Bisnis Properti Minta Harga Sesuaikan dengan Kenaikan BBM
BENGKULU,LyfeBengkulu.com- Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) memicu kenaikan berbagai macam komoditas salah satunya material bangunan. Naiknya harga material bangunan mendorong pengembang perumahan di Bengkulu meminta kepada pemerintah untuk menaikkan harga rumah subsidi.
Pengembang Perumahan di Kota Bengkulu, Yudi Darmawansyah berharap, agar pemerintah bisa menaikkan harga rumah subsidi karena tingginya harga bahan bangunan, menyusul kenaikan harga BBM sejak 3 September 2022.
"Bisnis penyediaan papan khusus masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sudah berat karena adanya kenaikan harga material secara drastis dalam dua tahun terakhir. Terlebih, dengan adanya kenaikan harga BBM subsidi sehingga dapat dipastikan harga material dan biaya produksi akan semakin tinggi," kata Yudi.
Tidak hanya dirinya, Yudi mengaku, seluruh pelaku usaha properti dari wilayah Sumatera berharap usulan penyesuaian harga jual rumah bersubsidi bisa segera direalisasikan. Hal itu karena sudah tiga tahun rumah subsidi tidak mengalami kenaikan harga. Ditambah lagi, saat ini pemerintah memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Padahal, industri rumah bersubsidi berkontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional, menggerakkan ekonomi rakyat dan menyerap jutaan lapangan pekerjaan," ujar Yudi.
- Proyek Multiyear Pulau Enggano Senilai Rp174 Miliar Mulai Dikebut
- BBM Naik, Penjualan Mobil di Bengkulu Menurun
- Serapan Pupuk Subsidi di Bengkulu Tidak Optimal
Patokan harga rumah subsidi saat ini seperti diketahui ditentukan berdasarkan Keputusan Menteri (Kepmen) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No. 242 Tahun 2020 dengan kisaran Rp150,5 juta hingga Rp219 juta dan tergantung wilayah.
"Untuk penetapannya sendiri ditentukan oleh Kementerian Keuangan. Semoga akan ada gambaran," demikian Yudi. (mb)