Mengapa Sulit Naik Kelas Finansial? Ini 7 Penyebab Utamanya

Redaksi Daerah - Kamis, 21 Agustus 2025 13:38 WIB
7 Kesalahan Warga Kelas Menengah yang Bikin Sulit Kaya, Anda Masih Sering Melakukannya?

JAKARTA – Banyak orang bercita-cita meningkatkan kekayaannya, tetapi sering kali tetap terjebak pada level finansial yang sama. Mengapa hal ini bisa terjadi? Penyebabnya tidak selalu soal seberapa besar pendapatan, melainkan bagaimana cara uang tersebut dikelola.

Untuk bisa keluar dari jebakan pola hidup kelas menengah dan melangkah menuju kondisi finansial yang lebih mapan, penting mengenali kesalahan-kesalahan keuangan yang mungkin tanpa sadar dilakukan.

Mulai dari keputusan investasi yang keliru hingga minimnya pemahaman literasi finansial, berbagai faktor dapat memperlambat laju pertumbuhan keuangan Anda.

Kesalahan Keuangan Kelas Menengah yang Tak Bikin Kaya

Dilansir dari Naasdaq, berikut tujuh kesalahan terbesar menurut para ahli keuangan yang membuat banyak orang tetap bertahan di kelas menengah.

1. Menghindari Investasi atau Membuat Pilihan Investasi yang Buruk

“Banyak individu kelas menengah cenderung enggan berinvestasi karena takut risiko, atau justru salah memilih investasi dengan mengikuti tren jangka pendek tanpa riset yang memadai,” jelas Taylor Kovar, CFP, CEO Kovar Wealth Management.

“Langkah awal yang baik adalah membekali diri dengan pengetahuan tentang berbagai instrumen investasi. Lakukan diversifikasi portofolio untuk menyeimbangkan risiko dan potensi keuntungan,” sarannya.

Dia menyarankan untuk mempertimbangkan juga investasi jangka panjang seperti reksa dana saham, yang secara historis mampu memberikan hasil stabil.

“Jika masih ragu, berkonsultasi dengan penasihat keuangan bisa menjadi pilihan bijak,” jelasnya.

2. Terjebak pada Inflasi Gaya Hidup

“Jebakan yang sering terjadi adalah inflasi gaya hidup, ketika pendapatan naik, pengeluaran ikut meningkat dan akhirnya bisa menimbulkan utang besar,” ujar Kovar.

“Biasanya terlihat dari pengeluaran berlebihan untuk rumah, mobil, atau barang mewah lain yang dibiayai lewat pinjaman dan kartu kredit,” sambungnya.

Solusinya, buat anggaran yang mengutamakan tabungan dan pelunasan utang. Tetaplah hidup sesuai atau bahkan di bawah kemampuan, meski penghasilan bertambah. Fokuslah membangun dana darurat dan melunasi utang berbunga tinggi.

Dengan cara ini, kondisi keuangan saat ini lebih aman sekaligus membuka peluang untuk naik ke tingkat yang lebih baik.

3. Gagal Merencanakan Tujuan Keuangan Jangka Panjang

“Banyak orang lalai menyiapkan rencana keuangan jangka panjang, termasuk pensiun, sehingga di masa tua mereka kekurangan dana,” ujar Kovar.

Mulailah menabung dan merencanakan pensiun sedini mungkin. Manfaatkan program pensiun dari perusahaan, terutama jika ada kontribusi tambahan dari pemberi kerja.

Lakukan evaluasi dan penyesuaian secara rutin agar rencana pensiun tetap sesuai dengan tujuan keuangan serta kondisi pasar yang terus berubah.

4. Gagal Mencari Pertumbuhan Pendapatan

“Tidak berusaha meningkatkan penghasilan juga bisa menjadi penghambat,” ujar Jeff Rose, CFP sekaligus pendiri Good Financial Cents.

Banyak orang bertahan di pekerjaan yang sama hanya dengan kenaikan gaji tahunan yang kecil. Padahal, dengan aktif mengejar promosi atau pindah kerja, seseorang bisa meningkatkan pendapatan secara signifikan.

“Data menunjukkan bahwa karyawan yang berganti pekerjaan seringkali mendapatkan kenaikan gaji 10% hingga 20%, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata kenaikan 3% jika tetap di posisi yang sama,” ungkapnya.

5. Tidak Menabung Secara Konsisten

“Saya selalu menyarankan orang untuk menabung sejak dini dan melakukannya secara konsisten untuk masa pensiun,” kata Doug Carey, CFA dari WealthTrace.

“Saya biasanya menunjukkan kepada orang-orang gambaran bagaimana investasi berkembang dari waktu ke waktu agar mereka lebih mudah memahami manfaatnya. Ini membantu mereka mendapatkan gambaran nyata tentang manfaat menabung sejak dini dan sering,” imbuhnya.

6. Hidup di Luar Kemampuan

“Hidup dengan pola belanja berlebihan untuk hal-hal yang tidak penting, menumpuk utang, dan tidak membuat anggaran adalah kesalahan umum,” ujar Carey.

“Saya selalu menyarankan klien untuk hidup sesuai kemampuan dengan cara membuat anggaran, mencatat pengeluaran, serta memangkas biaya yang tidak perlu.”

Lunasi utang berbunga tinggi seperti kartu kredit, lalu fokuslah menabung dan berinvestasi demi masa depan.

7. Kurangnya Edukasi Keuangan

“Banyak orang masih kurang memiliki literasi keuangan dasar, yang akhirnya membuat mereka salah mengambil keputusan finansial dan melewatkan peluang,” jelas Carey.

Menurutnya, masyarakat perlu lebih teredukasi dalam mengelola keuangan pribadi dan mempersiapkan pensiun.

“Kepada klien saya, biasanya saya merekomendasikan buku, kursus, hingga blog seputar keuangan pribadi agar mereka bisa meningkatkan pemahaman,” jelas dia.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 18 Aug 2025

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 21 Agt 2025

Editor: Redaksi Daerah

RELATED NEWS