Hyperlocal GOTO Lewat Tokopedia Tingkatkan 147 Persen Transaksi UMKM lokal

Herlina - Rabu, 14 Desember 2022 10:22 WIB
Chief of Corporate Affairs GoTo, Nila Marita berbincang dengan para penerima Mitra Juara Gojek 2022 saat acara Penghargaan Mitra Juara Gojek 2022 di Jakarta. Sebagai salah satu bentuk apresiasi kepada para mitra, Gojek kembali menggelar Mitra Juara Gojek (MJG), Senin 12 Desember 2022. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA,LyfeBengkulu.com– Model hyperlocal yang dilakukan Tokopedia diyakini ampuh mendorong peningkatan transaksi segmen bisnis e-Commerce PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) secara signifikan. Program mendekatkan penjual dengan pembeli melalui teknologi geo-tagging itu berjalan efektif di sejumlah kota besar, membantu kenaikan omzet Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) Indonesia.

Hasil riset yang dilakukan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) bersama Tokopedia memperlihatkan bahwa rata-rata indeks penjualan UMKM di kota dengan Hyperlocal Tokopedia meningkat 147% pada 2020-2021 dibandingkan 2017-2019. Dari level indeks 0,059 menjadi 0,146.

Peneliti INDEF, Nailul Huda, menjelaskan Surabaya, Bandung, dan Yogyakarta menjadi tiga kota dengan Hyperlocal Tokopedia yang memiliki indeks penjualan dan indeks omset penjualan paling tinggi. Indeks penjualan UMKM di Surabaya naik 194% dan indeks omset naik 85%. Di Bandung, angkanya sebesar 27% dan 100%. Begitu juga di Yogyakarta sebesar 148% dan 64%.

Hasilnya, secara umum rata-rata indeks penjualan di kota dengan strategi hyperlocal lebih besar 5 kali lipat dibandingkan kota tanpa strategi hyperlocal. Sedangkan indeks omset penjualan di kota dengan Hyperlocal meningkat 67% pada peride 2020-2021 dibandingkan 2017-2019.

”Di sisi lain, riset ini memotret kenaikan persentase pertumbuhan ekonomi yang positif di berbagai kota dengan Hyperlocal Tokopedia yang turut berkontribusi menjaga pertumbuhan dan pemulihan ekonomi di tengah pandemi,” ujar Huda, dalam keterangan resminya.

Dampak secara makronya terlihat dari rata-rata persentase pertumbuhan ekonomi di kota tanpa Hyperlocal tercatat sebesar 1,26% sepanjang 2019-2021. Sebaliknya, di kota dengan Hyperlocal Tokopedia, angkanya lebih tinggi mencapai 2,78%.

”Inisiatif Hyperlocal Tokopedia mampu menahan peningkatan pengangguran agar tidak naik terlalu tajam imbas dari kondisi pandemi Covid-19. Secara statistik, inisiatif Hyperlocal Tokopedia mampu menahan laju peningkatan pengangguran,” Huda menjelaskan.

AVP of Regional Growth Expansion (RGX) Tokopedia, Trian Nugroho, menjelaskan Hyperlocal mengusung teknologi geo-tagging untuk memperluas cakupan transaksi penjual, mempermudah masyarakat menemukan toko terdekat, membuat transaksi lebih efisien karena ongkis kirim lebih hemat, dan peningkatan eksposur UMKM lokal dengan potensi penjualan yang besar.

Seperti diketahui sejak paparan kinerja GoTo kuartal 1 2022, perusahaan teknologi tersebut mengadopsi empat strategi untuk mendorong pertumbuhan bisnisnya, yaitu peningkatan transaksi pengguna antar platform, integrasi layanan jasa keuangan di seluruh ekosistemnya, penyediaan layanan bernilai tambah untuk merchant, mitra, dan konsumen, serta yang terakhir adalah menggunakan strategi hyperlocal dalam logistik untuk melayani pesanan konsumen.

Terpisah, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menilai ekosistem GOTO, termasuk yang direalisasikan Tokopedia melalui inisiatif Hyperlocal membuktikan peran besar Perusahaan terhadap ekonomi digital Indonesia.

”Dan yang terpenting adalah, GOTO mampu menarik berbagai industri lainnya untuk ikut masuk ke dalam ekosistem tersebut dan ini merupakan salah satu poin yang positif bahwa ekosistem GOTO itu memiliki daya tarik dan multiplier effect terhadap ekonomi yang ada saat ini,” ungkapnya, kepada wartawan.

Terlebih ekonomi digital semakin menggeliat dan terus tumbuh. ”Diharapkan akan terus mengalami kenaikkan, dengan target terdekat pada tahun 2025 mendatang, ekonomi digital diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap GDP Indonesia sebesar 10%, dan 18% pada tahun 2030,” lanjut Nico.

Ekosistem GOTO diyakini Nico akan menjadi salah satu pemimpin ekonomi digital Indonesia. Hal ini menjadi salah satu potensi valuasi yang menarik bagi perusahaan di masa mendatang. (ta)

Editor: Herlina
Tags indefBagikan

RELATED NEWS