Prevalensi Stunting di Indonesia Jadi 14 Persen Tahun 2024 Mendatang
JAKARTA, LyfeBengkulu.com- Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4 persen di tahun 2021 menjadi 21,6 persen di 2022. Pemerintah mentargetkan di tahun 2024 prevalensi stunting menjadi 14 persen.
Presiden RI Joko Widodo sempat mengatakan stunting bukan hanya urusan tinggi badan tetapi yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan yang ketiga munculnya penyakit-penyakit kronis.
Untuk mendukung pencapaian prevalensi stunting menjadi 14 persen harus dengan dukungan infrastruktur dan lembaga yang ada. Serta gerakkan untuk memudahkan menyelesaikan persoalan stunting. Dari lingkungan mulai dari air bersih, sanitasi, rumah yang sehat, ini merupakan kerja terintegrasi dan harus terkonsolidasi.
''Jadi target 14% itu bukan target yang sulit hanya kita mau atau tidak mau. Asalkan kita bisa mengonsolidasikan semuanya dan jangan sampai keliru cara pemberian gizi,'' ungkap Jokowi.
- Kejutan bjb Eduprize, Bayar Kuliah dapat Hadiah!
- Kemenag Siapkan Hadiah Rp2,7 M untuk Santri Juara MQKN 2023
- Percepat Transisi Energi Baru Terbarukan, Astra dan PLN Jalin Kolaborasi
Hasil SSGI ini untuk mengukur target stunting di Indonesia. Sebelumnya SSGI diukur 3 tahun sekali sampai 5 tahun sekali. Menkes mengatakan mulai 2021 SSGI dilakukan setiap tahun.
Penurunan stunting ini terjadi di masa pandemi bukan terjadi di masa biasa. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengharapkan di masa yang normal tahun ini penurunan kasus stunting diharapkan bisa lebih tajam lagi sehingga target penurunan stunting di angka 14% di 2024 dapat tercapai.
Secara jumlah yang paling banyak penurunan angka stunting adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Banten.
''Metode survei seperti ini sudah kita lakukan selama 3 tahun, bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Kita akan perbaiki ke depannya kalau bisa by name by address. Kita usahakan ke sana, tapi kita secara bertahap tetap memakai metode pengukuran yang memang sudah sebelumnya dilakukan,'' ungkap Menkes Budi.
- Bengkulu Tuan Rumah Pra PON Binaraga - Fitness, Ika Joni: Bisa Tingkatkan Ekonomi Pada UMKM
- Cycling De Jabar 2023, Momentum bank bjb Dorong Potensi Perekonomian di Jabar Selatan
- Bengkulu Berduka, Mantan Pemain PS Bengkulu Joni Ardi Berpulang
Kalau mau mengejar penurunan stunting hingga 14% artinya mesti turun 3,8% selama 2 tahun berturut-turut. Caranya mesti dikoordinasi oleh BKKBN dan berkolaborasi dengan kementerian dan lembaga lain. (**)