Sabtu, 01 April 2023 14:32 WIB
Penulis:Herlina
JAKARTA, LyfeBengkulu.com- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut transformasi menuju perekonomian digital sebagai salah satu sumber pertumbuhan utama bagi ASEAN. Menurut Menkeu, start-up dan ekonomi digital masih terus menjanjikan dan menjadi sektor ekonomi yang sangat penting.
Hal tersebut diungkapkan Menkeu dalam perbincangan secara virtual dengan Bloomberg, di sela-sela rangkaian agenda ASEAN Chairmanship di Nusa Dua, Rabu (29/03).
Pada kesempatan tersebut, Menkeu berbicara mengenai lanskap perekonomian baik di Indonesia maupun ASEAN itu sendiri. Menkeu mengatakan, pada tingkat ASEAN pertumbuhan sedang terjadi dengan baik, utamanya start-up dan juga ekonomi digital.
Salah satu poin yang menjadi pembahasan adalah terkait risiko perbankan di mana banyak pendanaan ditempatkan pada start-up dan ekonomi digital. Menurut Menkeu, penguatan neraca perbankan serta adanya stress-test menjadi hal yang sangat penting dalam menaksir risiko-risiko tersebut.
Menkeu menyebut, pemerintah melalui Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) belajar banyak dari krisis-krisis sebelumnya, mulai krisis 1998 hingga krisis 2008 lalu. Menkeu membahas sejumlah potensi risiko sektor keuangan antara lain berupa kenaikan suku bunga yang tinggi secara mendadak, penguatan dollar, serta non-performing loan (NPL).
"Indonesia dengan pertumbuhan yang kuat 5,3% tahun lalu, kami memprediksi kuartał pertama masih akan tetap kuat. Permintaan dalam negeri, konsumsi, dan investasi masih kuat, sehingga kami optimis NPL tidak akan mengalami peningkatan", ujar Menkeu.
Selain itu, Menkeu juga menjawab pertanyaan mengenai isu dedolarisasi yang sedang hangat dibicarakan. Menkeu mengatakan, Chiang Mai Initiative menjadi jawaban utama bagi negara-negara di kawasan ASEAN. Penggunaan mata uang lokal lintas batas negara juga terus didorong melalui teknologi digital. (**)
Bagikan