Tiga Perusahaan di Bengkulu Berhenti Beroperasi
BENGKULU,LyfeBengkulu.com- Tiga perusahaan di Provinsi Bengkulu minta pendampingan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Republik Indonesia (RI) usai dihentikan sementara operasionalnya. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT Agromuko, PT Bimas Raya Sawitindo (BRS) dan PT Dua Putra.
Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Bengkulu, Karmawanto menyampaikan, sebelumya ketiga perusahaan tersebut masih beroperasi. Namun karena terjadi beberapa hambatan, berpotensi tidak bisa dilanjutkan operasionalnya.
"Ada tiga perusahaan, dua yang didampingi dan satu lagi mereka minta pendampingan," ungkap Karmawanto.
Dijelaskannya, persoalan yang dihadapi ketiga perusahaan tersebut berbeda-beda. Seperti PT Agromuko terkendala karena tidak bisa mengeluarkan hasil produksinya lantaran adanya pelarangan mengoperasikan pelabuhan khusus karena dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk pelabuhan khusus CPO dibatasi operasinya untuk tahun ini.
"Saat ini kami sedang mengkaji solusi terbaik penyelesaiannya ke KKP. Ini juga butuh pendekatan tersendiri dari pelaku usaha kepada kementerian agar ada pengecualian di tahun 2023," kata Karmawanto.
PT BRS yang berlokasi di Kabupaten Bengkulu Utara karena habis izin Hak Guna Usaha (HGU) sehingga diperlu diperpanjang. Pendampingan BKPM RI perlu dilakukan karena itu memang kewenangan pusat yaitu Kementerian Investasi dalam persoalan izin HGU.
"Nanti kita akan berkomunikasi dengan OPD terkait di Kabupaten Bengkulu Utara dan melakukan zoom meeting bersama DPMPTSP Bengkulu Utara, BKPM dan Kanwil BPN serta Kantah BPN Bengkulu Utara," papar Karmawanto.
- DPR RI Dorong BUMDes Tingkatkan Ekonomi Desa
- Rohidin: Keberadaan Muhammadiyah Berkontribusi Besar di Bumi Rafflesia
- ESG Award: Dukung Bisnis Berkelanjutan, Sarana Menara (TOWR) Raih Predikat Action di TrenAsia ESG Excellence 2022
Sementara itu, untuk PT Dua Saudara di Kabupaten Kaur yang meminta untuk didampingi BKPM terkait kendala pasokan energi listrik yang dibutuhkan untuk perusahaan tambak udang tersebut. Hal ini karena untuk memperlancar arus air di dalam kolam tambak, membutuhkan tegangan listrik yang sangat tinggi dan perusahaan tersebut tidak mampu menghasilkan listrik sendiri.
"PT Dua Putra tambak udang di Kaur, mereka terkendala dengan listrik. Mereka berharap ada tambahan tegangan listrik ke Kabupaten Kaur," pungkas Karmawanto. (mb)