The Fed Berpotensi Naikkan Suku Bunga Lagi, Rupiah Diprediksi Melemah
JAKARTA,LyfeBengkulu.com - Nilai tukar rupiah (kurs rupiah) berpotensi tertekan pada perdagangan Rabu, 23 Maret 2022, di rentang harga Rp14.360, dengan potensi penguatan ke arah Rp14.300 per dolar AS (Amerika Serikat).
Ariston Tjendra, Analis Keuangan mengungkapkan pelemahan ini dipicu oleh rencana naiknya suku bunga acuan yang agresif pada tahun 2022 ini.
"Yield obligasi pemerintah AS terus naik karena Pasar mengantisipasi kebijakan suku bunga acuan AS tersebut. Yield tenor 10 tahun sudah menembus ke atas 2,4%, tertinggi sejak Mei 2019. Kenaikan yield tersebut biasanya ikut mendorong penguatan dollar AS," kata Ariston pada trenAsia.com pada Rabu, 23 Maret 2022.
- Siapkan Diri Menyambut Bulan Penuh Berkah Bersama Shopee 4.4 Sambut Ramadan Sale
- Harga Emas Antam Turun, Berikut Daftarnya
- realme GT 2 Pro, Smartphone Premium yang Ramah Lingkungan Hadir di Indonesia
Di sisi lain, sentimen positif datang dari pasar terhadap aset beresiko yang mana bursa Asia berhasil dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Kemudian bursa AS dan Eropa berhasil menguat pada perdagangan kemarin, ditengah isu infalsi yang berpotensi menekan aset beresiko, perang Rusia dan Ukraina serta kenaikan suku bunga acuan the Fed.
Lalu, pasar masih melihat potensi pemulihan ekonomi ke depan. Laporan penghasilan perusahaan-perusahaan dilaporkan membaik, melebihi ekspektasi analis. Sentimen positif ini bisa menahan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. (**)