Langkah-langkah Menggunakan PayLater yang Tidak Merusak Skor Kredit
JAKARTA - Tidak dapat dipungkiri, aplikasi pinjaman dan fitur PayLater memang dapat memberikan berbagai kemudahan termasuk dalam bertransaksi serta berbagai promo menarik. Namun, penting untuk diingat bahwa Anda tetap harus mampu melunasi pinjaman tersebut beserta biaya tambahan lainnya, seperti biaya administrasi, bunga, denda, dan lain-lain. Saat ini, pinjaman PayLater juga sudah tercatat dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK. Artinya, riwayat pembayaran cicilan PayLater dapat memengaruhi riwayat kredit Anda.
Oleh karena itu, setiap utang harus dilunasi tepat waktu dan sesuai jumlah yang telah ditentukan. Jika tidak, bisa saja Anda dianggap memiliki kredit macet, yang tentunya berdampak buruk pada riwayat kredit.
- Bank Mandiri Bagikan Kisah Sukses Transformasi Digital di Gelaran Indonesia - Africa Forum (IAF) 2024
- Inilah Pemicu Utama Bisnis Anda Bangkrut dan Cara Mengatasinya
- 11 Film Indonesia Wajib Ditonton di Bulan September 2024
Pentingnya Memahami Riwayat Kredit
Riwayat kredit atau credit scoring adalah nilai yang diberikan oleh biro kredit kepada seseorang berdasarkan catatan kredit atau pembiayaan yang mereka miliki.
Mengapa riwayat kredit bisa menjadi buruk? Faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah ketidakmampuan dalam membayar cicilan utang secara tepat waktu dan jumlah yang sesuai.
Tepat waktu berarti membayar cicilan sesuai dengan tenggat waktu yang telah disepakati dalam perjanjian pinjaman. Sementara itu, tepat jumlah berarti melunasi cicilan sesuai dengan utang pokok, bunga, dan biaya lainnya yang harus dibayar.
Agar terhindar dari masalah, pastikan Anda berutang sesuai dengan kemampuan keuangan dan memilih waktu pembayaran cicilan setelah menerima gaji. Selain itu, penting juga untuk menyisihkan dana khusus guna melunasi utang sebelum tenggat waktu pembayaran tiba.
Jangan lupa, selalu baca perjanjian pinjaman dengan cermat sebelum menggunakan aplikasi PayLater. Anda dapat melihat kembali tips menggunakan PayLater pada artikel yang telah disediakan sebelumnya.
Utang Produktif vs. Utang Konsumtif: Mana yang Lebih Berisiko?
Apakah utang produktif atau utang konsumtif yang lebih berisiko menyebabkan riwayat kredit buruk? Sebenarnya, hal ini sangat tergantung pada bagaimana kita mengelola utang tersebut. Baik utang produktif maupun konsumtif, jika tidak dikelola dengan baik, keduanya dapat berdampak negatif pada riwayat kredit.
Namun, utang konsumtif biasanya lebih sering terjadi secara impulsif dan cenderung tidak dikelola dengan baik, sehingga berisiko lebih tinggi menyebabkan riwayat kredit yang buruk. Sementara itu, utang produktif umumnya diajukan melalui perencanaan yang lebih matang, sehingga pemanfaatannya cenderung lebih terkelola dengan baik.
Baca Juga: Menelaah Hukum Ekonomi Syariah dalam Praktik PayLater
Pentingnya Menjaga Riwayat Kredit yang Baik
Mengapa kita harus bertanggung jawab atas utang dan menjaga riwayat kredit? Tanggung jawab atas pinjaman dan riwayat kredit mencerminkan karakter pribadi kita.
Tidak hanya memengaruhi kondisi keuangan, tetapi juga dapat berdampak pada aspek kehidupan lainnya, seperti proses lamaran kerja atau pengajuan pinjaman di sektor jasa keuangan.
Riwayat kredit yang buruk menunjukkan karakter yang tidak mampu mengelola uang dengan baik, sehingga dianggap rentan terhadap kecurangan atau fraud, berisiko merusak reputasi perusahaan, atau bahkan mengalami non-performing loan (NPL) atau gagal bayar dalam pinjaman jangka panjang seperti KPR.
Tips Menjaga Riwayat Kredit Agar Tetap Baik
Untuk menjaga riwayat kredit tetap baik, Anda yang memiliki utang bisa mengikuti beberapa tips berikut:
1. Rekapitulasi Utang
Pastikan untuk membuat rekapitulasi utang agar tidak ada yang terlupa atau terlambat dibayar. Ingat, segala jenis utang yang diambil melalui produk keuangan akan tercatat dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK). Catat jumlah utang, tenggat waktu pembayaran, serta bunga dan biaya lain yang harus dibayarkan.
2. Atur Keuangan dengan Bijak
Atur keuangan dengan menambah penghasilan, mengurangi pengeluaran, dan menghindari penambahan utang lain. Usahakan agar total utang tidak melebihi 30% dari total pendapatan, sehingga arus keuangan tetap stabil. Anda juga bisa mempertimbangkan untuk menambah penghasilan atau mengurangi pengeluaran guna memperbaiki kondisi keuangan.
3. Gunakan Dana Darurat
Dalam situasi darurat, Anda bisa mempertimbangkan untuk menjual barang atau mencairkan tabungan guna melunasi utang. Hal ini penting untuk menghindari bunga yang terus bertambah atau status kredit macet.
4. Prioritaskan Pelunasan Utang
Gunakan skala prioritas dalam melunasi utang. Pertimbangkan nominal utang, nilai bunga, dan tenggat waktu pembayaran. Misalnya, lunasi utang dengan nominal terkecil, bunga terbesar, atau tenggat waktu terdekat terlebih dahulu, agar Anda terhindar dari denda dan bunga yang terus bertambah.
Cek Riwayat Kredit Secara Berkala
Setelah semua utang lunas, jangan lupa untuk menyimpan bukti pelunasan dan cek riwayat kredit dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK secara berkala.
Pastikan riwayat kredit Anda sudah pulih dan tidak memiliki status kredit macet. Jika ada kendala terkait status SLIK, Anda dapat mengajukan pengaduan melalui layanan resmi lembaga jasa keuangan yang bersangkutan atau menghubungi Kontak OJK 157 dengan menyiapkan dokumen bukti pelunasan.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat menjaga riwayat kredit tetap baik dan menghindari masalah keuangan di masa depan. Ingat, riwayat kredit yang baik tidak hanya bermanfaat bagi keuangan, tetapi juga dapat membuka lebih banyak peluang dalam berbagai aspek kehidupan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 03 Sep 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 03 Sep 2024