Transformasi Teknologi Augmented Reality pada Pembelajaran Matematika
Oleh: Teddy Alfra Siagian
AUGMENTED Reality (AR) adalah teknologi yang menggabungkan konten digital—baik berupa objek dua dimensi (2D) maupun tiga dimensi (3D)—ke dalam lingkungan nyata secara real-time, sehingga pengguna dapat melihat dan berinteraksi dengan objek maya yang seolah-olah hadir di dunia nyata melalui perangkat seperti smartphone, tablet, komputer, atau kacamata khusus.
Berbeda dengan Virtual Reality (VR) yang sepenuhnya menggantikan dunia nyata dengan simulasi digital, AR justru memperkaya pengalaman pengguna dengan menambahkan elemen digital ke lingkungan fisik yang sebenarnya, tanpa menghilangkan interaksi dengan dunia nyata. Teknologi ini memanfaatkan kamera, sensor, dan perangkat lunak untuk memproyeksikan informasi atau objek digital ke dalam pandangan pengguna, sehingga menciptakan pengalaman yang lebih imersif dan interaktif.
AR telah banyak diterapkan dalam berbagai bidang seperti pendidikan, industri, kesehatan, pemasaran, hingga hiburan. Contoh populer penggunaan AR adalah aplikasi permainan Pokémon GO, yang menampilkan karakter virtual di lingkungan nyata melalui layar ponsel.
Matematika adalah pembelajaran yang mengembangkan pemikiran logis, orientasi analitis, dan kemampuan pemecahan masalah untuk bertahan di abad ke-21. Dengan perkembangan masyarakat modern danbergantung pada data serta teknologi elektronik, literasi numerik menjadi esensial bagi kemajuan pendidikan dan adaptasi terhadap situasi kehidupan nyata yang kompleks. Meskipun penting, matematika sering dianggap siswa sebagai pelajaran yang sulit, objek yang bersifat abstrak, kompleks, atau tidak relevan, menyebabkan menurunnya minat dan motivasi siswa dalam menyelesaikan tantangan pembelajaran.
Untuk mengatasi ini, pendidik dan peneliti mencari metode pedagogis alternatif guna membuat matematika lebih mudah diakses dan menarik. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menunjukkan potensi, khususnya dalam menciptakan lingkungan pembelajaran personal dan interaktif. Salah satu solusi di antaranya, Augmented Reality (AR) muncul sebagai alat andal yang menampilkan konten digital di dunia nyata, meningkatkan interaksi siswa dan membantu memvisualisasikan konsep matematika abstrak secara bermakna.

Lingkungan pembelajaran saat ini berkembang pesat, sehingga pengajaran mutlak diperlukan untuk meningkatkan keterlibatan siswa, pemahaman, dan hasil belajar. Integrasi teknologi di kelas kini menjadi keharusan untuk memfasilitasi pengalaman belajar yang dinamis dan personal . Hasil penelitian membuktikan teknologi Augmented Reality mendukung potensi transformatif teknologi pendidikan dalam menciptakan lingkungan berpusat pada siswa. Augmented Reality (AR) menonjol karena kemampuannya menggabungkan informasi virtual dengan lingkungan nyata, membuat pembelajaran interaktif dan imersif. Riset terkini fokus pada penggunaan AR dalam pendidikan STEM, terutama geometri, di mana visualisasi dan penalaran spasial krusial. Ketersediaan perangkat seluler juga membuat AR layak sebagai solusi edukasi secara massal.
Tantangan dalam Pendidikan Matematika
Matematika, khususnya geometri, menghadapi tantangan pembelajaran berkelanjutan. Metode tradisional meliputi hafalan dan visualisasi statis, kerap gagal menyampaikan konsep abstrak/kompleks. Survei Kemendikbud (2023) menunjukkan 65% siswa menganggap matematika pelajaran tersulit. Materi abstrak seperti bangun ruang membuat siswa menyerah sebelum mencoba. Tantangan inilah yang coba diatasi AR.
Dalam geometri, kurangnya representasi dinamis menghambat pengembangan visualisasi spasial dan pemahaman konseptua. Model pembelajaran pasif juga gagal memotivasi siswa atau mendukung gaya belajar beragam. Metodologi pembelajaran aktif seperti problem-solving dan pembelajaran eksplorasi interaktif menunjukkan hasil lebih baik, tetapi implementasinya sering minim penggunaan teknologi augmentasi.
