5 Hal yang Bikin Kantong Jebol Saat Ekonomi Seret Menurut Warren Buffett
JAKARTA – Kondisi ekonomi saat ini sedang tidak stabil, dan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di berbagai sektor. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola pengeluaran.
Warren Buffett, yang dikenal sebagai “Orakel dari Omaha,” berhasil mengumpulkan kekayaannya lewat strategi investasi yang cerdas dan gaya hidup yang sederhana. Prinsip-prinsip finansialnya tak hanya relevan di dunia bisnis, tetapi juga bisa menjadi pedoman berharga bagi masyarakat kelas menengah yang ingin meraih kestabilan finansial.
Walaupun termasuk dalam jajaran orang terkaya di dunia dengan kekayaan mencapai lebih dari US$140,8 miliar, Buffett tetap menjalani kehidupan yang hemat dan selaras dengan prinsip keuangan yang ia pegang teguh.
- Sederet Kontroversi Megaproyek Meikarta yang Tak Kunjung Usai
- BRI Gaungkan Semangat Kartini Lewat Program BRInita
- Sejarah Pasar Mangga Dua yang Kini Masuk Daftar Hitam AS
Ia menekankan pentingnya hidup di bawah kemampuan, menghindari pengeluaran yang tidak perlu, serta berinvestasi pada diri sendiri dan masa depan.
Dilansir dari New Trader U, berikut barang yang sebaiknya tidak dibeli oleh masyarakat kelas menengah. Yuk, simak!
Pengeluaran yang Harus Dihindari Saat Ekonomi Lagi Sulit
1. Mobil Baru
Salah satu nasihat yang paling sering disampaikan Buffett adalah untuk menghindari membeli mobil baru. Menurutnya, kendaraan adalah aset yang nilainya terus menurun seiring waktu.
Mobil baru bisa mengalami penurunan nilai hingga 20% di tahun pertama, dan mencapai 60% dalam lima tahun pertama. Dalam situasi seperti ini, membeli mobil bekas yang masih dalam kondisi bagus menjadi keputusan yang jauh lebih masuk akal.
“Jangan menabung dari sisa uang setelah berbelanja, tetapi belanjakanlah uang yang tersisa setelah menabung,” jelas Warren Buffett.
2. Aplikasi Premium hingga Layanan Berlangganan
Di era digital saat ini, ada berbagai layanan berlangganan seperti streaming video, musik, atau aplikasi premium lainnya. Namun, tanpa disadari, pengeluaran semacam ini, yang kerap disebut sebagai kebocoran uang diam-diam, dapat berdampak besar pada kesehatan finansial Anda dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, menurut Buffett, berlangganan layanan yang tidak dimanfaatkan secara optimal merupakan kebiasaan yang sebaiknya dihindari. Ini mencakup berbagai jenis langganan lainnya, seperti keanggotaan gym, paket makan, dan layanan serupa yang tidak benar-benar memberikan manfaat maksimal.
Buffett sangat menghargai setiap sen yang ia keluarkan dan tidak menyukai pemborosan, apalagi untuk hal-hal yang tidak benar-benar digunakan. Bahkan ketika menelepon lewat telepon umum dan sambungannya gagal, ia akan memastikan mendapatkan kembali koinnya. Baginya, membayar untuk langganan yang tak terpakai adalah bentuk pemborosan yang harus dihindari.
Yang terpenting adalah mengevaluasi ulang layanan langganan mana yang benar-benar dibutuhkan dan digunakan dengan baik, lalu menghentikan langganan yang tidak memberikan manfaat nyata. “Jika Anda membeli barang yang tidak Anda butuhkan, Anda akan segera harus menjual barang yang Anda butuhkan,” katanya.
3. Rumah Baru
Meski Buffett mengakui pentingnya memiliki rumah sendiri, ia mengingatkan agar tidak terjebak dalam kebiasaan terus-menerus berpindah ke rumah yang lebih besar.
Kebiasaan ini, yang cukup umum di kalangan kelas menengah, dapat membebani keuangan dan menghambat akumulasi kekayaan jangka panjang.
Buffett sendiri memberi contoh nyata dengan tetap tinggal di rumah yang ia beli di Omaha, Nebraska, pada tahun 1958 seharga US$31.500 atau sekitar Rp510,14 juta.
Pendekatannya terhadap kepemilikan rumah menekankan sisi praktis dan hidup sesuai kemampuan. Pindah ke rumah yang lebih besar umumnya akan menyebabkan pembayaran hipotek, pajak properti, serta biaya perawatan dan utilitas yang lebih tinggi.
4. Barang Kualitas Rendah
Pendekatan Buffett dalam berbelanja lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas. Meskipun membeli barang yang lebih murah dan merek yang tidak terkenal mungkin terlihat hemat biaya, Buffett mengingatkan bahwa pendekatan ini sering kali justru lebih mahal dalam jangka panjang.
Nasihatnya adalah untuk berinvestasi pada barang berkualitas tinggi yang lebih awet, baik itu saham maupun produk, mencari penawaran untuk produk yang dibuat dengan baik, dan merawat pembelian agar dapat bertahan lebih lama.
Filosofi ini berlaku untuk segala hal, mulai dari pakaian hingga peralatan rumah tangga. Dengan memilih kualitas daripada kuantitas, Anda bisa mengurangi frekuensi penggantian barang dan menghemat uang seiring waktu.
Pendekatan Buffett di sini adalah tentang memahami biaya nyata dari sebuah barang sepanjang masa pakainya, bukan hanya harga awalnya.
5. Tiket Lotere atau Judi
“Judi dan tiket lotre adalah pajak bagi orang-orang yang tidak memahami matematika,” kata Warren Buffett.
- Rangkaian Skandal KKN di Tubuh KPK
- Profil Ryan Adriandhy, Sosok di Balik Kesukseesan Film Animasi Jumbo
- Melihat Cadangan Emas Indonesia di Tengah Kelangkaan Akibat Lonjakan Harga
Buffett secara konsisten mengkritik perjudian dan tiket lotre. Menurutnya, perjudian merupakan akibat dari kesalahpahaman mengenai probabilitas dan tanda dari keinginan untuk mendapatkan kekayaan secara instan, daripada membangunnya secara bertahap melalui tabungan dan investasi.
Daya tarik menjadi kaya dengan cepat seringkali menggoda mereka yang memiliki pengetahuan keuangan terbatas. Namun, Buffett percaya bahwa uang yang dibelanjakan untuk berjudi bisa lebih baik diinvestasikan dalam aset yang lebih mungkin menghasilkan keuntungan seiring waktu.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 20 Apr 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 24 Apr 2025