Konglomerat
Rabu, 13 November 2024 13:31 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto diketahui telah memulai kunjungan kerja luar negerinya. Kunjung luar negeri perdananya dilakukan pada Jumat, 8 November 2024, dengan mengunjungi beberapa negara untuk mengadakan pertemuan bilateral dan multilateral.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden menyatakan pertemuan tersebut akan membahas berbagai isu penting, mulai dari ekonomi hingga geopolitik global. Dalam kunjungannya, Prabowo membawa beberapa konglomerat ke China.
Hal ini terungkap melalui unggahan akun Instagram Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Arsjad Rasjid, Sabtu, 9 November 2024, yang membagikan momen ketika dirinya mendampingi Presiden.
“Merupakan suatu kehormatan untuk bergabung dengan para pemimpin bisnis Indonesia di Jamuan Kenegaraan, Great Hall of People, Beijing, Republik Rakyat Tiongkok,” tulis @arsjadrasjid dalam unggahannya di Instagram.
“Kami berkomitmen untuk memperdalam kolaborasi di berbagai sektor, termasuk perdagangan dan investasi demi meningkatkan kesejahteraan Indonesia,” sambungnya.
Sejumlah konglomerat Indonesia, seperti Franky Oesman Widjaja, Prajogo Pangestu, Hashim Djojohadikusumo, Boy Thohir, Tomy Winata dan Anindya Bakrie terlihat ikut dalam perjamuan kenegaraan di Beijing.
Berikut gurita bisnis dan kekayaan taipan Indonesia yang ikut Prabowo ke China:
Franky Widjaja adalah putra dari Eka Tjipta Widjaja, konglomerat pendiri Grup Sinar Mas. Berdasarkan laporan Forbes 2023, Keluarga Widjaja memiliki kekayaan sebesar US$10,8 miliar atau sekitar Rp168,48 triliun menurut kurs saat ini. Franky adalah salah satu taipan Indonesia yang turut berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Franky Widjaja juga tercatat sebagai pemegang saham terbesar ke-11 di PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), dengan kepemilikan sebanyak 1,64 miliar saham atau sekitar 0,44% pada tahun 2022.
Kekayaan ini menempatkan Widjaja pada posisi ke-4 dalam daftar orang terkaya di Indonesia tahun lalu. Bisnis keluarga Widjaja mencakup sektor kertas, properti, layanan keuangan, kesehatan, agribisnis, dan telekomunikasi. Franky Widjaja sendiri memimpin perusahaan minyak sawit besar, Golden Agri-Resources.
Kekayaan Prajogo didapat dari Barito Pacific Group yang bergerak di bidang petrokimia, energi, dan infrastruktur. Perusahaan miliknya, seperti PT Chandra Asri Tbk. (TPIA) dan PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), memberikan kontribusi besar pada pendapatannya melalui bisnis petrokimia dan energi terbarukan. Prajogo Pangestu saat ini memiliki kekayaan sekitar US$49,7 miliar atau sekitar Rp775 triliun.
Pada tahun 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70% perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terpadu terbesar di negara ini. Thaioil mengakuisisi 15% saham Chandra Asri pada bulan Juli 2021.
Hashim adalah pemilik Arsari Group, yang memiliki berbagai investasi di sektor perkebunan kelapa sawit, pulp dan kertas, pertambangan, logistik, serta layanan kargo. Selain berbisnis, Hashim juga aktif terlibat dalam kegiatan konservasi lingkungan.
Kelompok Arsari telah membangun pusat rehabilitasi untuk harimau Sumatera yang terancam punah di Sumatera. Adik Prabowo Subianto ini memiliki kekayaan sekitar US$685 juta pada 2020 atau Rp10,69 triliun.
Boy Thohir merupakan CEO dan pemegang saham utama di PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), salah satu eksportir batu bara terbesar. Ia memulai usahanya dengan membeli saham di Allied Indocoal melalui kerja sama dengan perusahaan Australia, kemudian bersama mitra membeli Adaro pada tahun 2005.
Pada tahun 1997, ia mendirikan perusahaan pembiayaan sepeda motor Wahana Ottomitra Multiartha (WOM Finance). Ia masih mendistribusikan sepeda motor Honda.
Ia juga memiliki saham di PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA), perusahaan bahan baku baterai kendaraan listrik yang melakukan IPO senilai US$620 juta pada tahun 2023. Keluarganya juga mengelola bisnis restoran dan memiliki saham di sektor perhotelan.
Menurut laporan Forbes, Boy Thohir memiliki kekayaan sebesar US$3,3 miliar setara dengan Rp51,66 triliun.
Tomy Winata atau Oe Suat Hong adalah seorang pengusaha Indonesia berdarah Tionghoa. Tomy memiliki berbagai bisnis yang menjadi sumber kekayaannya. Setelah membangun perusahaan patungan dengan Sugianto Kusuma atau Aguan dalam Grup Artha Graha, bisnisnya semakin berkembang.
Grup Artha Graha atau Artha Graha Network merambah berbagai industri dan sektor di Indonesia, dengan empat pilar utama bisnisnya yaitu sektor properti, keuangan, agroindustri, dan perhotelan.
Meski tidak banyak informasi tersedia mengenai total kekayaan Tomy Winata, karena sebagian besar perusahaannya tidak terdaftar di Bursa Efek Indonesia, berdasarkan sejumlah sumber, kekayaannya diperkirakan mencapai sekitar US$900 juta.
Dia adalah salah satu pengusaha terkemuka yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk. (INDY), salah satu perusahaan energi terbesar di Indonesia.
Hingga kuartal III/2024, INDY tercatat membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$34,40 juta, mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatatkan laba sebesar US$93,84 juta.
Namanya dikenal tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di tingkat internasional, khususnya di Asia Tenggara, di mana ia menjabat sebagai Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC).
Anindya Bakrie yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia versi munaslub, adalah putra dari Aburizal Bakrie. Anindya tercatat sebagai Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR). Pada tahun 2007, Forbes Asia memperkirakan kekayaan keluarga Bakrie mencapai US$5,4 miliar, menjadikannya orang terkaya di Indonesia pada waktu itu.
Dia adalah penerus Grup Bakrie, yang memiliki 10 perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan total kapitalisasi pasar melebihi US$15 miliar.
Namun, pada 2023, keluarga Bakrie tidak masuk dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia versi Forbes. Bisnis keluarga Bakrie mencakup sektor infrastruktur dan konstruksi, telekomunikasi, media, serta pertambangan batu bara melalui PT Bumi Resources Tbk. (BUMI).
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 12 Nov 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 13 Nov 2024
Bagikan
pertamina
sehari yang lalu