Augmented Reality sebagai Alat Pembelajaran Aktif
Augmented Reality selaras dengan teori pembelajaran konstruktivis yang menekankan konstruksi pengetahuan kontekstual. Dari perspektif konstruktivis, Augmented Reality memberi pengalaman belajar eksploratif, khususnya saat berinteraksi dengan objek geometri 3 dimensi (3D) . Teknologi Augmented Reality dapat menempatkan masalah matematika dalam konteks nyata. Interaksi siswa pada teknologi Augmented Reality seperti memutar/menggeser objek virtual memicu siswa memiliki kemampuan penalaran spasial. Adapun keberhasilan Augmented Reality bergantung pada desain instruksiona/pembelajaranl, kegunaan, dan interaktivitas. Adapun salah satu penerapan teknologi Augmented Reality pada pembelajaran geometri 3 dimensi memungkinkan siswa memvisualisasikan dan memanipulasi objek 3D, meningkatkan keterlibatan dan eksplorasi konsep matematika. Integrasi Augmented Reality dalam pembelajaran mendukung pengembangan keterampilan abad ke-21 seperti: pemikiran komputasional, kreativitas, dan kemampuan pemecahan masalah.
Augmented Reality (AR) dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika melalui berbagai metode dan aplikasi yang mudah diakses, bahkan dengan perangkat biasa seperti smartphone. Adapun contoh materi pada pembelajaran matematika yang dapat digunakan Augmented Reality adalah: pembelajaran Geometri dengan aktivitas membuat jaring-jaring bangun ruang dan dapat dikonversi ke bentuk 3D melalui bantuan aplikasi GeoGebra AR; pembelajaran Aljabar dengan aktivitas Scan persamaan kuadrat lalu ditampilkan grafik 3D yang bisa dirotasi dengan bantuan aplikasi Photomath; Selanjutnya pembelajaran Kalkulus dengan aktivitas visualisasi integral sebagai luas area di bawah kurva dengan bantuan aplikasi GeoGebra AR; serta pembelajaran Statistika dengan Aktivitas menampilkan diagram 3D yang bisa dibongkar melalui bantuan apliksi JigSpace.
Augmented Reality Membuat Matematika Lebih Konkret dan Menarik
AR menggabungkan dunia nyata dengan elemen virtual, sehingga konsep matematika yang abstrak—seperti barisan, deret, atau geometri—bisa divisualisasikan secara langsung dan interaktif. Dengan melihat dan memanipulasi objek matematika dalam bentuk tiga dimensi, siswa merasa pembelajaran menjadi lebih nyata dan mudah dipahami. Hal ini terbukti meningkatkan antusiasme dan rasa ingin tahu siswa selama proses belajar
Augmented Reality Meningkatkan Keterlibatan dan Kolaborasi
Penggunaan AR dalam pembelajaran matematika mendorong siswa untuk aktif berpartisipasi, baik secara individu maupun kelompok. Siswa lebih suka berdiskusi dan bekerja sama saat memecahkan masalah menggunakan aplikasi AR, yang membuat suasana belajar lebih hidup dan menyenangkan.
Augmented Reality Meningkatkan Kepuasan dan Pengalaman Belajar
Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswa merasa puas dan ingin terus menggunakan AR dalam pembelajaran matematika. Mereka menilai AR membantu memahami materi, memperjelas hubungan antar konsep, dan membuat proses belajar lebih efisien serta menyenangkan. Hal ini tercermin dari tingginya skor kepuasan dan keinginan untuk belajar dengan AR di masa mendatang.
Augmented Reality Membantu Visualisasi dan Pemahaman Konsep yang Sulit
AR sangat efektif untuk membantu siswa yang kesulitan membayangkan objek atau hubungan spasial dalam matematika. Dengan AR, siswa dapat memutar, memperbesar, dan melihat objek dari berbagai sudut, sehingga konsep yang sulit menjadi lebih mudah dipahami. Ini juga membantu mengurangi beban kognitif karena siswa tidak perlu membayangkan sendiri secara abstrak24.
Menghubungkan Matematika dengan Dunia Nyata
AR memungkinkan guru menghadirkan konteks nyata, seperti menggunakan Candi Borobudur untuk memahami barisan dan deret. Ketika siswa melihat langsung aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari, mereka lebih termotivasi karena merasa materi yang dipelajari relevan dan bermanfaat13.
Meningkatkan Rasa Percaya Diri dan Kemandirian Belajar
Siswa merasa lebih percaya diri karena dapat mengeksplorasi dan memeriksa pemahamannya sendiri melalui aplikasi AR. Mereka juga dapat belajar secara mandiri dengan bantuan fitur interaktif yang memudahkan eksplorasi konsep tanpa harus selalu bergantung pada guru.
Singkatnya, AR membuat matematika menjadi pelajaran yang lebih hidup, mudah dipahami, dan menyenangkan. Pengalaman belajar yang imersif dan interaktif inilah yang secara langsung meningkatkan motivasi serta minat belajar matematika siswa. (**)
*) penulis adalah Mahasiswa S3 Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia sekaligus Dosen FKIP Universitas Bengkulu.