Sebelum #KaburAjaDulu, Intip Program Kerja ke Luar Negeri yang Menjanjikan Ini

Redaksi Daerah - Jumat, 21 Februari 2025 11:04 WIB
Ingin Ikut #KaburAjaDulu? Coba Program Kerja ke Luar Negeri Ini

JAKARTA – Belakangan ini, tagar #KaburAjaDulu ramai diperbincangkan di media sosial seperti X dan TikTok. Tagar ini mencerminkan kekecewaan sebagian masyarakat, terutama generasi muda, terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia.

Banyak warganet menggunakan tagar ini untuk mengungkapkan keinginan mereka pindah ke luar negeri, baik untuk melanjutkan pendidikan maupun mencari pekerjaan.

Melalui #KaburAjaDulu, pengguna media sosial saling berbagi informasi tentang lowongan kerja, beasiswa, dan peluang berkarier di luar negeri. Fenomena ini menunjukkan semakin banyak orang yang bercita-cita membangun kehidupan yang lebih baik di luar negeri.

Banyak anak muda kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak meskipun telah menempuh pendidikan tinggi. Rendahnya upah serta meningkatnya kesenjangan sosial semakin mendorong mereka untuk mencari peluang di luar negeri.

Terkait memperoleh kehidupan dengan lebih baik di luar negeri, berikut program kerja ke luar negeri yang bisa kalian pilih bagi kalian yang ingin mengembangkan karier. Mari, simak artikel berikut!

Rekomendasi Program Kerja ke Luar Negeri

1. WHV Australia

Dilansir dari imigrasi.go.id, Working Holiday Visa adalah jenis visa yang dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara bagi warga negara asing (WNA) untuk tinggal sementara di wilayahnya. Visa ini umumnya memberikan kesempatan (yang memberikan WNA kesempatan) untuk bekerja sambil belajar.

Dilansir dari indonesia.embassy.gov.au, Working Holiday Visa hanya tersedia bagi orang-orang berusia 18 hingga 30 tahun dengan pendidikan minimal setingkat perguruan tinggi. Visa ini memungkinkan pemegangnya untuk bepergian dan bekerja di Australia selama 12 bulan.

Selain itu, visa ini juga memberikan kesempatan bagi pemegangnya untuk menambah biaya perjalanan mereka melalui pekerjaan sementara atau kasual.

Jika ingin mengajukan WHV Australia, membutuhkan Surat Dukungan untuk Work and Holiday Visa (SDUWHV) Australia dari pemerintah Indonesia, yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi sebagai salah satu persyaratan utama.

Proses pengajuan SDUWHV Australia dimulai dengan registrasi saat kuota dibuka, kemudian mengisi formulir serta melengkapi dokumen yang diperlukan. Setelah itu, berkas akan melalui tahap verifikasi dan pemeriksaan data oleh Ditjen Imigrasi sebelum SDUWHV diterbitkan.

2. Au Pair

Mungkin di Indonesia Au Pair masih terdengar asing. Program Au Pair adalah kesempatan bagi peserta untuk mengenal bahasa dan budaya negara asing dengan tinggal bersama keluarga asuh dan dituntut menggunakan bahasa Jerman dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta Au Pair diperlakukan layaknya anggota keluarga, dengan hak untuk mengikuti kursus bahasa, menerima uang saku, mendapatkan hari libur sesuai kesepakatan, serta dilengkapi dengan asuransi kesehatan.

Tugas utama peserta mencakup mendampingi anak asuh dalam belajar, bermain bersama mereka, serta membantu pekerjaan rumah ringan.

Program ini ditujukan bagi anak muda berusia 18-26 tahun. Persyaratan pendidikan minimal adalah lulusan SMP atau sederajat, namun lebih diutamakan bagi lulusan SMA.

Perlu diingat, peserta harus terlebih dahulu menemukan calon keluarga asuh serta memahami dan menandatangani kontrak yang berisi ketentuan program sebelum dapat mengajukan visa.

3. Ausbildung Jerman

Ausbildung adalah program belajar lanjutan di Jerman yang menggabungkan teori dan praktik. Program pendidikan lanjutan ini mencakup dua aspek utama, yakni teori dan praktik. Sekitar 70% praktik di perusahaan, sementara 30% sisanya berupa pembelajaran teori di Berufschule. Durasi program ini umumnya berkisar antara 2,5 hingga 3 tahun.

