Warna-warni Tradisi Lebaran di Berbagai Wilayah Indonesia

Redaksi Daerah - Rabu, 09 April 2025 13:36 WIB
Inilah Makna dan Tradisi Lebaran di Berbagai Daerah Indonesia

JAKARTA - Lebaran atau Idulfitri merupakan salah satu perayaan yang paling dinanti oleh umat Muslim di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Selain menjadi simbol kemenangan setelah menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh, Lebaran juga mengandung makna yang dalam sebagai momentum untuk mempererat tali silaturahmi, saling memaafkan, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.

Setiap wilayah di Indonesia memiliki cara tersendiri dalam merayakan Lebaran, mencerminkan kekayaan budaya serta kearifan lokal masing-masing daerah. Berikut ini beberapa tradisi Lebaran yang khas dari berbagai penjuru Nusantara.

1. Grebeg Syawal – Yogyakarta

Di Yogyakarta, tradisi Grebeg Syawal digelar di Keraton Yogyakarta sebagai bentuk rasa syukur atas datangnya Idulfitri. Tradisi ini ditandai dengan arak-arakan gunungan yang berisi hasil bumi dan makanan, yang nantinya akan diperebutkan oleh masyarakat karena diyakini membawa berkah.

2. Ketupat Lebaran – Jawa dan Bali

Ketupat tidak hanya menjadi makanan khas Lebaran, tetapi juga memiliki makna filosofi mendalam. Ketupat melambangkan kesucian dan permintaan maaf. Tradisi membuat dan membagikan ketupat ini banyak ditemukan di Jawa dan Bali, sering kali diiringi dengan acara kumpul keluarga besar.

3. Perang Topat – Lombok, Nusa Tenggara Barat

Di Lombok, ada tradisi unik yang disebut Perang Topat, yaitu perang menggunakan ketupat antarwarga sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur. Tradisi ini biasanya dilakukan di Pura Lingsar, tempat ibadah yang digunakan oleh umat Muslim dan Hindu, menunjukkan toleransi antarumat beragama di daerah tersebut.

4. Bakar Gunung Api – Maluku

Di Maluku, masyarakat memiliki tradisi Bakar Gunung Api, yaitu membakar tempurung kelapa di puncak bukit atau tempat tinggi. Tradisi ini melambangkan pembersihan diri dan harapan baru setelah bulan Ramadan.

5. Ngejot – Bali

Meskipun mayoritas masyarakat Bali beragama Hindu, tradisi Ngejot tetap dilakukan oleh umat Muslim di Bali sebagai bentuk berbagi rezeki dengan tetangga. Mereka membagikan makanan khas Lebaran kepada warga sekitar tanpa memandang agama atau suku.

6. Meugang – Aceh

Di Aceh, Meugang adalah tradisi memasak daging dalam jumlah besar dan membagikannya kepada keluarga serta masyarakat sekitar. Tradisi ini menjadi simbol kebersamaan dan kepedulian sosial dalam menyambut Hari Raya.

7. Badantam – Kalimantan Selatan

Di Kalimantan Selatan, masyarakat Banjar memiliki tradisi Badantam, yaitu mandi bersama di sungai sebelum Hari Raya. Tradisi ini melambangkan pensucian diri agar dapat menyambut Idulfitri dalam keadaan bersih, baik lahir maupun batin.

8. Ronjok Sayak – Bengkulu

Di Bengkulu, terdapat tradisi Ronjok Sayak, yaitu membakar batok kelapa di halaman rumah saat malam takbiran. Api yang menyala dianggap sebagai simbol penerangan menuju kehidupan yang lebih baik setelah bulan Ramadan.

9. Sungkeman – Jawa

Sungkeman adalah tradisi khas masyarakat Jawa yang dilakukan saat Lebaran. Anak-anak dan generasi muda akan bersimpuh dan meminta maaf kepada orang tua serta sesepuh sebagai bentuk penghormatan dan ungkapan kasih sayang.

10. Ziarah Kubur – Berbagai Daerah

Ziarah kubur menjadi bagian dari perayaan Lebaran di banyak daerah di Indonesia. Masyarakat mengunjungi makam keluarga untuk mendoakan arwah mereka, membersihkan makam, dan mengenang jasa para leluhur.

Setiap daerah di Indonesia memiliki cara unik dalam merayakan Lebaran, tetapi semuanya memiliki makna yang sama, yaitu kebersamaan, rasa syukur, dan semangat berbagi. Tradisi-tradisi ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya budaya Indonesia dalam menyambut Hari Raya Idulfitri.

Dengan memahami dan menjaga tradisi ini, kita tidak hanya melestarikan budaya tetapi juga mempererat hubungan sosial di tengah masyarakat. Selamat Hari Raya Idulfitri, semoga kita selalu diberkahi dengan kedamaian dan kebahagiaan!

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Ananda Astri Dianka pada 30 Mar 2025

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 09 Apr 2025

Editor: Redaksi Daerah

RELATED NEWS