hal tersebut diharapkan dapat membawa cangkang kelapa sawit di Bengkulu semakin dikenal di kalangan negara konsumen.
"Saat ini baru Thailand yang memasok cangkang sawit asal Bengkulu, tapi ke depan akan ada Jepang dan negara lainnya di Asia, doakan saja semoga berhasil," tutupnya. (mb)