Media Sosial dan Hoaks yang Tumbuh Subur

Herlina - Jumat, 28 Oktober 2022 04:58 WIB
Pengurus Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) wilayah Provinsi Bengkulu Ardilla Vidyaningtyas Utami. (foto : ist/lyfebengkulu)

BENGKULU,LyfeBengkulu.com- Pengurus Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) wilayah Provinsi Bengkulu Ardilla Vidyaningtyas Utami mengatakan jika hoaks sulit dihentikan karena sudah menjadi pola sosial dalam kehidupan masyarakat.

Media sosial yang ada saat ini, kata Ardilla, menjadi wadah untuk menyebarkan konten hoaks. Tak salah jika keduanya tumbuh subur di tengah-tengah masyarakat yang notabene adalah pengguna media sosial baru.

"Seperti tumbuh subur, keduanya diakses oleh kalangan yang memiliki literasi rendah. Tak bisa membedakan yang mana fakta atau hoaks," kata Ardilla.

Ia menyebut masyarakat khususnya pada grup media sosial percakapan dengan mudah dibagikan informasi ke pihak lain. Kebanggaan akan muncul jika bisa menjadi orang yang pertama kali menyebarkan sebuah informasi pada pihak lain karena dianggap mengikuti perkembangan terkini.

"Sayangnya kegemaran berbagi informasi itu tidak disertai dengan memeriksa informasi tersebut benar atau justru salah dan menyesatkan," kata dia.

"Ada apa-apa, langsung ada tautan berita nggak dibuka dan dibaca dulu apalagi diperiksa kebenarannya. Lihat judulnya terpenting, bombastis langsung dibagikan, di share" imbuhnya.

Menurut Ardilla hoaks adakalanya memang diciptakan dan disengaja untuk menarik perhatian masyarakat hanya lewat judul saja, sehingga penting agar masyarakat tidak sekedar membaca judul sebuah informasi.

"Terkadang sifatnya mengecoh. Dari judul orang akan tertarik membuka yang isinya adalah hoaks," ujarnya.

Ia mengatakan aplikasi pesan singkat kini menjadi platform yang paling banyak ditemukan penyebaran berita hoaks mulai dari isu kesehatan, budaya, agama, hingga politik.

Masih masifnya berita hoaks di media sosial dewasa ini menyebabkan keresahan masyarakat. Tak sedikit isu hoaks yang ditanggapi serius mengubah geopolitik menjadi terganggu.

Mafindo menyayangkan keberadaan berita hoaks yang ada di media sosial belum tergerus signifikan seiring tingginya arus informasi.

Ia berharap pemerintah tak berpaku tangan dan tetap melakukan investigasi terhadap isu hoaks yang terus berhembus di media sosial.

"Ini salah satu alasan mengapa kami mendirikan Forum Masyarakat Anti Fitnah, yang salah satunya adalah untuk mengedukasi dan perluasan literasi hoaks di tengah masyarakat digital," demikian Ardilla. (mb)

Editor: Herlina

RELATED NEWS