Akademisi Unib Siap Dukung Diversifikasi Energi Terbarukan
BENGKULU, LyfeBengkulu.com- Akademisi dari Universitas Bengkulu (Unib) Khairul Amri Rosa mengatakan Indonesia perlu segera melakukan diversifikasi energi untuk mengurangi ketergantungan terhadap harga minyak global.
"Sebetulnya sejak tahun 2008 pemerintah sudah mencanangkan masterplan konversi energi, tidak lagi tergantung pada energi fosil fuel, minyak bumi dan gas," katanya di Bengkulu, Jumat (09/09).
Menurut dia, melalui upaya untuk melakukan diversifikasi energi terbarukan, maka masyarakat lambat laun akan mulai mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM).
"Jadi tidak tergantung pada fluktuasi harga minyak global. Selain itu, ketika BBM habis kita siap dengan energi alternatif yang terbarukan yang sebenarnya sumbernya di Indonesia banyak. Jadi jangan mikir jangka pendek saja, tapi juga jangka menengah dan panjang, dan kemampuan pemerintah bisa melakukan itu," katanya.
Sementara itu, untuk menyikapi kenaikan harga beberapa jenis BBM mulai Sabtu (03/09), ia mengkhawatirkan dampaknya akan berpengaruh terhadap kenaikan inflasi dalam negeri.
Ia menjelaskan sejak awal tahun hingga saat ini angka inflasi terus memperlihatkan kenaikan. Bahkan, pada akhir tahun angka inflasi secara nasional bisa mencapai kisaran 6 persen.
"Itu kalau tanpa ada kenaikan BBM. Kontribusi terbesar dari bahan pangan sekitar 11 persen, kalau ditambah BBM saya khawatir sampai akhir tahun nanti inflasinya tembus dua digit," katanya.
Jika kondisi tersebut terjadi, Dosen Program Studi Teknik Elektro ini memastikan, daya beli masyarakat akan tergerus banyak.
- Senator Minta Korban Jiwasraya di Bengkulu Melapor
- Catatkan Kinerja Cemerlang, BNI Raih 4 Penghargaan Alpha Southeast Asia
- Festival Durian Sambut Kedatangan Maskapai Super Air Jet di Bengkulu
"Belum lagi akumulatif harga BBM terutama solar bersubsidi karena dipakai bahan bakar logistik, tentu akan berpengaruh ke harga komoditas. Dampak paling serius bagaimana dampak inflasi tahunan kita, nanti kalau pemerintah punya target pertumbuhan ekonomi 5,43 persen tapi inflasi dua digit kan sama saja," katanya.
"Intinya tolong kepada pemerintah agar memberikan kami kesempatan dalam mengembangkan potensi energi terbaharukan agar kita siap menghadapi situasi krisis energi sekalipun," demikian Rosa. (mb)