Mereka mendapatkan gaji yang cukup besar, berkisar 1.000 Euro per bulan, tergantung pada perusahaan tempat mereka bekerja. Untuk mengikuti program ini, peserta harus merupakan lulusan SMA/SMK dan memiliki kemampuan bahasa Jerman minimal level B1 atau tingkat menengah.

Program Ausbildung tidak menyediakan kelas bahasa bagi pesertanya. Oleh karena itu, jika berminat untuk mendaftar, kalian perlu belajar bahasa Jerman secara mandiri.

4. Tokutei Ginou Jepang

Tokutei Ginou adalah program baru oleh pemerintah Jepang untuk menerima tenaga kerja asing dari luar negeri. Program ini resmi diberlakukan pada 1 April 2019. Berbeda dengan program sebelumnya, yaitu Kenshuusei atau Jisshuusei, Tokutei Ginou memberikan status tinggal sebagai pekerja, bukan sekadar peserta magang seperti Jisshuusei.

Dilansir dari LPK Nakayoshi Gakuin, pemegang visa Specified Skilled Workers (SSW) dapat bekerja di perusahaan Jepang dengan hak dan kewajiban yang sama dengan pekerja Jepang.

Program ini menawarkan peluang kerja di berbagai sektor, seperti manufaktur, konstruksi, perhotelan, pertanian, keperawatan, kehutanan, industri kayu, pertanian, perikanan, jasa makanan, manufaktur mesin industri dan banyak bidang lainnya.

Program ini dapat diikuti oleh mereka yang berusia minimal 18 tahun dengan kualifikasi pendidikan setidaknya lulusan SMA. Pelamar juga harus melampirkan hasil ujian keterampilan serta sertifikat kemampuan bahasa Jepang.

5. G to G Korea

G to G Korea atau Government to Government adalah program kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan untuk menyalurkan tenaga kerja Indonesia ke Korea Selatan.

Program ini dikelola langsung oleh Badan Perlindungan Pekerja Imigran Indonesia (BP2MI) dan biasanya diselenggarakan setiap tahun. Sektor pekerjaan yang tersedia mencakup manufaktur, pertanian, jasa, perikanan, dan konstruksi.

Untuk mengikuti program ini, pelamar harus berusia antara 18 hingga 39 tahun dengan pendidikan minimal SMP atau sederajat, meskipun lulusan SMA/SMK lebih diutamakan. Selain itu, pelamar wajib lulus ujian kompetensi bahasa Korea EPS-TOPIK dengan skor minimal 80 dari total 200.

6. Pekerja Migran Indonesia

Pekerja Migran Indonesia (PMI) adalah program kerja di luar negeri dalam jangka waktu tertentu yang didasarkan pada perjanjian kerja melalui prosedur penempatan resmi.

Mereka memiliki peran penting, tidak hanya bagi keluarga tetapi juga bagi perekonomian nasional, terutama melalui kontribusi signifikan dari remitansi atau pengiriman uang ke tanah air.

Untuk menjadi pekerja migran, pelamar harus berusia minimal 18 tahun, memiliki kualifikasi pendidikan setidaknya SMA atau sederajat, serta menguasai bahasa asing sesuai dengan negara tujuan.

Mereka memiliki peran krusial, tidak hanya bagi keluarga tetapi juga bagi perekonomian nasional, terutama melalui kontribusi signifikan dari remitansi atau pengiriman uang ke tanah air.

7. G to G Jepang

G to G (Government to Government) Jepang merupakan program penyaluran Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Jepang melalui kerja sama resmi antara pemerintah Indonesia dan Jepang.

Program ini dikelola oleh Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), yang bertanggung jawab atas proses seleksi, pembekalan, serta koordinasi dengan HRD di Jepang untuk menempatkan pekerja Indonesia yang lolos seleksi.

Seleksi dilakukan setiap tahun dengan kebutuhan posisi dan industri yang berbeda-beda. Program ini menawarkan berbagai bidang pekerjaan. Untuk dapat mengikuti program ini, pelamar harus berusia maksimal 35 tahun dengan kualifikasi pendidikan minimal D3, D4, atau S1.

Nah, buat kalian tertarik mengikuti program kerja yang mana?

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 20 Feb 2025

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 21 Feb 2025

Editor: Redaksi Daerah

RELATED NEWS