Produksi Bawang Merah Kepahiang Capai 1.000 Ton
BENGKULU,LyfeBengkulu.com- Dinas Pertanian Kabupaten Kepahiang mencatat produksi komoditas bawang merah di daerah ini mencapai 1.000 ton dalam setahun. Jumlah tersebut ditanam pada luasan lahan 100 hektare di Desa Sidorejo, Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu.
Bank Indonesia menjadi salah satu tim pembina petani di daerah itu. Teknik penanaman seperti disampaikan Humas Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu Sheikhan melalui metode pengubinan. Ia mengungkap fungsi pengubinan adalah untuk mengetahui Perkiraan potensi hasil dari tanaman tersebut.
Kegiatan pengubinan juga bisa membuka pengetahuan petani tentang prediksi produksi juga menjadi Sarana bagi petugas pengumpul data dan penyuluh dalam membuka wawasan, pola Pikir petani tentang teknologi pertanian.
Kegiatan pengubinan pada komoditi bawang merah dilakukan pada lahan milik Suhadi, di mana lahan tersebut ditanam dengan pola monokultur dan menggunakan sistem total organik dengan integritas MA-11.
Hasilnya, produktivitas dengan 36.000 kg bibit yang ditanam pada lahan basah mampu menghasilkan 19,44 ton bawang merah per hektarenya.
Hal inilah yang kemudian membuat petani di desa lainnya turun bertanam bawang hingga membuat Provinsi Bengkulu dianugerahi penghargaan sebagai Provinsi Lumbung Bawang Merah.
Perintah menilai petani bawang merah di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu berkontribusi dalam menekan inflasi di daerah. Dengan tingkat produksi sekira 1.000 ton dalam 100 hektare pertahun.
Bahkan Kementerian Pertanian (Kementan) juga menyebut Kabupaten Kepahiang menjadi salah satu sentra penghasil bawang merah di Indonesia, khususnya kawasan pulau Sumatera.
"Untuk di Bengkulu itu produsen bawang merah ada di Kabupaten Kepahiang yang salah satunya merupakan binaan Bank Indonesia sebagai Tim Pengendali Inflasi Daerah. Dengan jumlah itu, tentu keberlanjutan budidaya bawang merah di daerah harus terus dijaga," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu, Yenita Syaiful, Jumat (15/9/2022).
Yenita mengungkap peran petani dalam mengembangkan komoditas pertanian yang berbasis pada pengendali nilai inflasi sangat penting sehingga harus terus dibina.
"Pengembangan tanaman hortilkultura ini sangat strategis mengingat sumbangan inflasi Bengkulu bersumber dari komoditas tersebut dan juga cabai," kata Yenita.
Bawang merah lanjutnya, sangat potensial dikembangkan di Kabupaten Kepahiang. Selain harga jual cukup menjanjikan, waktu masa panen juga sangat singkat 2 – 3 bulan.
"Hal itu tentu merupakan keuntungan dari penanaman bawang merah," katanya.
Jadi pihaknya pun mengajak agar kepala daerah dan penyuluh pertanian meningkatkan peran aktif untuk terus membina para petani dan mengahdirkan inovasi agar produksi bawang merah dapat optimal sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
- Disnakeswan Catat 10.310 Ekor Ternak di Bengkulu Positif PMK
- Berikut Penjelasan Sari Roti Terkait Kenaikan Harga
- Kementerian ESDM Bantah Soal Penghapusan Listrik 450 VA
Sementara itu, berdasarkan perhitungan data BPS, Pemprov Bengkulu justru berhasil mengendalikan inflasi yang saat ini berada pada angka 5,6 persen dan berada di bawah angka inflasi nasional.
"Hal inilah yang membawa Bengkulu mendapat predikat baik pengendali inflasi dalam ajang TPID Awards 2022," demikian Yenita. (mb)