Selasa, 07 Oktober 2025 18:47 WIB
Penulis:Herlina
MEDAN, LyfeBengkulu.com- India memperkuat posisinya di panggung ekonomi global dengan menandatangani Perjanjian Kemitraan Perdagangan dan Ekonomi (Trade and Economic Partnership Agreement/TEPA) bersama empat negara anggota European Free Trade Association (EFTA), yakni Norwegia, Islandia, Swiss, dan Liechtenstein. Perjanjian yang mulai berlaku pada 1 Oktober 2025 ini menandai babak baru dalam hubungan perdagangan India dengan Eropa dan menjadi tonggak bersejarah bagi kebijakan luar negeri ekonomi India. TEPA sebelumnya telah ditandatangani pada 10 Maret 2024 di New Delhi, dan menjadi perjanjian perdagangan bebas pertama India yang mencakup komitmen langsung terhadap investasi dan penciptaan lapangan kerja.
Melalui TEPA, negara-negara EFTA berkomitmen menanamkan investasi sebesar USD 100 miliar di India dalam 15 tahun ke depan. Investasi ini ditargetkan dapat menciptakan 1 juta lapangan kerja langsung, sekaligus memperkuat daya saing India sebagai pusat manufaktur dan inovasi global. Selain komitmen investasi, TEPA juga membuka peluang besar bagi India untuk meningkatkan ekspor jasa di sektor teknologi informasi, layanan bisnis, pendidikan, dan industri kreatif seperti audio-visual. Kesepakatan ini juga mencakup Perjanjian Pengakuan Bersama (Mutual Recognition Agreements/MRA) dalam berbagai profesi seperti keperawatan, akuntansi publik, dan arsitektur, yang akan memudahkan mobilitas tenaga kerja profesional India ke pasar Eropa.
Perjanjian TEPA terdiri atas 14 bab utama yang mencakup akses pasar barang dan jasa, investasi, kekayaan intelektual, pembangunan berkelanjutan, serta promosi kerja sama teknologi dan tenaga kerja. Dalam hal akses pasar, EFTA memberikan pembebasan bea masuk hingga 100 persen untuk produk non-pertanian dan konsesi tarif bagi produk pertanian olahan. India tetap melindungi sektor-sektor sensitif seperti farmasi, alat kesehatan, makanan olahan, susu, batu bara, dan produk pertanian strategis lainnya. Dengan komitmen tersebut, TEPA diharapkan mendorong peningkatan nilai perdagangan dua arah dan memperkuat kolaborasi ekonomi berbasis keberlanjutan.
EFTA sendiri merupakan blok ekonomi penting di Eropa di luar Uni Eropa dan Inggris. Swiss menjadi mitra dagang terbesar India di antara empat negara tersebut, diikuti oleh Norwegia. Melalui TEPA, eksportir India akan memperoleh akses yang lebih baik terhadap bahan baku berkualitas tinggi serta kepastian regulasi yang lebih stabil untuk ekspor ke Eropa. Peningkatan ini diharapkan memperluas pangsa pasar bagi produk-produk unggulan India, termasuk beras, teh, kopi, produk laut, tekstil, kulit, perhiasan, serta produk teknik dan elektronik. Dalam sektor pertanian, India kini mendapat bea impor nol untuk produk seperti kopi, teh, kacang mete, serta makanan olahan bernilai tinggi. Produk-produk teknik seperti mesin listrik, sensor pintar, dan perangkat medis juga diprediksi akan menikmati lonjakan ekspor ke pasar EFTA, terutama Swiss dan Norwegia.
Sektor jasa juga menjadi pilar penting dalam TEPA. India telah menawarkan komitmen di 105 subsektor jasa kepada EFTA, sementara memperoleh akses yang lebih luas di 128 subsektor dari Swiss, 114 dari Norwegia, 110 dari Islandia, dan 107 dari Liechtenstein. Kesepakatan ini memperkuat kerja sama di bidang teknologi informasi, pendidikan, layanan bisnis, serta layanan digital lintas negara. Selain itu, TEPA memberikan kepastian yang lebih besar bagi tenaga profesional India untuk masuk dan bekerja sementara di negara-negara EFTA. Bagi sektor jasa yang menyumbang sekitar 55 persen dari nilai tambah bruto (GVA) India, TEPA menjadi pendorong signifikan untuk memperluas ekspor jasa ke pasar berpendapatan tinggi di Eropa.
Perjanjian ini juga menegaskan komitmen India terhadap pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan inklusif. Bab khusus dalam TEPA menyoroti pentingnya transparansi, efisiensi, serta perlindungan lingkungan hidup. Melalui kolaborasi dalam bidang teknologi, pendidikan vokasional, dan keterampilan, TEPA diperkirakan akan mempercepat penciptaan lapangan kerja berkualitas bagi tenaga kerja muda India dan meningkatkan kolaborasi teknologi di bidang energi terbarukan, rekayasa presisi, serta inovasi digital.
Sebagai bagian dari implementasi TEPA, Pemerintah India telah membentuk EFTA Desk sejak Februari 2025 sebagai mekanisme satu pintu untuk memfasilitasi investasi asing. Desk ini berfungsi mempercepat masuknya modal dari negara-negara EFTA dan mendukung kerja sama di bidang energi bersih, ilmu hayati, manufaktur, serta transformasi digital. Langkah ini sejalan dengan program nasional “Make in India” dan “Atmanirbhar Bharat” (India Mandiri) yang berfokus pada peningkatan kapasitas produksi domestik dan kemandirian industri.
Selain memperluas hubungan dengan Eropa, India juga mendorong kolaborasi ekonomi dengan negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Delegasi bisnis besar dari Confederation of Indian Industries (CII) dijadwalkan berkunjung ke Sumatera Utara pada 13–14 Oktober 2025 untuk menghadiri acara Invest North Sumatra yang diselenggarakan oleh KADIN Sumatera Utara bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Kunjungan tersebut akan membuka peluang kerja sama di berbagai sektor, mulai dari transformasi digital, ketenagalistrikan, dan energi terbarukan, hingga teknologi pertanian, pengelolaan air, serta infrastruktur bandara. India berharap kolaborasi ini dapat memperkuat hubungan dagang dan investasi antara India dan Indonesia dalam kerangka kerja sama kawasan Asia.
Menurut Ravi Shanker Goel, Consul General of India di Medan untuk Pulau Sumatera, TEPA bukan hanya kesepakatan ekonomi semata, tetapi juga simbol kemitraan strategis antara India dan negara-negara Eropa yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan bersama. “Perjanjian ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan ekonomi India. TEPA tidak hanya membuka akses pasar dan lapangan kerja baru, tetapi juga memperkuat posisi India sebagai mitra global yang berkomitmen terhadap perdagangan yang adil dan inklusif,” ujarnya. (**)
Bagikan