Selasa, 23 Agustus 2022 03:26 WIB
Penulis:Herlina
Editor:Herlina
BENGKULU, LyfeBengkulu.com- Meredanya penyebaran pandemi COVID-19 di wilayah Provinsi Bengkulu berefek pada transaksi jual beli saham yang stagnan dalam beberapa bulan terakhir.
Kepala Bursa Efek Indonesia wilayah Bengkulu, Bayu Saputra Ramadhan mengatakan pengaruh pemulihan ekonomi memberi dampak aksi jual beli saham yang tergabung dalam Bursa Efek Indonesia seakan terhenti.
"Aktivitas jual beli sahamnya tidak seperti di saat masa-masanya PSBB dan PPKM. Pergerakan terakhir di awal tahun 2022 yang meningkat secara signifikan," kata Bayu.
Ia menyebutkan, sejak Maret hingga Juli 2022 pelaku investasi Bursa Efek di daerah berada di rata-rata di angka 41 ribu.
"Di kondisi ekonomi yang tidak menentu saat ini, angka naik turunnya rata-rata berada tidak jauh di 41 ribuan," kata dia.
Bayu mengungkap dasar pemulihan ekonomi berpengaruh pada penjualan saham di Bursa Efek. Dalam situasi pelonggaran pasca PPKM masyarakat dinilai cenderung menjual sahamnya dari pada membeli.
"Ini bisa diperkirakan karena masyarakat tak lagi work from home yang semasa itu banyak masyarakat menyimpan uangnya dengan membeli saham. Jadi bisa saja setelah mulai normal beraktivitas, investor saham beramai-ramai menjual sahamnya," kata Bayu.
Demikian pada situasi perekonomian yang tak jelas saat ini, krisis juga berdampak pada keragu-raguan calon investor untuk membeli saham.
Meski begitu, Bayu menyebut pertumbuhan ekonomi daerah dilihat dari aktivitas jual beli saham cenderung meningkat dan tumbuh. (mb)
Bagikan