White Label Product: Strategi Punya Produk Tanpa Pusing Urus Produksi
JAKARTA – Kalau Anda mau punya produk dengan merek sendiri tapi belum memiliki pabrik, model bisnis white label product bisa menjadi jawabannya. White label bukan berarti labelnya berwarna putih, melainkan istilah untuk produk tanpa merek yang bisa diberi logo atau identitas brand oleh pihak yang membelinya.
Dikutip dari Gramedia, perusahaan yang menjual produk atau layanan tersebut tidak mengklaim atau mengaku sebagai pengembangnya, tetapi menyediakannya sebagai produk atau layanan yang dapat ditawarkan oleh perusahaan lain dengan merek mereka sendiri.
Istilah “white label” sendiri pertama kali muncul dalam industri rekaman musik, di mana sebuah rekaman yang dibuat oleh satu perusahaan rekaman (pabrikan) dikeluarkan kembali oleh perusahaan rekaman lain (pemasok grosir) tanpa perubahan apapun, hanya dengan mengganti label atau merek di sampul rekaman. Model ini banyak digunakan oleh pelaku usaha kecil, reseller, hingga startup yang ingin fokus pada branding dan pemasaran tanpa repot memikirkan produksi.
Contohnya, seorang pebisnis bisa membeli sabun, kopi kemasan, atau skincare dari produsen white label, lalu memasarkannya dengan nama dan desain merek miliknya. Produk yang sama bisa dijual oleh banyak brand berbeda, tergantung pada siapa yang membelinya.
- Suara Anak Muda Soal Wacana PPATK Mau Blokir e-Wallet
- Strategi AVEVA Perkuat Transformasi Digital Lewat Kolaborasi dan Kecerdasan Industri
Di dunia digital, white label juga digunakan untuk layanan seperti aplikasi keuangan, sistem kasir (POS), atau e-learning. Perusahaan tinggal beli lisensi software siap pakai, lalu mengubah tampilan sesuai identitas mereka. Produk akhir dari white label kemudian terlihat seolah-olah dibuat oleh pihak yang memesannya. Produk ini dibuat oleh pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab untuk memasarkan dan menjual produk yang sudah diberi label.
Keunggulan white label:
- Tak perlu pabrik atau R&D
- Cepat masuk pasar
- Modal lebih ringan
- Fokus bisa dialihkan ke marketing dan layanan pelanggan
Model ini populer di sektor kosmetik, minuman herbal, kopi, vitamin, suplemen, hingga alat elektronik. Bahkan banyak toko online di marketplace menggunakan white label untuk membangun merek mereka sendiri.
Namun, meski produknya bisa sama, kekuatan brand, kemasan, dan pengalaman pelanggan tetap menjadi penentu utama dalam memenangkan pasar.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Debrinata Rizky pada 08 Aug 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 08 Agt 2025