7 Tips Simpel dan Efektif Mengatur Keuangan ala Orang China
JAKARTA – Salah satu pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari masyarakat Tiongkok adalah bagaimana mereka mengelola keuangan. Pengelolaan keuangan pribadi dan keluarga mereka menjadi landasan dalam berbagai keputusan sehari-hari, mulai dari cara mereka berbelanja hingga pilihan barang yang mereka beli.
Lantas, seperti apa cara orang China mengatur keuangan? Mari simak artikel berikut!
Cara Mengatur Keuangan ala Orang China
Dilansir dari berbagai sumber, berikut cara mengelola keuangan ala orang China yang bisa ditiru:
1. Mengutamakan Gaya Hidup Hemat
Gaya hidup hemat bukanlah propaganda komunis sejak awal. Sebenarnya, konsep ini telah diajarkan selama ribuan tahun.
Dalam teks klasik China, Dao De Jing, disebutkan bahwa tiga harta paling berharga yang dimiliki seseorang adalah cinta, kesederhanaan, dan kemurahan hati. Hemat memang menjadi bagian yang sangat penting dalam budaya China.
- TKA Dinilai Jadi Alat Ukur Objektif Pengganti UN
- ADMR Bagi Dividen Perdana Sejak IPO, Berapa Bagian ADRO?
- 7 Hadits Keutamaan Puasa Arafah, Puasa Sebelum Iduladha
Orang China lebih menekankan frugal living atau gaya hidup hemat untuk menjaga tabungan dan keuangan mereka. Mereka selalu berpikir secara matang sebelum memutuskan membeli sesuatu.
Mereka jarang membeli barang yang mahal jika barang tersebut kurang penting atau tidak terlalu diperlukan. Sikap ini dilakukan supaya mereka terhindar dari kebiasaan boros.
2. Miliki Sumber Penghasilan Tambahan
Orang Tionghoa selalu memastikan memiliki lebih dari satu sumber penghasilan. Mereka percaya bahwa hanya mengandalkan satu sumber pendapatan adalah hal yang berisiko dan berbahaya. Dengan bertambahnya sumber penghasilan, risiko finansial yang dihadapi pun akan semakin berkurang.
Tetap jalani pekerjaan utama kalian, tapi selalu cari peluang untuk mendapatkan penghasilan ekstra, baik lewat kerja lepas (freelance) atau membuka usaha kecil di samping pekerjaan utama. Mulailah dengan membuat daftar kemampuan yang bisa dijual dan cari ide bisnis sampingan secara online saat waktu luang.
3. Makan di Rumah
Makan di rumah menjadi bagian penting dalam budaya Tionghoa, sekaligus cara menghemat uang dan mempererat kebersamaan keluarga. Memasak sendiri memastikan makanan yang disantap segar, sehat, dan sesuai selera, dengan biaya yang biasanya jauh lebih murah dibandingkan makan di luar.
Dalam keluarga Tionghoa, perencanaan makanan dan memasak di rumah sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, sehingga bisa menikmati hidangan tradisional yang kadang sulit atau mahal ditemukan di restoran.
Sisa makanan juga sangat diperhatikan, sering dijadikan bekal untuk makan siang keesokan harinya agar tidak ada yang terbuang.
Meski makan di luar tetap memiliki tempat, terutama saat acara istimewa, kebiasaan makan di rumah lebih sering menghubungkan kita dengan budaya dan keluarga, sekaligus memberikan penghematan dan kenyamanan hidangan rumahan.
4. Menghindari Utang
Di China, fokus utama adalah menabung dengan sikap yang sangat menghindari utang. Meminjam uang sering dianggap berisiko dan tidak bertanggung jawab. Sejak kecil, orang diajarkan untuk hanya menggunakan uang yang sudah mereka peroleh dan simpan.
Pendekatan ini muncul karena sejarah ketidakpastian ekonomi, yang menekankan pentingnya keamanan finansial dan kemandirian.
Hidup tanpa utang menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai tanda pengendalian keuangan dan masa depan yang stabil. Hal ini sangat berbeda dengan budaya di Amerika Utara, di mana utang sering dipandang sebagai alat untuk membangun kekayaan, menunjukkan nilai budaya yang berbeda terkait uang dan keamanan.
5. Cari Diskon atau Harga Terbaik
Di China, tawar-menawar sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Jika kalian berkunjung ke sana, biasanya kalian harus menawar hingga mendapatkan diskon sekitar 50 sampai 75% di toko-toko.
Meski belakangan ini banyak toko mewah yang menerapkan kebijakan “tanpa tawar-menawar,” masih banyak penjual yang bersedia bernegosiasi. Di Amerika, kebiasaan ini mungkin menjadi alasan mengapa orang Tionghoa sering dianggap pelit.
6. Tidak Sembarang Buang Barang
Agar lebih hemat dan menabung, orang China tidak sembarangan membuang barang yang masih layak pakai. Mereka sering menerapkan prinsip 3R, yaitu Mengurangi (Reduce), Menggunakan Kembali (Reuse), dan Mendaur Ulang (Recycle).
Sebelum membuang sesuatu, tanyakan dulu, apakah barang ini masih bisa digunakan kembali? Misalnya, toples kaca bekas bisa dijadikan tempat pensil di meja. Cara ini sangat efektif untuk mengurangi sampah non-biodegradable di rumah sekaligus menghemat pengeluaran untuk pembelian barang baru di masa depan.
7. Ajarkan Anak Tentang Kesehatan Keuangan
Begitu anak-anak mulai cukup besar untuk memahami dunia di sekitar mereka, saatnya mengenalkan konsep tentang uang.
- Gaduh, Kementerian ESDM Tegaskan Tak Ikut Campur Soal Pembatalan Diskon Listrik
- Lee Dong-wook Angkat Bicara Soal Pilpres Korea, Ini Sarannya
- BCA dan Manulife Aset Manajemen Indonesia Kolaborasi Luncurkan Reksa Dana
Mulailah secara bertahap, misalnya jelaskan bahwa barang-barang seperti televisi dan lampu membutuhkan uang, bahwa uang didapatkan dengan bekerja, dan kemudian tekankan pentingnya menabung pribadi.
Kalian juga bisa memberikan hadiah kecil setiap kali mereka menyelesaikan tugas rumah sebagai cara memulai tabungan mereka sendiri. Yang terpenting adalah menyeimbangkan pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan dan santai.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 07 Jun 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 09 Jun 2025