Penjajakan Masif, Penyertaan Modal Bengkulu Expor Impor Masih Bergulir

Herlina - Senin, 22 Agustus 2022 20:09 WIB
Direktur Utama PT Bengkulu Impor Ekspor (Bimex) Bengkulu, Handiro Efriawan.

BENGKULU, LyfeBengkulu.com- Direktur Utama (Dirut) PT Bengkulu Impor Ekspor (Bimex) Bengkulu, Handiro Efriawan menyampaikan penyertaan modal sebesar Rp2,75 miliar yang dialokasi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bengkulu tahun ini masih bergulir di Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu.

"Untuk tahap pertama penyertaan modal sebesar Rp2,75 miliar sebenarnya tinggal persetujuan dewan. Namun kami masih diminta agar melakukan perencanaan program dan review bisnis plannya,," kata Handiro, Senin (22/08)

Padahal disebut saat ini penjajakan sektor investasi telah masif dilakukan dan belum dapat dieksekusi secara regulasi. Handiro mengaku telah menjajaki tiga sektor investasi yakni pengadaan pupuk, tekstil dan kontruksi bagi calon investor.

"Tahap ini kami telah melakukan penjajakan dan tiga sektor yang telah memberikan pandangan sepakat adalah sektor pupuk, tekstil dan kontruksi," ungkapnya.

Handiro mengungkap penyertaan modal yang tercantum dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2021, dengan totalnya sebesar Rp 11 miliar, disalurkan melalui tiga tahap, dan pada saat pendirian perusahaan menjadi PT sebesar 25 persen dari total.

Handiro menyampaikan tingginya potensi di daerah perlu digarap dalam pengelolaan kerjasama investasi sehingga berimbas pada pendapatan asli daerah. Ia pun mendorong lebih luas integrasi antara calon investor dengan ketersediaan potensi yang ada.

Namun upaya tersebut harus didukung dengan adanya biaya operasional perusahaan yang didapat dari penyertaan modal. Sehingga dirinya berharap agar dapat segera realisasikan.

"Kami meminta agar penyertaan modal ini segera terealisasi mengingat saat ini sudah memasuki tahap aksi. Sehingga progres penjajakan juga dapat segera selesai," demikian Handiro.

Sementara itu Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Jonaidi mengatakan Bimex harus diberikan penyertaan modal dari Pemprov Bengkulu selaku pemegang saham.

Namun sebelum menjadi Perusahaan Terbatas diketahui Perseroda Bimex hanya mendapat Rp 1,15 miliar dari Rp 3,9 miliar nilai aset. Sedangkan Rp 2,75 miliar belum dicairkan atau direalisasikan Pemprov.

Pihaknya pun mengkalim saat ini kendala tersebut justru berada pada catatan setoran modal yang belum diserahkan Pemprov Bengkulu.

"Padahal dalam APBD tahun ini sudah dianggarkan, sehingga kita pertanyakan keseriusan Pemprov, karena setoran modal saja sampai dengan saat ini belum diserahkan ke Bimex," singkat Junaidi. (mb)

Editor: Herlina

RELATED NEWS